Politisi PDI Perjuangan yang juga anggota Komisi X DPR RI dr Sofyan Tan mengingatkan agar persiapan atlet untuk bertarung di ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) 2024 harus sudah dimulai dari sekarang. Hal ini agar para atlet Sumatera Utara selaku tuan rumah pada PON tersebut benar-benar dapat menjadi yang terbaik. Demikian disampaikannya saat membuka Turnamen Tenis Meja Piala Sofyan Tan di GOR Metal, Medan, Sabtu (7/3). "Kita harus sudah mempersiapkan atlet-atlet Sumut dari sekarang, tidak boleh ditunda jika ingin meraih prestasi yang tinggi," katanya. Sofyan Tan menjelaskan, Turnamen Tenis Meja yang digagasnya ini merupakan bagian dari upayanya selaku anggota DPR RI asal Sumatera Utara untuk membangkitkan prestasi atlet khususnya pada Tenis Meja. Selain itu, turnamen ini juga menjadi upaya darinya untuk memastikan bahwa atlet-atlet Tenis Meja tetap ada yang memperhatikan. "Turnamen menjadi hal yang sangat penting bagi atlet. Turnamen ini didukung oleh Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PTMSI) Sumatera Utara yang saat ini kita bersyukur tidak mengalami dualisme kepengurusan. Pada beberapa daerah mengalami dualisme kepengurusan ini akan membuat atletnya yang menjadi korban. Jadi kita juga mengkritik mereka lewat momen ini, bahwa yang harus dikejar itu adalah prestasi atlet, bukan kursi ketua," ujarnya. Hal yang sama disampaikan mantan atlet Tenis Meja Nasional, Lingling Agustin Oly. Menurutnya dualisme yang terjadi pada organisasi induk cabang olahraga akan membuat para atlet menjadi korban. Mantan atlet yang sudah mengecap ajang perhelatan olahraga terbesar Olimpiade ini berharap, masing-masing pihak untuk dapat membuka diri melakukan rekonsiliasi agar prestasi tenis meja Indonesia dapat kembali ditingkatkan. "Kita tidak ingin atlet menjadi korban. Mereka sudah mengorbankan waktu, tenaga dan lainnya, namun pada akhirnya mereka terhambat menorehkan prestasi hanya karena kisruh kepengurusan, ini sangat membuat kita miris," ujarnya. Sementara itu, Wakil Ketua KONI Pusat Yayuk Basuki yang juga hadir pada pembukaan turnamen tersebut mengapresiasi upaya dari pihak Kementerian Pemuda dan Olahraga (kemenpora) yang saat ini menegaskan tidak memberikan bantuan pendanaan bagi cabang-cabang olah raga yang mengalami dualisme kepengurusan. Secara pribadi ia berharap hal ini dapat memberikan pelajaran bagi pengurus cabang olah raga. "Namun tentu ini juga tidak boleh berlama-lama seperti itu. Harus ada upay auntuk segera membuat merekonsiliasi. Kalau tidak bisa disatukan, saya secara pribadi berharap dibekukan saja dan dimunculkan yang baru. Saya kira itu jalan keluar jika tetap tidak bisa direkonsiliasi," pungkasnya. Turnamen Tenis Meja piala Sofyan Tan ini diikuti 321 atlet dari berbagai daerah di Sumatera Utara termasuk atlet dari Aceh dan Surabaya. Turnamen ini sendiri mempertandingkan tiga kelas seperti kelas pelajar, ganda putra gabungan usia 100 tahun plus, dan juga divisi 5 dan 6. Turnamen ini digelar selama dua hari dimana final akan digelar pada Minggu (8/3) besok.[R]
Politisi PDI Perjuangan yang juga anggota Komisi X DPR RI dr Sofyan Tan mengingatkan agar persiapan atlet untuk bertarung di ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) 2024 harus sudah dimulai dari sekarang. Hal ini agar para atlet Sumatera Utara selaku tuan rumah pada PON tersebut benar-benar dapat menjadi yang terbaik. Demikian disampaikannya saat membuka Turnamen Tenis Meja Piala Sofyan Tan di GOR Metal, Medan, Sabtu (7/3). "Kita harus sudah mempersiapkan atlet-atlet Sumut dari sekarang, tidak boleh ditunda jika ingin meraih prestasi yang tinggi," katanya. Sofyan Tan menjelaskan, Turnamen Tenis Meja yang digagasnya ini merupakan bagian dari upayanya selaku anggota DPR RI asal Sumatera Utara untuk membangkitkan prestasi atlet khususnya pada Tenis Meja. Selain itu, turnamen ini juga menjadi upaya darinya untuk memastikan bahwa atlet-atlet Tenis Meja tetap ada yang memperhatikan. "Turnamen menjadi hal yang sangat penting bagi atlet. Turnamen ini didukung oleh Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PTMSI) Sumatera Utara yang saat ini kita bersyukur tidak mengalami dualisme kepengurusan. Pada beberapa daerah mengalami dualisme kepengurusan ini akan membuat atletnya yang menjadi korban. Jadi kita juga mengkritik mereka lewat momen ini, bahwa yang harus dikejar itu adalah prestasi atlet, bukan kursi ketua," ujarnya. Hal yang sama disampaikan mantan atlet Tenis Meja Nasional, Lingling Agustin Oly. Menurutnya dualisme yang terjadi pada organisasi induk cabang olahraga akan membuat para atlet menjadi korban. Mantan atlet yang sudah mengecap ajang perhelatan olahraga terbesar Olimpiade ini berharap, masing-masing pihak untuk dapat membuka diri melakukan rekonsiliasi agar prestasi tenis meja Indonesia dapat kembali ditingkatkan. "Kita tidak ingin atlet menjadi korban. Mereka sudah mengorbankan waktu, tenaga dan lainnya, namun pada akhirnya mereka terhambat menorehkan prestasi hanya karena kisruh kepengurusan, ini sangat membuat kita miris," ujarnya. Sementara itu, Wakil Ketua KONI Pusat Yayuk Basuki yang juga hadir pada pembukaan turnamen tersebut mengapresiasi upaya dari pihak Kementerian Pemuda dan Olahraga (kemenpora) yang saat ini menegaskan tidak memberikan bantuan pendanaan bagi cabang-cabang olah raga yang mengalami dualisme kepengurusan. Secara pribadi ia berharap hal ini dapat memberikan pelajaran bagi pengurus cabang olah raga. "Namun tentu ini juga tidak boleh berlama-lama seperti itu. Harus ada upay auntuk segera membuat merekonsiliasi. Kalau tidak bisa disatukan, saya secara pribadi berharap dibekukan saja dan dimunculkan yang baru. Saya kira itu jalan keluar jika tetap tidak bisa direkonsiliasi," pungkasnya. Turnamen Tenis Meja piala Sofyan Tan ini diikuti 321 atlet dari berbagai daerah di Sumatera Utara termasuk atlet dari Aceh dan Surabaya. Turnamen ini sendiri mempertandingkan tiga kelas seperti kelas pelajar, ganda putra gabungan usia 100 tahun plus, dan juga divisi 5 dan 6. Turnamen ini digelar selama dua hari dimana final akan digelar pada Minggu (8/3) besok.© Copyright 2024, All Rights Reserved