Ia menjelaskan kegiatan digagas Rumah Musik Suarasama dengan merangkul berbagai komunitas di Kota Balige dan masyarakat Kecamatan Tampahan Tobasa. Tujuannya tidak berbeda yakni tetap untuk memperkenalkan dan mempromosikan destinasi wisata Danau Toba hingga ke mancanegara. Beberapa kelompok musisi bergenre world music yang sudah tidak asing lagi di Indonesia siap mewarnai konser ini yakni SuaraSama besutan Irwansyah Harahap, Kua Etnika besutan Jaduk Ferianto, serta Mataniari (Toba Roots Music) feat Si Raja Seruling†Marsius Sitohang.
Peserta dari luar negeri pun tak kalah hebatnya. Ada FieldPlayers (Malaysia), Jade School Guzheng Ensemble feat Prof Xiaoxin Xiao (Cina), serta Daniel Milan Cabrera-Deva Baumbach (Mexico). Lebih asik lagi perhelatan kali ini pun menggandeng berbagai civitas akademika. Mulai dari Community Creative (UNP Padang), Communal Primitive (USU Medan), Ensamble Musik Universitas HKBP Nomensen Medan, Ensambel Gendang Kampung (Unimed Medan), dan beberapa talent lokal lainnya.
\"TCWMF merupakan perpaduan alam yang indah, musik yang bergelora dan kehangatan interaksi antara musisi dan penonton. Ini membuat pagelaran ini selalu ditunggu dan dipadati penikmat musik setiap tahunnya,\" ucap Rizki.
Asdep Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional I Kemenpar Dessy Ruhati pun ikut mengamini. TCWMF menyajikan perpaduan musik komposisi etnik, modern dan kontemporer yang memukau. Nuansa ini akan semakin lengkap dengan keindahan landscape Danau Toba yang mempesona.
\"Sudah pasti akan menjadi sajiana yang luar biasa. TCWMF akan menjadi sajian yang memanjakan seluruh wisatawan yang datang. Jadi jangan sampai terlewatkan,\" ungkapnya.
Terpisah, Direktur Festival TCWMF, Irwansyah Harahap mengatakan, pihaknya secara serius mempersiakan segala sesuatunya. Baik itu teknis maupun nonteknis, semuanya benar-benar dipersiapkan secara matang.
\"Tak mudah memang, namun dengan keterlibatan berbagai pihak termasuk Kemenpar, membuat kita menjadi lebih optimis. Yang pasti ini akan menjadi pertunjukan world music yang memukau,\" katanya.
Menteri Pariwisata Arief Yahya juga ikut angkat suara. Dirinya sangat mengapresiasi upaya berbagai pihak menghadirkan atraksi berkelas di Danau Toba. Karena dengan itu diyakini Danau Toba akan semakin mendunia.
\"Konsepnya selalu sama 3A. Aksesnya baik, amenitasnya baik lalu didukung dengan atraksi yang berstandar global untuk mengundang wisatawan datang. Kalau soal alam, saya sudah tidak ragu lagi. Keindahan Danau Toba sudah diakui dunia. Aksesnya ada Bandara Silangit yang bertaraf Internasional. Amenitasnya sudah sangat baik. Atraksi berkelas dunia ini yang harus terus digelar di Danau Toba seperti TCWMF ini,\" papar Menpar Arief." itemprop="description"/>
Ia menjelaskan kegiatan digagas Rumah Musik Suarasama dengan merangkul berbagai komunitas di Kota Balige dan masyarakat Kecamatan Tampahan Tobasa. Tujuannya tidak berbeda yakni tetap untuk memperkenalkan dan mempromosikan destinasi wisata Danau Toba hingga ke mancanegara. Beberapa kelompok musisi bergenre world music yang sudah tidak asing lagi di Indonesia siap mewarnai konser ini yakni SuaraSama besutan Irwansyah Harahap, Kua Etnika besutan Jaduk Ferianto, serta Mataniari (Toba Roots Music) feat Si Raja Seruling†Marsius Sitohang.
Peserta dari luar negeri pun tak kalah hebatnya. Ada FieldPlayers (Malaysia), Jade School Guzheng Ensemble feat Prof Xiaoxin Xiao (Cina), serta Daniel Milan Cabrera-Deva Baumbach (Mexico). Lebih asik lagi perhelatan kali ini pun menggandeng berbagai civitas akademika. Mulai dari Community Creative (UNP Padang), Communal Primitive (USU Medan), Ensamble Musik Universitas HKBP Nomensen Medan, Ensambel Gendang Kampung (Unimed Medan), dan beberapa talent lokal lainnya.
\"TCWMF merupakan perpaduan alam yang indah, musik yang bergelora dan kehangatan interaksi antara musisi dan penonton. Ini membuat pagelaran ini selalu ditunggu dan dipadati penikmat musik setiap tahunnya,\" ucap Rizki.
Asdep Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional I Kemenpar Dessy Ruhati pun ikut mengamini. TCWMF menyajikan perpaduan musik komposisi etnik, modern dan kontemporer yang memukau. Nuansa ini akan semakin lengkap dengan keindahan landscape Danau Toba yang mempesona.
\"Sudah pasti akan menjadi sajiana yang luar biasa. TCWMF akan menjadi sajian yang memanjakan seluruh wisatawan yang datang. Jadi jangan sampai terlewatkan,\" ungkapnya.
Terpisah, Direktur Festival TCWMF, Irwansyah Harahap mengatakan, pihaknya secara serius mempersiakan segala sesuatunya. Baik itu teknis maupun nonteknis, semuanya benar-benar dipersiapkan secara matang.
\"Tak mudah memang, namun dengan keterlibatan berbagai pihak termasuk Kemenpar, membuat kita menjadi lebih optimis. Yang pasti ini akan menjadi pertunjukan world music yang memukau,\" katanya.
Menteri Pariwisata Arief Yahya juga ikut angkat suara. Dirinya sangat mengapresiasi upaya berbagai pihak menghadirkan atraksi berkelas di Danau Toba. Karena dengan itu diyakini Danau Toba akan semakin mendunia.
\"Konsepnya selalu sama 3A. Aksesnya baik, amenitasnya baik lalu didukung dengan atraksi yang berstandar global untuk mengundang wisatawan datang. Kalau soal alam, saya sudah tidak ragu lagi. Keindahan Danau Toba sudah diakui dunia. Aksesnya ada Bandara Silangit yang bertaraf Internasional. Amenitasnya sudah sangat baik. Atraksi berkelas dunia ini yang harus terus digelar di Danau Toba seperti TCWMF ini,\" papar Menpar Arief."/>
Ia menjelaskan kegiatan digagas Rumah Musik Suarasama dengan merangkul berbagai komunitas di Kota Balige dan masyarakat Kecamatan Tampahan Tobasa. Tujuannya tidak berbeda yakni tetap untuk memperkenalkan dan mempromosikan destinasi wisata Danau Toba hingga ke mancanegara. Beberapa kelompok musisi bergenre world music yang sudah tidak asing lagi di Indonesia siap mewarnai konser ini yakni SuaraSama besutan Irwansyah Harahap, Kua Etnika besutan Jaduk Ferianto, serta Mataniari (Toba Roots Music) feat Si Raja Seruling†Marsius Sitohang.
Peserta dari luar negeri pun tak kalah hebatnya. Ada FieldPlayers (Malaysia), Jade School Guzheng Ensemble feat Prof Xiaoxin Xiao (Cina), serta Daniel Milan Cabrera-Deva Baumbach (Mexico). Lebih asik lagi perhelatan kali ini pun menggandeng berbagai civitas akademika. Mulai dari Community Creative (UNP Padang), Communal Primitive (USU Medan), Ensamble Musik Universitas HKBP Nomensen Medan, Ensambel Gendang Kampung (Unimed Medan), dan beberapa talent lokal lainnya.
\"TCWMF merupakan perpaduan alam yang indah, musik yang bergelora dan kehangatan interaksi antara musisi dan penonton. Ini membuat pagelaran ini selalu ditunggu dan dipadati penikmat musik setiap tahunnya,\" ucap Rizki.
Asdep Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional I Kemenpar Dessy Ruhati pun ikut mengamini. TCWMF menyajikan perpaduan musik komposisi etnik, modern dan kontemporer yang memukau. Nuansa ini akan semakin lengkap dengan keindahan landscape Danau Toba yang mempesona.
\"Sudah pasti akan menjadi sajiana yang luar biasa. TCWMF akan menjadi sajian yang memanjakan seluruh wisatawan yang datang. Jadi jangan sampai terlewatkan,\" ungkapnya.
Terpisah, Direktur Festival TCWMF, Irwansyah Harahap mengatakan, pihaknya secara serius mempersiakan segala sesuatunya. Baik itu teknis maupun nonteknis, semuanya benar-benar dipersiapkan secara matang.
\"Tak mudah memang, namun dengan keterlibatan berbagai pihak termasuk Kemenpar, membuat kita menjadi lebih optimis. Yang pasti ini akan menjadi pertunjukan world music yang memukau,\" katanya.
Menteri Pariwisata Arief Yahya juga ikut angkat suara. Dirinya sangat mengapresiasi upaya berbagai pihak menghadirkan atraksi berkelas di Danau Toba. Karena dengan itu diyakini Danau Toba akan semakin mendunia.
\"Konsepnya selalu sama 3A. Aksesnya baik, amenitasnya baik lalu didukung dengan atraksi yang berstandar global untuk mengundang wisatawan datang. Kalau soal alam, saya sudah tidak ragu lagi. Keindahan Danau Toba sudah diakui dunia. Aksesnya ada Bandara Silangit yang bertaraf Internasional. Amenitasnya sudah sangat baik. Atraksi berkelas dunia ini yang harus terus digelar di Danau Toba seperti TCWMF ini,\" papar Menpar Arief."/>
Sajian wisata berkelas dunia kembali akan digelar di Danau Toba yakni pagelaran musik yang diberi nama Toba Caldera World Music Festival (TCWMF) 2019. Kegiatan ini menurut Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani akan disajikan dengan format berbeda dari durasi waktu hingga lokasi tempat kegiatan.
"Ini akan digelar selama 3 hari dan digelar di luar ruang," katanya, Rabu (12/6/2019).
Ia menjelaskan kegiatan digagas Rumah Musik Suarasama dengan merangkul berbagai komunitas di Kota Balige dan masyarakat Kecamatan Tampahan Tobasa. Tujuannya tidak berbeda yakni tetap untuk memperkenalkan dan mempromosikan destinasi wisata Danau Toba hingga ke mancanegara. Beberapa kelompok musisi bergenre world music yang sudah tidak asing lagi di Indonesia siap mewarnai konser ini yakni SuaraSama besutan Irwansyah Harahap, Kua Etnika besutan Jaduk Ferianto, serta Mataniari (Toba Roots Music) feat Si Raja Seruling†Marsius Sitohang.
Peserta dari luar negeri pun tak kalah hebatnya. Ada FieldPlayers (Malaysia), Jade School Guzheng Ensemble feat Prof Xiaoxin Xiao (Cina), serta Daniel Milan Cabrera-Deva Baumbach (Mexico). Lebih asik lagi perhelatan kali ini pun menggandeng berbagai civitas akademika. Mulai dari Community Creative (UNP Padang), Communal Primitive (USU Medan), Ensamble Musik Universitas HKBP Nomensen Medan, Ensambel Gendang Kampung (Unimed Medan), dan beberapa talent lokal lainnya.
"TCWMF merupakan perpaduan alam yang indah, musik yang bergelora dan kehangatan interaksi antara musisi dan penonton. Ini membuat pagelaran ini selalu ditunggu dan dipadati penikmat musik setiap tahunnya," ucap Rizki.
Asdep Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional I Kemenpar Dessy Ruhati pun ikut mengamini. TCWMF menyajikan perpaduan musik komposisi etnik, modern dan kontemporer yang memukau. Nuansa ini akan semakin lengkap dengan keindahan landscape Danau Toba yang mempesona.
"Sudah pasti akan menjadi sajiana yang luar biasa. TCWMF akan menjadi sajian yang memanjakan seluruh wisatawan yang datang. Jadi jangan sampai terlewatkan," ungkapnya.
Terpisah, Direktur Festival TCWMF, Irwansyah Harahap mengatakan, pihaknya secara serius mempersiakan segala sesuatunya. Baik itu teknis maupun nonteknis, semuanya benar-benar dipersiapkan secara matang.
"Tak mudah memang, namun dengan keterlibatan berbagai pihak termasuk Kemenpar, membuat kita menjadi lebih optimis. Yang pasti ini akan menjadi pertunjukan world music yang memukau," katanya.
Menteri Pariwisata Arief Yahya juga ikut angkat suara. Dirinya sangat mengapresiasi upaya berbagai pihak menghadirkan atraksi berkelas di Danau Toba. Karena dengan itu diyakini Danau Toba akan semakin mendunia.
"Konsepnya selalu sama 3A. Aksesnya baik, amenitasnya baik lalu didukung dengan atraksi yang berstandar global untuk mengundang wisatawan datang. Kalau soal alam, saya sudah tidak ragu lagi. Keindahan Danau Toba sudah diakui dunia. Aksesnya ada Bandara Silangit yang bertaraf Internasional. Amenitasnya sudah sangat baik. Atraksi berkelas dunia ini yang harus terus digelar di Danau Toba seperti TCWMF ini," papar Menpar Arief.
Sajian wisata berkelas dunia kembali akan digelar di Danau Toba yakni pagelaran musik yang diberi nama Toba Caldera World Music Festival (TCWMF) 2019. Kegiatan ini menurut Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani akan disajikan dengan format berbeda dari durasi waktu hingga lokasi tempat kegiatan.
"Ini akan digelar selama 3 hari dan digelar di luar ruang," katanya, Rabu (12/6/2019).
Ia menjelaskan kegiatan digagas Rumah Musik Suarasama dengan merangkul berbagai komunitas di Kota Balige dan masyarakat Kecamatan Tampahan Tobasa. Tujuannya tidak berbeda yakni tetap untuk memperkenalkan dan mempromosikan destinasi wisata Danau Toba hingga ke mancanegara. Beberapa kelompok musisi bergenre world music yang sudah tidak asing lagi di Indonesia siap mewarnai konser ini yakni SuaraSama besutan Irwansyah Harahap, Kua Etnika besutan Jaduk Ferianto, serta Mataniari (Toba Roots Music) feat Si Raja Seruling†Marsius Sitohang.
Peserta dari luar negeri pun tak kalah hebatnya. Ada FieldPlayers (Malaysia), Jade School Guzheng Ensemble feat Prof Xiaoxin Xiao (Cina), serta Daniel Milan Cabrera-Deva Baumbach (Mexico). Lebih asik lagi perhelatan kali ini pun menggandeng berbagai civitas akademika. Mulai dari Community Creative (UNP Padang), Communal Primitive (USU Medan), Ensamble Musik Universitas HKBP Nomensen Medan, Ensambel Gendang Kampung (Unimed Medan), dan beberapa talent lokal lainnya.
"TCWMF merupakan perpaduan alam yang indah, musik yang bergelora dan kehangatan interaksi antara musisi dan penonton. Ini membuat pagelaran ini selalu ditunggu dan dipadati penikmat musik setiap tahunnya," ucap Rizki.
Asdep Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional I Kemenpar Dessy Ruhati pun ikut mengamini. TCWMF menyajikan perpaduan musik komposisi etnik, modern dan kontemporer yang memukau. Nuansa ini akan semakin lengkap dengan keindahan landscape Danau Toba yang mempesona.
"Sudah pasti akan menjadi sajiana yang luar biasa. TCWMF akan menjadi sajian yang memanjakan seluruh wisatawan yang datang. Jadi jangan sampai terlewatkan," ungkapnya.
Terpisah, Direktur Festival TCWMF, Irwansyah Harahap mengatakan, pihaknya secara serius mempersiakan segala sesuatunya. Baik itu teknis maupun nonteknis, semuanya benar-benar dipersiapkan secara matang.
"Tak mudah memang, namun dengan keterlibatan berbagai pihak termasuk Kemenpar, membuat kita menjadi lebih optimis. Yang pasti ini akan menjadi pertunjukan world music yang memukau," katanya.
Menteri Pariwisata Arief Yahya juga ikut angkat suara. Dirinya sangat mengapresiasi upaya berbagai pihak menghadirkan atraksi berkelas di Danau Toba. Karena dengan itu diyakini Danau Toba akan semakin mendunia.
"Konsepnya selalu sama 3A. Aksesnya baik, amenitasnya baik lalu didukung dengan atraksi yang berstandar global untuk mengundang wisatawan datang. Kalau soal alam, saya sudah tidak ragu lagi. Keindahan Danau Toba sudah diakui dunia. Aksesnya ada Bandara Silangit yang bertaraf Internasional. Amenitasnya sudah sangat baik. Atraksi berkelas dunia ini yang harus terus digelar di Danau Toba seperti TCWMF ini," papar Menpar Arief.