Sosok perempuan tersebut mengaku dugaan kecurangan dengan membagikan uang kepada ketua KPPS ini terjadi untuk memenangkan 01. Dalam rekaman itu ia mengaku abang kandungnya bernama Muslimin Nur Ihsan juga diajak ke rumah dinas bupati untuk menerima uang tersebut. Namun abang kandungnya tersebut menolak karena ia merupakan pendukung 02.
\"Tadi abang saya langsung nelpon. Makanya saya minta tolong orang bapak kan PKS, karena disana semua, polisi itu 01, semua mau curanglah mereka gitu pak,\" ujarnya lagi.
Terdengar juga suara dari lawan bicaranya mendalami informasi tersebut. Ia beberapa kali mempertanyakan situasi yang diketahui oleh perempuan tersebut.
\"Ketua-ketuanya aja yang dipanggil ya?,\" tanyanya.
Sang perempuan tersebut terdengar mengiyakan berdasar pengakuan dari abang kandungnya tersebut. Dan menurutnya, pemanggilan terhadap rombongan abang kandungnya tersebu merupakan pemanggilan gelombang yang terakhir.
\"Yang semalam itulah yang terakhir kata mereka,\" pungkasnya.
Rekaman pembicaraan mengenai dugaan kecurangan ini merupakan yang kedua beredar dalam 2 hari terakhir ini di Sumatera Utara. Sebelumnya rekaman yang hampir sama juga beredar menyebutkan kecurangan terjadi di Kelurahan Sitirejo III, Kecamatan Medan Amplas dimana disebut surat suara pilpres sudah dicoblos untuk 01.
Pihak KPU Kota Medan sendiri sudah membantah kejadian tersebut dan menyatakan informasi tersebut adalah informasi bohong alias hoax." itemprop="description"/>
Sosok perempuan tersebut mengaku dugaan kecurangan dengan membagikan uang kepada ketua KPPS ini terjadi untuk memenangkan 01. Dalam rekaman itu ia mengaku abang kandungnya bernama Muslimin Nur Ihsan juga diajak ke rumah dinas bupati untuk menerima uang tersebut. Namun abang kandungnya tersebut menolak karena ia merupakan pendukung 02.
\"Tadi abang saya langsung nelpon. Makanya saya minta tolong orang bapak kan PKS, karena disana semua, polisi itu 01, semua mau curanglah mereka gitu pak,\" ujarnya lagi.
Terdengar juga suara dari lawan bicaranya mendalami informasi tersebut. Ia beberapa kali mempertanyakan situasi yang diketahui oleh perempuan tersebut.
\"Ketua-ketuanya aja yang dipanggil ya?,\" tanyanya.
Sang perempuan tersebut terdengar mengiyakan berdasar pengakuan dari abang kandungnya tersebut. Dan menurutnya, pemanggilan terhadap rombongan abang kandungnya tersebu merupakan pemanggilan gelombang yang terakhir.
\"Yang semalam itulah yang terakhir kata mereka,\" pungkasnya.
Rekaman pembicaraan mengenai dugaan kecurangan ini merupakan yang kedua beredar dalam 2 hari terakhir ini di Sumatera Utara. Sebelumnya rekaman yang hampir sama juga beredar menyebutkan kecurangan terjadi di Kelurahan Sitirejo III, Kecamatan Medan Amplas dimana disebut surat suara pilpres sudah dicoblos untuk 01.
Pihak KPU Kota Medan sendiri sudah membantah kejadian tersebut dan menyatakan informasi tersebut adalah informasi bohong alias hoax."/>
Sosok perempuan tersebut mengaku dugaan kecurangan dengan membagikan uang kepada ketua KPPS ini terjadi untuk memenangkan 01. Dalam rekaman itu ia mengaku abang kandungnya bernama Muslimin Nur Ihsan juga diajak ke rumah dinas bupati untuk menerima uang tersebut. Namun abang kandungnya tersebut menolak karena ia merupakan pendukung 02.
\"Tadi abang saya langsung nelpon. Makanya saya minta tolong orang bapak kan PKS, karena disana semua, polisi itu 01, semua mau curanglah mereka gitu pak,\" ujarnya lagi.
Terdengar juga suara dari lawan bicaranya mendalami informasi tersebut. Ia beberapa kali mempertanyakan situasi yang diketahui oleh perempuan tersebut.
\"Ketua-ketuanya aja yang dipanggil ya?,\" tanyanya.
Sang perempuan tersebut terdengar mengiyakan berdasar pengakuan dari abang kandungnya tersebut. Dan menurutnya, pemanggilan terhadap rombongan abang kandungnya tersebu merupakan pemanggilan gelombang yang terakhir.
\"Yang semalam itulah yang terakhir kata mereka,\" pungkasnya.
Rekaman pembicaraan mengenai dugaan kecurangan ini merupakan yang kedua beredar dalam 2 hari terakhir ini di Sumatera Utara. Sebelumnya rekaman yang hampir sama juga beredar menyebutkan kecurangan terjadi di Kelurahan Sitirejo III, Kecamatan Medan Amplas dimana disebut surat suara pilpres sudah dicoblos untuk 01.
Pihak KPU Kota Medan sendiri sudah membantah kejadian tersebut dan menyatakan informasi tersebut adalah informasi bohong alias hoax."/>
Rekaman percakapan yang menyebutkan indikasi kecurangan tidak hanya terjadi di Kota Medan namun juga terjadi di Labuhan Batu Selatan. Dalam rekaman suara berdurasi 2 menit 57 detik seorang perempuan terdengar mengadukan dugaan kecurangan yang ia sebut melibatkan Bupati Labuhanbatu Selatan.
"Malam itu dibagi 15 juta, dibilang malam terakhir. Berarti itulah yang mereka lakukan seminggu terakhir di rumah dinas bupati, padahal bupatinya PAN kan," katanya dalam rekaman tersebut.
Sosok perempuan tersebut mengaku dugaan kecurangan dengan membagikan uang kepada ketua KPPS ini terjadi untuk memenangkan 01. Dalam rekaman itu ia mengaku abang kandungnya bernama Muslimin Nur Ihsan juga diajak ke rumah dinas bupati untuk menerima uang tersebut. Namun abang kandungnya tersebut menolak karena ia merupakan pendukung 02.
"Tadi abang saya langsung nelpon. Makanya saya minta tolong orang bapak kan PKS, karena disana semua, polisi itu 01, semua mau curanglah mereka gitu pak," ujarnya lagi.
Terdengar juga suara dari lawan bicaranya mendalami informasi tersebut. Ia beberapa kali mempertanyakan situasi yang diketahui oleh perempuan tersebut.
"Ketua-ketuanya aja yang dipanggil ya?," tanyanya.
Sang perempuan tersebut terdengar mengiyakan berdasar pengakuan dari abang kandungnya tersebut. Dan menurutnya, pemanggilan terhadap rombongan abang kandungnya tersebu merupakan pemanggilan gelombang yang terakhir.
"Yang semalam itulah yang terakhir kata mereka," pungkasnya.
Rekaman pembicaraan mengenai dugaan kecurangan ini merupakan yang kedua beredar dalam 2 hari terakhir ini di Sumatera Utara. Sebelumnya rekaman yang hampir sama juga beredar menyebutkan kecurangan terjadi di Kelurahan Sitirejo III, Kecamatan Medan Amplas dimana disebut surat suara pilpres sudah dicoblos untuk 01.
Pihak KPU Kota Medan sendiri sudah membantah kejadian tersebut dan menyatakan informasi tersebut adalah informasi bohong alias hoax.
Rekaman percakapan yang menyebutkan indikasi kecurangan tidak hanya terjadi di Kota Medan namun juga terjadi di Labuhan Batu Selatan. Dalam rekaman suara berdurasi 2 menit 57 detik seorang perempuan terdengar mengadukan dugaan kecurangan yang ia sebut melibatkan Bupati Labuhanbatu Selatan.
"Malam itu dibagi 15 juta, dibilang malam terakhir. Berarti itulah yang mereka lakukan seminggu terakhir di rumah dinas bupati, padahal bupatinya PAN kan," katanya dalam rekaman tersebut.
Sosok perempuan tersebut mengaku dugaan kecurangan dengan membagikan uang kepada ketua KPPS ini terjadi untuk memenangkan 01. Dalam rekaman itu ia mengaku abang kandungnya bernama Muslimin Nur Ihsan juga diajak ke rumah dinas bupati untuk menerima uang tersebut. Namun abang kandungnya tersebut menolak karena ia merupakan pendukung 02.
"Tadi abang saya langsung nelpon. Makanya saya minta tolong orang bapak kan PKS, karena disana semua, polisi itu 01, semua mau curanglah mereka gitu pak," ujarnya lagi.
Terdengar juga suara dari lawan bicaranya mendalami informasi tersebut. Ia beberapa kali mempertanyakan situasi yang diketahui oleh perempuan tersebut.
"Ketua-ketuanya aja yang dipanggil ya?," tanyanya.
Sang perempuan tersebut terdengar mengiyakan berdasar pengakuan dari abang kandungnya tersebut. Dan menurutnya, pemanggilan terhadap rombongan abang kandungnya tersebu merupakan pemanggilan gelombang yang terakhir.
"Yang semalam itulah yang terakhir kata mereka," pungkasnya.
Rekaman pembicaraan mengenai dugaan kecurangan ini merupakan yang kedua beredar dalam 2 hari terakhir ini di Sumatera Utara. Sebelumnya rekaman yang hampir sama juga beredar menyebutkan kecurangan terjadi di Kelurahan Sitirejo III, Kecamatan Medan Amplas dimana disebut surat suara pilpres sudah dicoblos untuk 01.
Pihak KPU Kota Medan sendiri sudah membantah kejadian tersebut dan menyatakan informasi tersebut adalah informasi bohong alias hoax.