dengan stakeholder terkait dengan sektor kesehatan,\" kata Representative PKPA, Teuku Satria Mahmud melalui rilisnya, Sabtu (13/4/2019).
Ia menjelaskan pelatihan pengurangan risiko bencana ini menjadi bagian penting yang harus dipahami oleh seluruh anggota TSBG. Pengetahuan yang diberikan mulai dari managemen camp pengungsian dan juga tentang koordinasi membangun sinergitas dengan stakeholder lain tentang kesehatan. Dengan demikian anggota TSBG dapat memahami apa yang harus dilakukan dalam situasi bencana.
\"Ini sebagai landasan awal untuk mennguatkan TSBG dalam menghadapi kondisi darurat (Emergency) di gampong Lancang Paru sehingga manajemen pos pengungsi akan berjalan dengan baik dan terstruktur berdasarkan aturan yang berlaku dalam penanganan resiko bencana di Indonesia, selain dari itu akan terbangun sinergisitas dengan Stakeholder dengan seluruh desa yang ada disekitar,\" pungkasnya.
Pelatihan ini dilakukan selama 4 hari mulai Snein 8 April hingga Kamis 11 April 2019 lalu. Kegiatan ini diikuti sekitar 30 anggota TSBG ditambah 3 orang perwakilan dari kader kesehatan desa dan 2 orang perwakilan dari desa-desa disekitar desa Lancang Paru, Kecamatan Bandar Baru Kabupaten Pidie Jaya." itemprop="description"/>
dengan stakeholder terkait dengan sektor kesehatan,\" kata Representative PKPA, Teuku Satria Mahmud melalui rilisnya, Sabtu (13/4/2019).
Ia menjelaskan pelatihan pengurangan risiko bencana ini menjadi bagian penting yang harus dipahami oleh seluruh anggota TSBG. Pengetahuan yang diberikan mulai dari managemen camp pengungsian dan juga tentang koordinasi membangun sinergitas dengan stakeholder lain tentang kesehatan. Dengan demikian anggota TSBG dapat memahami apa yang harus dilakukan dalam situasi bencana.
\"Ini sebagai landasan awal untuk mennguatkan TSBG dalam menghadapi kondisi darurat (Emergency) di gampong Lancang Paru sehingga manajemen pos pengungsi akan berjalan dengan baik dan terstruktur berdasarkan aturan yang berlaku dalam penanganan resiko bencana di Indonesia, selain dari itu akan terbangun sinergisitas dengan Stakeholder dengan seluruh desa yang ada disekitar,\" pungkasnya.
Pelatihan ini dilakukan selama 4 hari mulai Snein 8 April hingga Kamis 11 April 2019 lalu. Kegiatan ini diikuti sekitar 30 anggota TSBG ditambah 3 orang perwakilan dari kader kesehatan desa dan 2 orang perwakilan dari desa-desa disekitar desa Lancang Paru, Kecamatan Bandar Baru Kabupaten Pidie Jaya."/>
dengan stakeholder terkait dengan sektor kesehatan,\" kata Representative PKPA, Teuku Satria Mahmud melalui rilisnya, Sabtu (13/4/2019).
Ia menjelaskan pelatihan pengurangan risiko bencana ini menjadi bagian penting yang harus dipahami oleh seluruh anggota TSBG. Pengetahuan yang diberikan mulai dari managemen camp pengungsian dan juga tentang koordinasi membangun sinergitas dengan stakeholder lain tentang kesehatan. Dengan demikian anggota TSBG dapat memahami apa yang harus dilakukan dalam situasi bencana.
\"Ini sebagai landasan awal untuk mennguatkan TSBG dalam menghadapi kondisi darurat (Emergency) di gampong Lancang Paru sehingga manajemen pos pengungsi akan berjalan dengan baik dan terstruktur berdasarkan aturan yang berlaku dalam penanganan resiko bencana di Indonesia, selain dari itu akan terbangun sinergisitas dengan Stakeholder dengan seluruh desa yang ada disekitar,\" pungkasnya.
Pelatihan ini dilakukan selama 4 hari mulai Snein 8 April hingga Kamis 11 April 2019 lalu. Kegiatan ini diikuti sekitar 30 anggota TSBG ditambah 3 orang perwakilan dari kader kesehatan desa dan 2 orang perwakilan dari desa-desa disekitar desa Lancang Paru, Kecamatan Bandar Baru Kabupaten Pidie Jaya."/>