Pernyataan Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Sumatera Utara Irman Oemar terkait dana mubazir akibat kesalahannya mengumumkan seleksi calon Komisi Informasi mendapat kritikan.
Hal ini karena kesan arogan selaku kuasa pengguna anggaran masih tetap ditunjukkannya dengan menyebut dana mubazir tersebut tidak menjadi masalah karena dirinya mampu mengganti secara pribadi.
Pengamat pemerintahan dan kebijakan anggaran, Elfenda Ananda mengatakan sikap ini menunjukkan arogansi dalam pengelolaan dana yang berasal dari masyarakat. Hal ini, sama sekali tidak menunjukkan sikap sebagai seorang pejabat yang memiliki perencanaan penganggaran yang baik.
"Ini menunjukkan kalau yang bersangkutan tidak memiki perwncanaan anggaran yang baik," kata Elfenda, Sabtu (3/7/2021).
Hal yang lebih ironis kata Elfenda yakni karena Irman Oemar sendiri merupakan mantan kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sumatera Utara. Dengan rekam jejak tersebut seharusnya yang bersangkutan dapat menunjukkan kemampuan dalam membuat program kebijakan termasuk penganggaran seefisien mungkin.
"Bisa disimpulkan, pastilah dia tahu dari aspek perencanaan itu (Pengumuman seleksi versi Pansel) salah, bagaimana mungkin seorang pejabat eselon II melakukan kegiatan yang sama sampai dua kali," ujarnya.
Irman menurut Elfenda harus memahami, aspek kesalahan perencanaan dan penganggaran tidak melulu hanya dilihat dari besaran dana yang jadi mubazir. Namun lebih jauh, beresnya kinerja ini harus dimaknai sebagai bagian dari menjaga marwah Pemerintah Provinsj Sumatera Utara.
"Jangan sampai kelakuan-kelakuan dan arogansi yang muncul merusak citra pejabat Pemprov Sumut. Itu yang selalu kita minta agar Pak Gubernur Edy Rahmayadi bisa jeli melihatnya dan melakukan evaluasi," pungkasnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved