Peristiwa perusakan rumah ibadah umat Islam dalam minggu ini cukup ramai diperbincangkan di media sosial, baik yang terjadi di Medan, di Minahasa Utara maupun Sulawesi Utara. Tapi anehnya Menteri Agama Facrul Razi memandang persoalan tersebut, bukan persoalan besar. Pernyataan menteri Agama tersebut menjadi perhatian serius oleh pakar komunikasi Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Dr. Abdul Rasyid MA yang miris melihat komentar Menteri Agama Facrul Razi. "Miris rasanya ketika menyimak komentar seorang Menteri Agama, karena dia membanding dengan banyaknya jumlah rumah ibadah muslim yang ada di tanah air, dengan yang dirusak,", katanya kepada Kantor Berita RMOLSumut, Senin (3/2/2020). Menurut Rasyid, untuk sekelas menteri ini cara berpikir yang tidak dapat diterima dengan logika yang baik dan akan merusak kerukunan beragama. "Kenapa harus membanding banyaknya jumlah rumah ibadah yang dibangun dengan jumlah rumah ibadah yang dirusak", ujarnya. Dijelaskannya, perusakan rumah ibadah sebagai rumah yang dipandang suci oleh umat Islam adalah suatu penghinaan dan pelecehan. "Umat Islam yang benar-benar beriman kepada Allah, tidak dapat menerima kenyataan ini. Kita sangat kawatir peristiwa-peristiwa perusakan rumah ibadah akan membuat suasana kerukunan beragama akan memburuk, bahkan tidak tertutup kemungkinan akan memicu perang saudara setanah air", tegas mantan wartawan senior di Sumatera Utara ini. Lebih lanjut Rasyid mengatakan Menteri Agama seharus tidak memandang persoalan tersebut secara sepele, tetapi yang diharapkan adalah kemampuan Menteri Agama untuk menyadarkan umat beragama agar saling rukun dan damai, tanpa mengganggu-ganggu ketenangan umat lain. "Kenapa ketika rumah ibadah non muslim dirusak, pejabat dan penegak hukum kita sering heboh", pungkasnya.[R]
Peristiwa perusakan rumah ibadah umat Islam dalam minggu ini cukup ramai diperbincangkan di media sosial, baik yang terjadi di Medan, di Minahasa Utara maupun Sulawesi Utara. Tapi anehnya Menteri Agama Facrul Razi memandang persoalan tersebut, bukan persoalan besar. Pernyataan menteri Agama tersebut menjadi perhatian serius oleh pakar komunikasi Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Dr. Abdul Rasyid MA yang miris melihat komentar Menteri Agama Facrul Razi. "Miris rasanya ketika menyimak komentar seorang Menteri Agama, karena dia membanding dengan banyaknya jumlah rumah ibadah muslim yang ada di tanah air, dengan yang dirusak,", katanya kepada Kantor Berita RMOLSumut, Senin (3/2/2020). Menurut Rasyid, untuk sekelas menteri ini cara berpikir yang tidak dapat diterima dengan logika yang baik dan akan merusak kerukunan beragama. "Kenapa harus membanding banyaknya jumlah rumah ibadah yang dibangun dengan jumlah rumah ibadah yang dirusak", ujarnya. Dijelaskannya, perusakan rumah ibadah sebagai rumah yang dipandang suci oleh umat Islam adalah suatu penghinaan dan pelecehan. "Umat Islam yang benar-benar beriman kepada Allah, tidak dapat menerima kenyataan ini. Kita sangat kawatir peristiwa-peristiwa perusakan rumah ibadah akan membuat suasana kerukunan beragama akan memburuk, bahkan tidak tertutup kemungkinan akan memicu perang saudara setanah air", tegas mantan wartawan senior di Sumatera Utara ini. Lebih lanjut Rasyid mengatakan Menteri Agama seharus tidak memandang persoalan tersebut secara sepele, tetapi yang diharapkan adalah kemampuan Menteri Agama untuk menyadarkan umat beragama agar saling rukun dan damai, tanpa mengganggu-ganggu ketenangan umat lain. "Kenapa ketika rumah ibadah non muslim dirusak, pejabat dan penegak hukum kita sering heboh", pungkasnya.© Copyright 2024, All Rights Reserved