\"Misal seperti ini, bagi anak muda saat mereka terlibat dalam gerakan penolakan rumah ibadah, itu menarik bagi mereka. Ya contoh besarnya kalau misal mereka mau melakukan bom bunuh diri,\" kata Tedi dilansir Kantor Berita RMOLJateng, Senin (18/11).
Terdapat beberapa alasan mengapa anak muda saat ini lebih muda terpapar radikalisme. Pertama, katanya, adanya semangat perlawanan terhadap penindasan.
Kemudian adanya keinginan untuk dapat eksis dalam sebuah lingkungan sosial. \"Ada juga soal semangat belajar agama. Namun tidak secara mendalam,\" tegasnya.
Oleh karenanya, para pemuda diimbau dapat belajar agama secara mendalam. Dia juga mengingatkan bahwa tidak semua kegiatan keagaman selalu berkaitan dengan agama.
\"Banyak agenda dan kepentingan yang saat ini sudah masuk dalam agenda keagamaan. Ini yang harus diteliti agar anak muda tidak mudah terseret ke dalam radikalisme,\" tuturnya.
Sementara itu, koordinator acara, Boas Panggabean mengatakan, kegiatan ini dilaksanakan untuk memberikan pemahaman kepada umat beragama minoritas agar tidak mudah tersulut amarah pada aksi persekusi yang marak terjadi.
\"Kita harus mengubah diri. Kita harus menjadi agen dalam merawat kebhinekaan ini. Kita tidak bisa melakukan pembalasan karena itu akan jadi sama saja,\" tegas Boas.[R]
" itemprop="description"/>\"Misal seperti ini, bagi anak muda saat mereka terlibat dalam gerakan penolakan rumah ibadah, itu menarik bagi mereka. Ya contoh besarnya kalau misal mereka mau melakukan bom bunuh diri,\" kata Tedi dilansir Kantor Berita RMOLJateng, Senin (18/11).
Terdapat beberapa alasan mengapa anak muda saat ini lebih muda terpapar radikalisme. Pertama, katanya, adanya semangat perlawanan terhadap penindasan.
Kemudian adanya keinginan untuk dapat eksis dalam sebuah lingkungan sosial. \"Ada juga soal semangat belajar agama. Namun tidak secara mendalam,\" tegasnya.
Oleh karenanya, para pemuda diimbau dapat belajar agama secara mendalam. Dia juga mengingatkan bahwa tidak semua kegiatan keagaman selalu berkaitan dengan agama.
\"Banyak agenda dan kepentingan yang saat ini sudah masuk dalam agenda keagamaan. Ini yang harus diteliti agar anak muda tidak mudah terseret ke dalam radikalisme,\" tuturnya.
Sementara itu, koordinator acara, Boas Panggabean mengatakan, kegiatan ini dilaksanakan untuk memberikan pemahaman kepada umat beragama minoritas agar tidak mudah tersulut amarah pada aksi persekusi yang marak terjadi.
\"Kita harus mengubah diri. Kita harus menjadi agen dalam merawat kebhinekaan ini. Kita tidak bisa melakukan pembalasan karena itu akan jadi sama saja,\" tegas Boas.[R]
"/>\"Misal seperti ini, bagi anak muda saat mereka terlibat dalam gerakan penolakan rumah ibadah, itu menarik bagi mereka. Ya contoh besarnya kalau misal mereka mau melakukan bom bunuh diri,\" kata Tedi dilansir Kantor Berita RMOLJateng, Senin (18/11).
Terdapat beberapa alasan mengapa anak muda saat ini lebih muda terpapar radikalisme. Pertama, katanya, adanya semangat perlawanan terhadap penindasan.
Kemudian adanya keinginan untuk dapat eksis dalam sebuah lingkungan sosial. \"Ada juga soal semangat belajar agama. Namun tidak secara mendalam,\" tegasnya.
Oleh karenanya, para pemuda diimbau dapat belajar agama secara mendalam. Dia juga mengingatkan bahwa tidak semua kegiatan keagaman selalu berkaitan dengan agama.
\"Banyak agenda dan kepentingan yang saat ini sudah masuk dalam agenda keagamaan. Ini yang harus diteliti agar anak muda tidak mudah terseret ke dalam radikalisme,\" tuturnya.
Sementara itu, koordinator acara, Boas Panggabean mengatakan, kegiatan ini dilaksanakan untuk memberikan pemahaman kepada umat beragama minoritas agar tidak mudah tersulut amarah pada aksi persekusi yang marak terjadi.
\"Kita harus mengubah diri. Kita harus menjadi agen dalam merawat kebhinekaan ini. Kita tidak bisa melakukan pembalasan karena itu akan jadi sama saja,\" tegas Boas.[R]
"/>