Ferdinand menduga suara yang dimunculkan Mualem adalah kegelisahan masyarakat Aceh yang tidak lagi merasakan keadilan seperti era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
\"Alasannya kan karena ketidakadilan terutama dan proses demokrasi ini merasa membuat Aceh itu seperti tidak menjadi bagian yang bisa diperlakukan layak di wilayah RI,\" jelasnya.
\"Karena rakyat Aceh kembali merasa tidak nyaman berada di pangkuan republik Indonesia, tidak nyaman pasca ditinggalkan Pak SBY,\" imbuhnya menambahkan.
Ferdinand menyarankan pemerintah untuk bisa berpikir jernih dan mengambil sikap yang tepat terhadap isu referendum Aceh ini.
\"Pemerintah harus mengambil langkah-langkah yang baik, langkah-langkah tepat untuk meredam gejolak ini,\" pungkasnya. [top]" itemprop="description"/>
Ferdinand menduga suara yang dimunculkan Mualem adalah kegelisahan masyarakat Aceh yang tidak lagi merasakan keadilan seperti era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
\"Alasannya kan karena ketidakadilan terutama dan proses demokrasi ini merasa membuat Aceh itu seperti tidak menjadi bagian yang bisa diperlakukan layak di wilayah RI,\" jelasnya.
\"Karena rakyat Aceh kembali merasa tidak nyaman berada di pangkuan republik Indonesia, tidak nyaman pasca ditinggalkan Pak SBY,\" imbuhnya menambahkan.
Ferdinand menyarankan pemerintah untuk bisa berpikir jernih dan mengambil sikap yang tepat terhadap isu referendum Aceh ini.
\"Pemerintah harus mengambil langkah-langkah yang baik, langkah-langkah tepat untuk meredam gejolak ini,\" pungkasnya. [top]"/>
Ferdinand menduga suara yang dimunculkan Mualem adalah kegelisahan masyarakat Aceh yang tidak lagi merasakan keadilan seperti era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
\"Alasannya kan karena ketidakadilan terutama dan proses demokrasi ini merasa membuat Aceh itu seperti tidak menjadi bagian yang bisa diperlakukan layak di wilayah RI,\" jelasnya.
\"Karena rakyat Aceh kembali merasa tidak nyaman berada di pangkuan republik Indonesia, tidak nyaman pasca ditinggalkan Pak SBY,\" imbuhnya menambahkan.
Ferdinand menyarankan pemerintah untuk bisa berpikir jernih dan mengambil sikap yang tepat terhadap isu referendum Aceh ini.
\"Pemerintah harus mengambil langkah-langkah yang baik, langkah-langkah tepat untuk meredam gejolak ini,\" pungkasnya. [top]"/>
RMOLSumut. Pemerintah harus melakukan evaluasi terhadap kemunculan wacana referendum yang disuarakan Ketua DPA Partai Aceh, Muzakir Manaf atau Mualem.
"Saya pikir harus ada yang dievaluasi mengapa referendum ini mencuat kembali," ujar Kadiv Advokasi Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (30/5).
Ferdinand menduga suara yang dimunculkan Mualem adalah kegelisahan masyarakat Aceh yang tidak lagi merasakan keadilan seperti era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Alasannya kan karena ketidakadilan terutama dan proses demokrasi ini merasa membuat Aceh itu seperti tidak menjadi bagian yang bisa diperlakukan layak di wilayah RI," jelasnya.
"Karena rakyat Aceh kembali merasa tidak nyaman berada di pangkuan republik Indonesia, tidak nyaman pasca ditinggalkan Pak SBY," imbuhnya menambahkan.
Ferdinand menyarankan pemerintah untuk bisa berpikir jernih dan mengambil sikap yang tepat terhadap isu referendum Aceh ini.
"Pemerintah harus mengambil langkah-langkah yang baik, langkah-langkah tepat untuk meredam gejolak ini," pungkasnya. [top]
RMOLSumut. Pemerintah harus melakukan evaluasi terhadap kemunculan wacana referendum yang disuarakan Ketua DPA Partai Aceh, Muzakir Manaf atau Mualem.
"Saya pikir harus ada yang dievaluasi mengapa referendum ini mencuat kembali," ujar Kadiv Advokasi Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (30/5).
Ferdinand menduga suara yang dimunculkan Mualem adalah kegelisahan masyarakat Aceh yang tidak lagi merasakan keadilan seperti era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Alasannya kan karena ketidakadilan terutama dan proses demokrasi ini merasa membuat Aceh itu seperti tidak menjadi bagian yang bisa diperlakukan layak di wilayah RI," jelasnya.
"Karena rakyat Aceh kembali merasa tidak nyaman berada di pangkuan republik Indonesia, tidak nyaman pasca ditinggalkan Pak SBY," imbuhnya menambahkan.
Ferdinand menyarankan pemerintah untuk bisa berpikir jernih dan mengambil sikap yang tepat terhadap isu referendum Aceh ini.
"Pemerintah harus mengambil langkah-langkah yang baik, langkah-langkah tepat untuk meredam gejolak ini," pungkasnya. [top]