Akademisi University of Hawai Dr Uli Kozok mengatakan hingga saat ini pengelolaan Danau Toba untuk menuju industri pariwisata masih belum maksimal dilakukan. Padahal berbagai hal yang ada di seputar kawasan Danau Toba menurutnya memiliki potensi yang sangat luar biasa untuk pengembangan industri tersebut. Hal ini disampaikannya dalam Webinar "Pembangunan Kawasan Danau Toba Berbasis Budaya Daerah" pada Jumat (11/9). "Saya menilai yang sudah digarap disana sekitar 10 persen," katanya. Akademisi yang sangat akrab dengan Danau Toba dan budaya batak ini membandingkan kondisi alam yang ada di Hawai dengan Danau Toba yang menurutnya sama-sama mengandalkan wisata bahari disamping wisata lain. Dari sisi alam, ia meyakini Danau Toba tidak kalah dengan Hawai yang kini menjadi salah satu destinasi wisata unggulan dunia. "Pengelolaannya dalam hal fasilitas itu sangat penting. Mengundang wisatawan harus disertai dengan penyediaan fasilitas untuk mereka tinggal," ujarnya. Dalam mengelola wisata Danau Toba, Kozok meminta agar Indonesi tidak sungkan meniru beberapa negara yang sangat berhasil dalam mengelola wisata mereka seperti new zealand. Sebab, di kawasan Danau Toba sangat banyak wisata yang dapat dikembangkan mulai dari Wisata Agro (kopi, coklat, bunga, ramuan dan aneka sayuran). Kemudian wisata edukasi seperti ilmu bumi, bahasa, ekologi dan lain. Wisata alam seperti hutan, air terjun dan pemandangan. Wisata bahari (berkayak, berenang). Wisata Budaya dan sejarah (alat musik tradisional gondang, tortor, rumah adat). Wisata kuliner (masakan khas batak), termasuk wisata buru (memburu babi hutan). "Ini adalah potensi yang sangat dimungkinkan pengembangannya di seputar Danau Toba. Dan untuk itu mari fasilitasi wisatawan yang akan datang ke sana," pungkasnya.[R]
Akademisi University of Hawai Dr Uli Kozok mengatakan hingga saat ini pengelolaan Danau Toba untuk menuju industri pariwisata masih belum maksimal dilakukan. Padahal berbagai hal yang ada di seputar kawasan Danau Toba menurutnya memiliki potensi yang sangat luar biasa untuk pengembangan industri tersebut. Hal ini disampaikannya dalam Webinar "Pembangunan Kawasan Danau Toba Berbasis Budaya Daerah" pada Jumat (11/9). "Saya menilai yang sudah digarap disana sekitar 10 persen," katanya. Akademisi yang sangat akrab dengan Danau Toba dan budaya batak ini membandingkan kondisi alam yang ada di Hawai dengan Danau Toba yang menurutnya sama-sama mengandalkan wisata bahari disamping wisata lain. Dari sisi alam, ia meyakini Danau Toba tidak kalah dengan Hawai yang kini menjadi salah satu destinasi wisata unggulan dunia. "Pengelolaannya dalam hal fasilitas itu sangat penting. Mengundang wisatawan harus disertai dengan penyediaan fasilitas untuk mereka tinggal," ujarnya. Dalam mengelola wisata Danau Toba, Kozok meminta agar Indonesi tidak sungkan meniru beberapa negara yang sangat berhasil dalam mengelola wisata mereka seperti new zealand. Sebab, di kawasan Danau Toba sangat banyak wisata yang dapat dikembangkan mulai dari Wisata Agro (kopi, coklat, bunga, ramuan dan aneka sayuran). Kemudian wisata edukasi seperti ilmu bumi, bahasa, ekologi dan lain. Wisata alam seperti hutan, air terjun dan pemandangan. Wisata bahari (berkayak, berenang). Wisata Budaya dan sejarah (alat musik tradisional gondang, tortor, rumah adat). Wisata kuliner (masakan khas batak), termasuk wisata buru (memburu babi hutan). "Ini adalah potensi yang sangat dimungkinkan pengembangannya di seputar Danau Toba. Dan untuk itu mari fasilitasi wisatawan yang akan datang ke sana," pungkasnya.© Copyright 2024, All Rights Reserved