Ratusan pengunjuk rasa dari berbagai elemen masyarakat yang menamakan diri Front Anti-Komunis Pembela Pancasila Sumatera Utara berunjuk rasa di DPRD Sumatera Utara, Jalan Imam Bonjol, Medan, Jumat (3/6). Aksi ini mereka lakukan untuk mendesak pemerintah pusat menghentikan dan menghapus RUU Haluan Ideologi Pancasila (HIP). "Pancasila sudah final tidak perlu diotak-atik," teriak salah seorang koordinator aksi Indra Suheri. Pada beberapa poster yang mereka bentangkan, penolakan ini mereka lakukan karena menilai RUU HIP tersebut berpotensi memunculkan kembali paham komunis yang menurut mereka telah menimbulkan sejarah kelam Indonesia. Karena itu, mereka tegas menolaknya. "Tidak ada tempat untuk komunis di Indonesia," teriaknya. Hal yang sama diteriakkan oleh Masri Sitanggang, yang menyatakan dirinya mewakili Majelis Ulama Indonesia (MUI) Medan. Menurutnya ide pencetusan trisila dan ekasila di dalam pembahasan RUU HIP tersebut merupakan bentuk kesengajaan karena kepentingan politik kelompok tertentu. Dan ironisnya ini menjadi ancaman bagi Pancasila yang menurutnya menjadi penjaga NKRI. "Kenapa para ulama mau ikut campur soal ini? Kenapa para tokoh Islam ikut campur soal ini? Karena umat Islam berperan aktif sejak awal kemerdekaan sepakat mendirikan Indonesia. Kesepakatan itu bernama Pancasila," tegasnya. Sebelum melakukan aksi di DPRD Sumut, massa ini sebelumnya melakukan aksi long march dari Masjid Raya Al Mashun. Mereka bergerak setelah menunaikan ibadah Sholat Jumat. Pihak kepolisian terlihat melakukan pengawalan terhadap aksi tersebut. Aparat yang berjaga tampak menggunakan APD berupa masker, sarung tangan, dan lainnya.[R]
Ratusan pengunjuk rasa dari berbagai elemen masyarakat yang menamakan diri Front Anti-Komunis Pembela Pancasila Sumatera Utara berunjuk rasa di DPRD Sumatera Utara, Jalan Imam Bonjol, Medan, Jumat (3/6). Aksi ini mereka lakukan untuk mendesak pemerintah pusat menghentikan dan menghapus RUU Haluan Ideologi Pancasila (HIP). "Pancasila sudah final tidak perlu diotak-atik," teriak salah seorang koordinator aksi Indra Suheri. Pada beberapa poster yang mereka bentangkan, penolakan ini mereka lakukan karena menilai RUU HIP tersebut berpotensi memunculkan kembali paham komunis yang menurut mereka telah menimbulkan sejarah kelam Indonesia. Karena itu, mereka tegas menolaknya. "Tidak ada tempat untuk komunis di Indonesia," teriaknya. Hal yang sama diteriakkan oleh Masri Sitanggang, yang menyatakan dirinya mewakili Majelis Ulama Indonesia (MUI) Medan. Menurutnya ide pencetusan trisila dan ekasila di dalam pembahasan RUU HIP tersebut merupakan bentuk kesengajaan karena kepentingan politik kelompok tertentu. Dan ironisnya ini menjadi ancaman bagi Pancasila yang menurutnya menjadi penjaga NKRI. "Kenapa para ulama mau ikut campur soal ini? Kenapa para tokoh Islam ikut campur soal ini? Karena umat Islam berperan aktif sejak awal kemerdekaan sepakat mendirikan Indonesia. Kesepakatan itu bernama Pancasila," tegasnya. Sebelum melakukan aksi di DPRD Sumut, massa ini sebelumnya melakukan aksi long march dari Masjid Raya Al Mashun. Mereka bergerak setelah menunaikan ibadah Sholat Jumat. Pihak kepolisian terlihat melakukan pengawalan terhadap aksi tersebut. Aparat yang berjaga tampak menggunakan APD berupa masker, sarung tangan, dan lainnya.© Copyright 2024, All Rights Reserved