SEJAK dua atau tiga dekade terakhir gerakan serba hijau makin marak merambah segala bidang, green food, , green town/green city, green tourisme , Green industri dan sebagainya. Gelombang gerakan serba hijau segera disusul dengan gelombang serba her bal dan serba organik.
Banyak orang gandrung dan kemaruk dengan kampanye, slogan yang berbau hijau. Hanya segelintir orang yang masih menggunakan akal sehat , berfikir kritis di dalam arus gelombang serba hijau. Beberapa orang mulai berfikir dan bersikap kritis, membongkar, mempreteli mitos konsep hijau itu, sehingga terkuaklah apa yang ada dan tersembunyi di balik mitos itu.
Ambil sebuah contoh produk sampo berlabel hijau/herbal.
Setiap sampel pasti mengandung zat pembersih (surf) yang notabene adalah bahan beracun berbahaya, yang fungsinya untuk melarutkan kotoran. Penggunaan bahan itu membuat rambut jadi kering dan kusam. Untuk menormalkan kembali pH rambut digunakan conditioner.
Kemudian untuk membedakan satu dengan yang lain, digunakan parfum yang menunjukkan ciri khas suatu produk sampo. Sebagai tambahan digunakan unsur herbal seperti lemon, tea, lidah buaya. Unsur herbal nya hanya sedikit sebagai pelengkap, tapi ditonjolkan secara besar besaran dalam iklan, seolah olah unsur herbal nya dominan. Belum lagi jika dikaji wadah sampo itu. Sebagai misal, jika sampo menggunakan wadah dari beling/glass. Untuk menghasilkan bening itu digunakan pasir kuasa beserta lebih seribu jenis senyawa kimia, dipasarkan dalam suhu lebih dari 1000 derajat celcius selama 24 jam. Berapa banyak energi listrik yang digunakan berikut emisi karbon yang dilepas ke atmosfir.
Belum lagi limbah industri yang dihasilkan nya. Jadi hijau. Hanya sedikit tapi dibuat besar dan menutupi fakta keseluruhan. Begitu juga dengan produk T Shirt yang diingatkan sebagai produk ramah lingkungan, dibuat dari kapas organik. Fakta yang tersembunyi, untuk menghasilkan 1 Kg kapas itu dibutuhkan air sebanyak 700 Meter kubik. Belum lagi dihitung bahan pewarna kain yang juga termasuk bahan beracun berbahaya.
Itu baru sebagian kecil dari banyak contoh lain. Kesimpulannya : Kita wajib berfikir dan bersikap kritis ditengah gelombang gerakan serba hijau. Di dalam produk itu memang ada unsur hijau, tapi sedikit dan yang sedikit itu direkayasa secara berlebihan , sehingga menutupi fakta hitam yang lebih besar. Dengan kata lain: KITA JANGAN TERJEBAK DALAM PERANGKAP SERBA HIJAU YANG TERNYATA CUMA HIJAU SEMU. [***]
© Copyright 2024, All Rights Reserved