Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi mengatakan masa kepemimpinannya di Sumatera Utara akan genap 2 tahun pada 5 September 2020 mendatang. Ia mengaku terus berusaha bekerja untuk memberikan yang terbaik bagi provinsi yang dipimpinnnya ini. "Saya sudah hampir 2 tahun, nanti tanggal 5 September ini saya 2 tahun. Persoalannya bukan hitungan tahunnya, tapi apa yang sudah bisa saya lakukan terhadap ini. Sambil berjalan kita, itu yang harus kita lakukan. Kita ciptakan trust," ucap Edy saat bertemu dengan para jurnalis di rumah dinas Gubsu, Medan, Selasa (30/6). Salah satu hal yang menurut Edy membuatnya ekstra bekerja keras yakni terkait penanggulangan covid-19. Ia memastikan seluruh kinerja mereka untuk mengatasi berbagai dampak covid-19 dilakukan dengan maksimal. Dengan harapan, masyarakat di Sumatera Utara dapat mengatasi masalah ini secara bersama-sama. Ia menolak disebut tertutup dalam mengatasi persoalan ini. "Ada yang saya tanya 'kenapa kok tiap hari kalian jegatin saya?'. 'Itu sih pak kepala dinas bapak tak mau jumpai kami'. Oh, jadi gara-gara kepala dinas ku ini tak mau dijumpai akhirnya aku yang 'babak belur' gitu. Bagaimana kalau aku lari-lari juga nanti. Itu lah lari-larian kita terus, jadi seperti main-main kita semua. Padahal tak pernah," ujarnya. Secara khusus dalam penanganan covid-19 ini kata Edy, ia memberikan perhatian khusus atas kinerja para medis yang terlibat. Menurutnya keberadaan pada medis menjadi bagian terdepan dalam mengatasi persoalan ini. Namun, ia menolak bersikap seperti Walikota Surabaya Tri Rismaharini yang sampai sujud kepada dokter. "Saudara-saudaraku, semua ini. Kadang saya sedih melihatnya, tapi kalau saya kayak Wali Kota Surabaya Risma itu sampai sujud dia sama dokter, lebay juga dia," sebutnya. Ia memilih memberikan penegasan, bahwa seluruh pihak memiliki tugas sesuai dengan keahlian dan fungsi masing-masing. Karena itu ia selalu meminta agar para medis juga bekerja sesuai dengan keahlian dan profesi mereka tersebut. "Republik ini milik kita bersama. Saya katakan 'hei dokter-dokter, kalau kau tak mau ngobati rakyat kita ini, tak bisa kau, tak (saya) gantikan tukang bengkel, tak (saya) suruh ngobati, nggak bisa. Mau tak mau kau yang kerja'," sebutnya. Edy juga menyinggung besarnya anggaran yang sudah mereka gelontorkan untuk menanggulangi persoalan covid-19 yakni sebesar Rp 1,5 triliun yang dibagi dalam tiga tahapan. "Saya tak pernah tutup-tutupi, mana anggaran. Kalau saya buka anggaran ini marah dia ini, 'Pak jangan lah pak'. Ya kenapa rupanya. Ini anggarannya tahap 1. terperinci di sini," pungkasnya.[R]
Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi mengatakan masa kepemimpinannya di Sumatera Utara akan genap 2 tahun pada 5 September 2020 mendatang. Ia mengaku terus berusaha bekerja untuk memberikan yang terbaik bagi provinsi yang dipimpinnnya ini. "Saya sudah hampir 2 tahun, nanti tanggal 5 September ini saya 2 tahun. Persoalannya bukan hitungan tahunnya, tapi apa yang sudah bisa saya lakukan terhadap ini. Sambil berjalan kita, itu yang harus kita lakukan. Kita ciptakan trust," ucap Edy saat bertemu dengan para jurnalis di rumah dinas Gubsu, Medan, Selasa (30/6). Salah satu hal yang menurut Edy membuatnya ekstra bekerja keras yakni terkait penanggulangan covid-19. Ia memastikan seluruh kinerja mereka untuk mengatasi berbagai dampak covid-19 dilakukan dengan maksimal. Dengan harapan, masyarakat di Sumatera Utara dapat mengatasi masalah ini secara bersama-sama. Ia menolak disebut tertutup dalam mengatasi persoalan ini. "Ada yang saya tanya 'kenapa kok tiap hari kalian jegatin saya?'. 'Itu sih pak kepala dinas bapak tak mau jumpai kami'. Oh, jadi gara-gara kepala dinas ku ini tak mau dijumpai akhirnya aku yang 'babak belur' gitu. Bagaimana kalau aku lari-lari juga nanti. Itu lah lari-larian kita terus, jadi seperti main-main kita semua. Padahal tak pernah," ujarnya. Secara khusus dalam penanganan covid-19 ini kata Edy, ia memberikan perhatian khusus atas kinerja para medis yang terlibat. Menurutnya keberadaan pada medis menjadi bagian terdepan dalam mengatasi persoalan ini. Namun, ia menolak bersikap seperti Walikota Surabaya Tri Rismaharini yang sampai sujud kepada dokter. "Saudara-saudaraku, semua ini. Kadang saya sedih melihatnya, tapi kalau saya kayak Wali Kota Surabaya Risma itu sampai sujud dia sama dokter, lebay juga dia," sebutnya. Ia memilih memberikan penegasan, bahwa seluruh pihak memiliki tugas sesuai dengan keahlian dan fungsi masing-masing. Karena itu ia selalu meminta agar para medis juga bekerja sesuai dengan keahlian dan profesi mereka tersebut. "Republik ini milik kita bersama. Saya katakan 'hei dokter-dokter, kalau kau tak mau ngobati rakyat kita ini, tak bisa kau, tak (saya) gantikan tukang bengkel, tak (saya) suruh ngobati, nggak bisa. Mau tak mau kau yang kerja'," sebutnya. Edy juga menyinggung besarnya anggaran yang sudah mereka gelontorkan untuk menanggulangi persoalan covid-19 yakni sebesar Rp 1,5 triliun yang dibagi dalam tiga tahapan. "Saya tak pernah tutup-tutupi, mana anggaran. Kalau saya buka anggaran ini marah dia ini, 'Pak jangan lah pak'. Ya kenapa rupanya. Ini anggarannya tahap 1. terperinci di sini," pungkasnya.© Copyright 2024, All Rights Reserved