Menurut Swangro, seharusnya Gubernur Sumut tidak perlu emosional dalam menyikapi aksi para mahasiswa tersebut. Toh pada intinya, aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh para mahasiswa menunjukkan betapa mereka sangat memiliki harapan besar terhadap Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi untuk membenahi Danau Toba.
\"Mereka datang ke sana berunjuk rasa karena mereka yakin Gubernur mampu untuk melakukan langkah-langkah terbaik menyelamatkan Danau Toba dari kerusakan. Itu bagian yang harus disikapi Gubernur bahwa mahasiswa masih menganggap Gubernur itu ada,\" ujarnya.
Swangro mengaku sudah mendengar adanya pertemuan antara pengurus GMKI Cabang Medan dengan Gubernur Edy Rahmayadi dan Wakil Gubernur Musa Rajekshah pasca aksi unjuk rasa tersebut. Pertemuan ini digelar pada Kamis (1/7/2019) kemarin. Bahkan ia sudah bertemu dengan pengurus GMKI Cabang Medan terkait isi pertemuan pasca pertemuan tersebut.
\"Hasil dari pengakuan adik-adik mahasiswa itu sungguh mengecewakan, dalam pertemuan tersebut justru mereka mengaku disuruh minta maaf. Sementara, substansi dari aksi unjuk rasa tidak banyak dibahas. Ujung-ujungnya karena tidak minta maaf dilaporkan ke polisi, ini sungguh mengecewakan,\" ungkapnya.
Swangro berharap, Gubernur kembali mengkaji ulang langkah yang ditempuh oleh pihak kantor gubernur terkait kerusakan gerbang tersebut. \"Karena saya khawatir itu akan memunculkan stigma bahwa pak Gubernur bukan pimpinan yang mampu mengayomi masyarakat, khususnya adik-adik mahasiswa,\" pungkasnya.
Diketahui pihak Kantor Gubernur Sumatera Utara melaporkan GMKI atas kerusakan gerbang kantor gubernur saat aksi unjuk rasa yang mereka lakukan pekan lalu. Pengaduan ini dilakukan oleh Kasatpol PP Pemprov Sumut, Suryadi Bahar ke Polrestabes Medan. Suryadi Bahar yang dikonfirmasi ke nomor selulernya hari ini terkait pengaduan tersebut belum memberikan konfirmasi terkait pilihan mereka membawa kasus ini ke jalur hukum." itemprop="description"/>
Menurut Swangro, seharusnya Gubernur Sumut tidak perlu emosional dalam menyikapi aksi para mahasiswa tersebut. Toh pada intinya, aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh para mahasiswa menunjukkan betapa mereka sangat memiliki harapan besar terhadap Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi untuk membenahi Danau Toba.
\"Mereka datang ke sana berunjuk rasa karena mereka yakin Gubernur mampu untuk melakukan langkah-langkah terbaik menyelamatkan Danau Toba dari kerusakan. Itu bagian yang harus disikapi Gubernur bahwa mahasiswa masih menganggap Gubernur itu ada,\" ujarnya.
Swangro mengaku sudah mendengar adanya pertemuan antara pengurus GMKI Cabang Medan dengan Gubernur Edy Rahmayadi dan Wakil Gubernur Musa Rajekshah pasca aksi unjuk rasa tersebut. Pertemuan ini digelar pada Kamis (1/7/2019) kemarin. Bahkan ia sudah bertemu dengan pengurus GMKI Cabang Medan terkait isi pertemuan pasca pertemuan tersebut.
\"Hasil dari pengakuan adik-adik mahasiswa itu sungguh mengecewakan, dalam pertemuan tersebut justru mereka mengaku disuruh minta maaf. Sementara, substansi dari aksi unjuk rasa tidak banyak dibahas. Ujung-ujungnya karena tidak minta maaf dilaporkan ke polisi, ini sungguh mengecewakan,\" ungkapnya.
Swangro berharap, Gubernur kembali mengkaji ulang langkah yang ditempuh oleh pihak kantor gubernur terkait kerusakan gerbang tersebut. \"Karena saya khawatir itu akan memunculkan stigma bahwa pak Gubernur bukan pimpinan yang mampu mengayomi masyarakat, khususnya adik-adik mahasiswa,\" pungkasnya.
Diketahui pihak Kantor Gubernur Sumatera Utara melaporkan GMKI atas kerusakan gerbang kantor gubernur saat aksi unjuk rasa yang mereka lakukan pekan lalu. Pengaduan ini dilakukan oleh Kasatpol PP Pemprov Sumut, Suryadi Bahar ke Polrestabes Medan. Suryadi Bahar yang dikonfirmasi ke nomor selulernya hari ini terkait pengaduan tersebut belum memberikan konfirmasi terkait pilihan mereka membawa kasus ini ke jalur hukum."/>
Menurut Swangro, seharusnya Gubernur Sumut tidak perlu emosional dalam menyikapi aksi para mahasiswa tersebut. Toh pada intinya, aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh para mahasiswa menunjukkan betapa mereka sangat memiliki harapan besar terhadap Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi untuk membenahi Danau Toba.
\"Mereka datang ke sana berunjuk rasa karena mereka yakin Gubernur mampu untuk melakukan langkah-langkah terbaik menyelamatkan Danau Toba dari kerusakan. Itu bagian yang harus disikapi Gubernur bahwa mahasiswa masih menganggap Gubernur itu ada,\" ujarnya.
Swangro mengaku sudah mendengar adanya pertemuan antara pengurus GMKI Cabang Medan dengan Gubernur Edy Rahmayadi dan Wakil Gubernur Musa Rajekshah pasca aksi unjuk rasa tersebut. Pertemuan ini digelar pada Kamis (1/7/2019) kemarin. Bahkan ia sudah bertemu dengan pengurus GMKI Cabang Medan terkait isi pertemuan pasca pertemuan tersebut.
\"Hasil dari pengakuan adik-adik mahasiswa itu sungguh mengecewakan, dalam pertemuan tersebut justru mereka mengaku disuruh minta maaf. Sementara, substansi dari aksi unjuk rasa tidak banyak dibahas. Ujung-ujungnya karena tidak minta maaf dilaporkan ke polisi, ini sungguh mengecewakan,\" ungkapnya.
Swangro berharap, Gubernur kembali mengkaji ulang langkah yang ditempuh oleh pihak kantor gubernur terkait kerusakan gerbang tersebut. \"Karena saya khawatir itu akan memunculkan stigma bahwa pak Gubernur bukan pimpinan yang mampu mengayomi masyarakat, khususnya adik-adik mahasiswa,\" pungkasnya.
Diketahui pihak Kantor Gubernur Sumatera Utara melaporkan GMKI atas kerusakan gerbang kantor gubernur saat aksi unjuk rasa yang mereka lakukan pekan lalu. Pengaduan ini dilakukan oleh Kasatpol PP Pemprov Sumut, Suryadi Bahar ke Polrestabes Medan. Suryadi Bahar yang dikonfirmasi ke nomor selulernya hari ini terkait pengaduan tersebut belum memberikan konfirmasi terkait pilihan mereka membawa kasus ini ke jalur hukum."/>
Mantan Korwil GMKI Sumut-NAD, Swangro Lumbanbatu sangat menyayangkan pelaporan mahasiswa anggota GMKI Cabang Medan oleh pihak Kantor Gubernur Sumatera Utara kepada polisi terkait kerusakan gerbang Kantor Gubernur Sumut pada aksi unjuk rasa GMKI pada Jumat (26/7/2019) lalu. Menurutnya pengaduan tersebut menunjukkan sikap seorang pimpinan yang tidak mampu melihat substansi dari persoalan yang melatarbelakangi aksi unjuk rasa berujung rusaknya gerbang tersebut.
"Reaksi ini tidak bijaksana, karena bukan menindaklanjuti aksi dari adik-adik mahasiswa justru malah fokus mengadukan mahasiswa ke polisi," katanya, Jumat (2/8/2019).
Menurut Swangro, seharusnya Gubernur Sumut tidak perlu emosional dalam menyikapi aksi para mahasiswa tersebut. Toh pada intinya, aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh para mahasiswa menunjukkan betapa mereka sangat memiliki harapan besar terhadap Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi untuk membenahi Danau Toba.
"Mereka datang ke sana berunjuk rasa karena mereka yakin Gubernur mampu untuk melakukan langkah-langkah terbaik menyelamatkan Danau Toba dari kerusakan. Itu bagian yang harus disikapi Gubernur bahwa mahasiswa masih menganggap Gubernur itu ada," ujarnya.
Swangro mengaku sudah mendengar adanya pertemuan antara pengurus GMKI Cabang Medan dengan Gubernur Edy Rahmayadi dan Wakil Gubernur Musa Rajekshah pasca aksi unjuk rasa tersebut. Pertemuan ini digelar pada Kamis (1/7/2019) kemarin. Bahkan ia sudah bertemu dengan pengurus GMKI Cabang Medan terkait isi pertemuan pasca pertemuan tersebut.
"Hasil dari pengakuan adik-adik mahasiswa itu sungguh mengecewakan, dalam pertemuan tersebut justru mereka mengaku disuruh minta maaf. Sementara, substansi dari aksi unjuk rasa tidak banyak dibahas. Ujung-ujungnya karena tidak minta maaf dilaporkan ke polisi, ini sungguh mengecewakan," ungkapnya.
Swangro berharap, Gubernur kembali mengkaji ulang langkah yang ditempuh oleh pihak kantor gubernur terkait kerusakan gerbang tersebut. "Karena saya khawatir itu akan memunculkan stigma bahwa pak Gubernur bukan pimpinan yang mampu mengayomi masyarakat, khususnya adik-adik mahasiswa," pungkasnya.
Diketahui pihak Kantor Gubernur Sumatera Utara melaporkan GMKI atas kerusakan gerbang kantor gubernur saat aksi unjuk rasa yang mereka lakukan pekan lalu. Pengaduan ini dilakukan oleh Kasatpol PP Pemprov Sumut, Suryadi Bahar ke Polrestabes Medan. Suryadi Bahar yang dikonfirmasi ke nomor selulernya hari ini terkait pengaduan tersebut belum memberikan konfirmasi terkait pilihan mereka membawa kasus ini ke jalur hukum.
Mantan Korwil GMKI Sumut-NAD, Swangro Lumbanbatu sangat menyayangkan pelaporan mahasiswa anggota GMKI Cabang Medan oleh pihak Kantor Gubernur Sumatera Utara kepada polisi terkait kerusakan gerbang Kantor Gubernur Sumut pada aksi unjuk rasa GMKI pada Jumat (26/7/2019) lalu. Menurutnya pengaduan tersebut menunjukkan sikap seorang pimpinan yang tidak mampu melihat substansi dari persoalan yang melatarbelakangi aksi unjuk rasa berujung rusaknya gerbang tersebut.
"Reaksi ini tidak bijaksana, karena bukan menindaklanjuti aksi dari adik-adik mahasiswa justru malah fokus mengadukan mahasiswa ke polisi," katanya, Jumat (2/8/2019).
Menurut Swangro, seharusnya Gubernur Sumut tidak perlu emosional dalam menyikapi aksi para mahasiswa tersebut. Toh pada intinya, aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh para mahasiswa menunjukkan betapa mereka sangat memiliki harapan besar terhadap Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi untuk membenahi Danau Toba.
"Mereka datang ke sana berunjuk rasa karena mereka yakin Gubernur mampu untuk melakukan langkah-langkah terbaik menyelamatkan Danau Toba dari kerusakan. Itu bagian yang harus disikapi Gubernur bahwa mahasiswa masih menganggap Gubernur itu ada," ujarnya.
Swangro mengaku sudah mendengar adanya pertemuan antara pengurus GMKI Cabang Medan dengan Gubernur Edy Rahmayadi dan Wakil Gubernur Musa Rajekshah pasca aksi unjuk rasa tersebut. Pertemuan ini digelar pada Kamis (1/7/2019) kemarin. Bahkan ia sudah bertemu dengan pengurus GMKI Cabang Medan terkait isi pertemuan pasca pertemuan tersebut.
"Hasil dari pengakuan adik-adik mahasiswa itu sungguh mengecewakan, dalam pertemuan tersebut justru mereka mengaku disuruh minta maaf. Sementara, substansi dari aksi unjuk rasa tidak banyak dibahas. Ujung-ujungnya karena tidak minta maaf dilaporkan ke polisi, ini sungguh mengecewakan," ungkapnya.
Swangro berharap, Gubernur kembali mengkaji ulang langkah yang ditempuh oleh pihak kantor gubernur terkait kerusakan gerbang tersebut. "Karena saya khawatir itu akan memunculkan stigma bahwa pak Gubernur bukan pimpinan yang mampu mengayomi masyarakat, khususnya adik-adik mahasiswa," pungkasnya.
Diketahui pihak Kantor Gubernur Sumatera Utara melaporkan GMKI atas kerusakan gerbang kantor gubernur saat aksi unjuk rasa yang mereka lakukan pekan lalu. Pengaduan ini dilakukan oleh Kasatpol PP Pemprov Sumut, Suryadi Bahar ke Polrestabes Medan. Suryadi Bahar yang dikonfirmasi ke nomor selulernya hari ini terkait pengaduan tersebut belum memberikan konfirmasi terkait pilihan mereka membawa kasus ini ke jalur hukum.