Keputusan Presiden Joko Widodo meniadakan Ujian Nasional (UN) untuk jenjang pendidikan tingkat sekolah menengah atas (SMA) atau setingkat madrasah aliyah (MA), sekolah menengah pertama (SMP), atau setingkat madrasah tsanawiyah (MTs), dan sekolah dasar (SD) atau setingkat madrasah ibtidaiyah (MI) dinilai keputusan yang sangat baik oleh salah satu guru di sekolah swasta dikota Medan.
Elsa Fransiska seorang guru bahasa Inggris menyambut baik keputusan Presiden Joko Widodo yang memiliki dampak baik terdahap masyarakat yang dimana peniadaan UN menjadi penerapan kebijakan social distancing (pembatasan sosial) untuk memotong rantai penyebaran virus Corona atau Covid-19.
\"Pelaksanaan UN yang dibatalkan tentu ada dampak positif, yang kita dapatkan disini salah satunya kita dapat mencegah penyebaran wabah penyakit Covid-19 saat ini yang semakin mengganas,\" katanya kepada Kantor Berita RMOLSumut, Selasa (24/3/2020).
Elsa menjelaskan UN bukan lagi menjadi hal utama dalam menentukan kelulusan peserta didik disekolah dimana sekarang adanya akumulasi dari nilai rapot dan nilai UN.
\"Salah satu yang terpenting UN bukan lagi menjadi hal utama dalam menentukan kelulusan peserta didik, mengakumulasikan nilai rapot dan keseharian karakter peserta didik yang diprioritaskan untuk saat ini,\" jelasnya.
Lulusan S2 dari Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara ini mengharapakan bencana Covid-19 ini segera berakhir.
\"Bencana Covid-19 ini mudah-mudahan cepat berakhir dan murid-murid sekolah dapat kembali belajar disekolah seperti sedia kalanya,\" pungkasnya.
Diketahui, saat ini tercatat ada 8,3 juta siswa yang semestinya mengikuti UN dari 106.000 satuan pendidikan di seluruh Indonesia. Terkait pembatalan pelaksanaan UN ini Kemendikbud segera menyusun dokumen pelaksanaan teknis yang untuk didistribusikan ke sekolah-sekolah.[R]
" itemprop="description"/>Keputusan Presiden Joko Widodo meniadakan Ujian Nasional (UN) untuk jenjang pendidikan tingkat sekolah menengah atas (SMA) atau setingkat madrasah aliyah (MA), sekolah menengah pertama (SMP), atau setingkat madrasah tsanawiyah (MTs), dan sekolah dasar (SD) atau setingkat madrasah ibtidaiyah (MI) dinilai keputusan yang sangat baik oleh salah satu guru di sekolah swasta dikota Medan.
Elsa Fransiska seorang guru bahasa Inggris menyambut baik keputusan Presiden Joko Widodo yang memiliki dampak baik terdahap masyarakat yang dimana peniadaan UN menjadi penerapan kebijakan social distancing (pembatasan sosial) untuk memotong rantai penyebaran virus Corona atau Covid-19.
\"Pelaksanaan UN yang dibatalkan tentu ada dampak positif, yang kita dapatkan disini salah satunya kita dapat mencegah penyebaran wabah penyakit Covid-19 saat ini yang semakin mengganas,\" katanya kepada Kantor Berita RMOLSumut, Selasa (24/3/2020).
Elsa menjelaskan UN bukan lagi menjadi hal utama dalam menentukan kelulusan peserta didik disekolah dimana sekarang adanya akumulasi dari nilai rapot dan nilai UN.
\"Salah satu yang terpenting UN bukan lagi menjadi hal utama dalam menentukan kelulusan peserta didik, mengakumulasikan nilai rapot dan keseharian karakter peserta didik yang diprioritaskan untuk saat ini,\" jelasnya.
Lulusan S2 dari Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara ini mengharapakan bencana Covid-19 ini segera berakhir.
\"Bencana Covid-19 ini mudah-mudahan cepat berakhir dan murid-murid sekolah dapat kembali belajar disekolah seperti sedia kalanya,\" pungkasnya.
Diketahui, saat ini tercatat ada 8,3 juta siswa yang semestinya mengikuti UN dari 106.000 satuan pendidikan di seluruh Indonesia. Terkait pembatalan pelaksanaan UN ini Kemendikbud segera menyusun dokumen pelaksanaan teknis yang untuk didistribusikan ke sekolah-sekolah.[R]
"/>Keputusan Presiden Joko Widodo meniadakan Ujian Nasional (UN) untuk jenjang pendidikan tingkat sekolah menengah atas (SMA) atau setingkat madrasah aliyah (MA), sekolah menengah pertama (SMP), atau setingkat madrasah tsanawiyah (MTs), dan sekolah dasar (SD) atau setingkat madrasah ibtidaiyah (MI) dinilai keputusan yang sangat baik oleh salah satu guru di sekolah swasta dikota Medan.
Elsa Fransiska seorang guru bahasa Inggris menyambut baik keputusan Presiden Joko Widodo yang memiliki dampak baik terdahap masyarakat yang dimana peniadaan UN menjadi penerapan kebijakan social distancing (pembatasan sosial) untuk memotong rantai penyebaran virus Corona atau Covid-19.
\"Pelaksanaan UN yang dibatalkan tentu ada dampak positif, yang kita dapatkan disini salah satunya kita dapat mencegah penyebaran wabah penyakit Covid-19 saat ini yang semakin mengganas,\" katanya kepada Kantor Berita RMOLSumut, Selasa (24/3/2020).
Elsa menjelaskan UN bukan lagi menjadi hal utama dalam menentukan kelulusan peserta didik disekolah dimana sekarang adanya akumulasi dari nilai rapot dan nilai UN.
\"Salah satu yang terpenting UN bukan lagi menjadi hal utama dalam menentukan kelulusan peserta didik, mengakumulasikan nilai rapot dan keseharian karakter peserta didik yang diprioritaskan untuk saat ini,\" jelasnya.
Lulusan S2 dari Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara ini mengharapakan bencana Covid-19 ini segera berakhir.
\"Bencana Covid-19 ini mudah-mudahan cepat berakhir dan murid-murid sekolah dapat kembali belajar disekolah seperti sedia kalanya,\" pungkasnya.
Diketahui, saat ini tercatat ada 8,3 juta siswa yang semestinya mengikuti UN dari 106.000 satuan pendidikan di seluruh Indonesia. Terkait pembatalan pelaksanaan UN ini Kemendikbud segera menyusun dokumen pelaksanaan teknis yang untuk didistribusikan ke sekolah-sekolah.[R]
"/>