Ternak warga dimangsa harimau terjadi pada Sabtu (26/10) di Dusun Pulo Pisang, Desa Timbang Lawan, Kecamatan Bahorok, Kabupaten Langkat.
Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) Wil V Bahorok BBTNGL, Palber Turnip mengatakan ini merupakan yang ketiga kalinya harimau memangsa ternak warga di kawasan tersebut.
\"Peristiwa pertama pada 2014. Kedua kali pada Agustus 2018 dan tahun ini terjadi diperkirakan pada Sabtu (26/10) kemarin. Yang diserang di tempat yang sama, berulang untuk ketika kalinya, 2014, 2018 dan 2019,\" katanya, Senin (28/10).
Menurut Palber, pihaknya belum mengetahui apakah satwa yang memangsa pada Sabtu kemarin merupakan satwa yang menyerang pada 2014 dan 2018. Hari ini, pihaknya bersama mitra lembaga yang lain akan memasang camera trap di beberapa titik.
\"Untuk memastikannya kita telah memasang kamera trap,\" ucapnya.
Palber menjelaskan ternak lembu yang menjadi mangsa harimau itu berada di jarak 200 meter dari batas kawasan Taman Nasional Gunung Leuser. Sementara pada 2018, berada pada jarak 500 meter dari batas kawasan. Menurutnya, tidak mungkin satwa itu diseret hingga 300 meter.
\"Berarti dia tak tertib juga ini. Sudah berulang beri penyuluhan dan pengertian. Bahkan kemarin kan sudah dibantu kandang, tapi ke situ juga,\" jelasnya.
Bangkai lembu tersebut tergeletak di rerumputan. Paha sebelah kirinya sudah hilang dan ditemukan di tempat terpisah. Bagian perut lembu masih utuh.
\"Mengenai treatmennya, masih gunakan cara kemarin. Kita biarkan dia untuk habiskan bangkai lembu. Baru kita usir dia dengan letusan kembang api,\" tuturnya.
Palber menambahkan bahwa lokasi ditemukannya ternak lembu itu sangat sempurna untuk menggembalakan ternak dengan adanya sungai dan rumput yang melimpah untuk ternak.
\"Karena itu kita standbye di sana, bersama Polsek dan Koramil dan mitra, untuk menenangkan masyarakat,\" tambahnya.[R]
" itemprop="description"/>Ternak warga dimangsa harimau terjadi pada Sabtu (26/10) di Dusun Pulo Pisang, Desa Timbang Lawan, Kecamatan Bahorok, Kabupaten Langkat.
Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) Wil V Bahorok BBTNGL, Palber Turnip mengatakan ini merupakan yang ketiga kalinya harimau memangsa ternak warga di kawasan tersebut.
\"Peristiwa pertama pada 2014. Kedua kali pada Agustus 2018 dan tahun ini terjadi diperkirakan pada Sabtu (26/10) kemarin. Yang diserang di tempat yang sama, berulang untuk ketika kalinya, 2014, 2018 dan 2019,\" katanya, Senin (28/10).
Menurut Palber, pihaknya belum mengetahui apakah satwa yang memangsa pada Sabtu kemarin merupakan satwa yang menyerang pada 2014 dan 2018. Hari ini, pihaknya bersama mitra lembaga yang lain akan memasang camera trap di beberapa titik.
\"Untuk memastikannya kita telah memasang kamera trap,\" ucapnya.
Palber menjelaskan ternak lembu yang menjadi mangsa harimau itu berada di jarak 200 meter dari batas kawasan Taman Nasional Gunung Leuser. Sementara pada 2018, berada pada jarak 500 meter dari batas kawasan. Menurutnya, tidak mungkin satwa itu diseret hingga 300 meter.
\"Berarti dia tak tertib juga ini. Sudah berulang beri penyuluhan dan pengertian. Bahkan kemarin kan sudah dibantu kandang, tapi ke situ juga,\" jelasnya.
Bangkai lembu tersebut tergeletak di rerumputan. Paha sebelah kirinya sudah hilang dan ditemukan di tempat terpisah. Bagian perut lembu masih utuh.
\"Mengenai treatmennya, masih gunakan cara kemarin. Kita biarkan dia untuk habiskan bangkai lembu. Baru kita usir dia dengan letusan kembang api,\" tuturnya.
Palber menambahkan bahwa lokasi ditemukannya ternak lembu itu sangat sempurna untuk menggembalakan ternak dengan adanya sungai dan rumput yang melimpah untuk ternak.
\"Karena itu kita standbye di sana, bersama Polsek dan Koramil dan mitra, untuk menenangkan masyarakat,\" tambahnya.[R]
"/>Ternak warga dimangsa harimau terjadi pada Sabtu (26/10) di Dusun Pulo Pisang, Desa Timbang Lawan, Kecamatan Bahorok, Kabupaten Langkat.
Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) Wil V Bahorok BBTNGL, Palber Turnip mengatakan ini merupakan yang ketiga kalinya harimau memangsa ternak warga di kawasan tersebut.
\"Peristiwa pertama pada 2014. Kedua kali pada Agustus 2018 dan tahun ini terjadi diperkirakan pada Sabtu (26/10) kemarin. Yang diserang di tempat yang sama, berulang untuk ketika kalinya, 2014, 2018 dan 2019,\" katanya, Senin (28/10).
Menurut Palber, pihaknya belum mengetahui apakah satwa yang memangsa pada Sabtu kemarin merupakan satwa yang menyerang pada 2014 dan 2018. Hari ini, pihaknya bersama mitra lembaga yang lain akan memasang camera trap di beberapa titik.
\"Untuk memastikannya kita telah memasang kamera trap,\" ucapnya.
Palber menjelaskan ternak lembu yang menjadi mangsa harimau itu berada di jarak 200 meter dari batas kawasan Taman Nasional Gunung Leuser. Sementara pada 2018, berada pada jarak 500 meter dari batas kawasan. Menurutnya, tidak mungkin satwa itu diseret hingga 300 meter.
\"Berarti dia tak tertib juga ini. Sudah berulang beri penyuluhan dan pengertian. Bahkan kemarin kan sudah dibantu kandang, tapi ke situ juga,\" jelasnya.
Bangkai lembu tersebut tergeletak di rerumputan. Paha sebelah kirinya sudah hilang dan ditemukan di tempat terpisah. Bagian perut lembu masih utuh.
\"Mengenai treatmennya, masih gunakan cara kemarin. Kita biarkan dia untuk habiskan bangkai lembu. Baru kita usir dia dengan letusan kembang api,\" tuturnya.
Palber menambahkan bahwa lokasi ditemukannya ternak lembu itu sangat sempurna untuk menggembalakan ternak dengan adanya sungai dan rumput yang melimpah untuk ternak.
\"Karena itu kita standbye di sana, bersama Polsek dan Koramil dan mitra, untuk menenangkan masyarakat,\" tambahnya.[R]
"/>