Sutrisno mengatakan, untuk memimpin Kota Medan harus didahului dengan niat yang muncul dari hati masing-masing sosok yang ingin bertarung di Pilkada Medan 2020. Tanpa adanya niat dari dalam hati, maka hal ini menurutnya sangat berbahaya.
\"Pengalaman saya di dunia politik kalau bukan karena dia sendiri yang punya komitmen masuk di dunia (politik) itu, maka dia tidak akan pernah mampu. Dan itu berbahaya,\" ujarnya.
Sutrisno tidak membantah adanya fenomena dalam dunia politik belakangan ini dimana kepala-kepala daerah mencoba mengarahkan anaknya untuk meneruskan jabatannya yang terbatas hanya dua periode. Dalam beberapa hal kondisi ini menurutnya tidak menyalahi aturan mengingat adanya persamaan hak untuk memilih dan dipilih. Namun pada sisi lain, hal ini menurutnya bisa menjadi bumerang jika dorongan tersebut tanpa dibarengi adanya niat dari anak tersebut untuk memimpin daerah tersebut. " itemprop="description"/>
Sutrisno mengatakan, untuk memimpin Kota Medan harus didahului dengan niat yang muncul dari hati masing-masing sosok yang ingin bertarung di Pilkada Medan 2020. Tanpa adanya niat dari dalam hati, maka hal ini menurutnya sangat berbahaya.
\"Pengalaman saya di dunia politik kalau bukan karena dia sendiri yang punya komitmen masuk di dunia (politik) itu, maka dia tidak akan pernah mampu. Dan itu berbahaya,\" ujarnya.
Sutrisno tidak membantah adanya fenomena dalam dunia politik belakangan ini dimana kepala-kepala daerah mencoba mengarahkan anaknya untuk meneruskan jabatannya yang terbatas hanya dua periode. Dalam beberapa hal kondisi ini menurutnya tidak menyalahi aturan mengingat adanya persamaan hak untuk memilih dan dipilih. Namun pada sisi lain, hal ini menurutnya bisa menjadi bumerang jika dorongan tersebut tanpa dibarengi adanya niat dari anak tersebut untuk memimpin daerah tersebut. "/>
Sutrisno mengatakan, untuk memimpin Kota Medan harus didahului dengan niat yang muncul dari hati masing-masing sosok yang ingin bertarung di Pilkada Medan 2020. Tanpa adanya niat dari dalam hati, maka hal ini menurutnya sangat berbahaya.
\"Pengalaman saya di dunia politik kalau bukan karena dia sendiri yang punya komitmen masuk di dunia (politik) itu, maka dia tidak akan pernah mampu. Dan itu berbahaya,\" ujarnya.
Sutrisno tidak membantah adanya fenomena dalam dunia politik belakangan ini dimana kepala-kepala daerah mencoba mengarahkan anaknya untuk meneruskan jabatannya yang terbatas hanya dua periode. Dalam beberapa hal kondisi ini menurutnya tidak menyalahi aturan mengingat adanya persamaan hak untuk memilih dan dipilih. Namun pada sisi lain, hal ini menurutnya bisa menjadi bumerang jika dorongan tersebut tanpa dibarengi adanya niat dari anak tersebut untuk memimpin daerah tersebut. "/>
Munculnya nama Bobby Nasution yang dikaitkan dengan Pilkada Medan 2020 masih terus menjadi perbincangan hangat. Politisi PDI Perjuangan Sutrisno Pangaribuan mengatakan munculnya nama tersebut bisa jadi karena berbagai hal apakah sebagai bagian dari uji perhatian masyarakat untuk memanaskan suhu politik atau hal lain.
Terlepas dari hal itu kata Sutrisno, ia sangat mengapresiasi menantu Presiden Jokowi tersebut jika munculnya nama tersebut benar-benar karena adanya niat dari Bobby sendiri untuk memimpin Kota Medan.
"Kalau itu dari niat dirinya sendiri, maka itu tentu sangat baik. Sebab dari sisi regulasi, dia juga punya hak untuk maju," katanya dalam Diskusi Social Infinity Meetup di Kantor com pekan lalu.
Sutrisno mengatakan, untuk memimpin Kota Medan harus didahului dengan niat yang muncul dari hati masing-masing sosok yang ingin bertarung di Pilkada Medan 2020. Tanpa adanya niat dari dalam hati, maka hal ini menurutnya sangat berbahaya.
"Pengalaman saya di dunia politik kalau bukan karena dia sendiri yang punya komitmen masuk di dunia (politik) itu, maka dia tidak akan pernah mampu. Dan itu berbahaya," ujarnya.
Sutrisno tidak membantah adanya fenomena dalam dunia politik belakangan ini dimana kepala-kepala daerah mencoba mengarahkan anaknya untuk meneruskan jabatannya yang terbatas hanya dua periode. Dalam beberapa hal kondisi ini menurutnya tidak menyalahi aturan mengingat adanya persamaan hak untuk memilih dan dipilih. Namun pada sisi lain, hal ini menurutnya bisa menjadi bumerang jika dorongan tersebut tanpa dibarengi adanya niat dari anak tersebut untuk memimpin daerah tersebut.
Munculnya nama Bobby Nasution yang dikaitkan dengan Pilkada Medan 2020 masih terus menjadi perbincangan hangat. Politisi PDI Perjuangan Sutrisno Pangaribuan mengatakan munculnya nama tersebut bisa jadi karena berbagai hal apakah sebagai bagian dari uji perhatian masyarakat untuk memanaskan suhu politik atau hal lain.
Terlepas dari hal itu kata Sutrisno, ia sangat mengapresiasi menantu Presiden Jokowi tersebut jika munculnya nama tersebut benar-benar karena adanya niat dari Bobby sendiri untuk memimpin Kota Medan.
"Kalau itu dari niat dirinya sendiri, maka itu tentu sangat baik. Sebab dari sisi regulasi, dia juga punya hak untuk maju," katanya dalam Diskusi Social Infinity Meetup di Kantor com pekan lalu.
Sutrisno mengatakan, untuk memimpin Kota Medan harus didahului dengan niat yang muncul dari hati masing-masing sosok yang ingin bertarung di Pilkada Medan 2020. Tanpa adanya niat dari dalam hati, maka hal ini menurutnya sangat berbahaya.
"Pengalaman saya di dunia politik kalau bukan karena dia sendiri yang punya komitmen masuk di dunia (politik) itu, maka dia tidak akan pernah mampu. Dan itu berbahaya," ujarnya.
Sutrisno tidak membantah adanya fenomena dalam dunia politik belakangan ini dimana kepala-kepala daerah mencoba mengarahkan anaknya untuk meneruskan jabatannya yang terbatas hanya dua periode. Dalam beberapa hal kondisi ini menurutnya tidak menyalahi aturan mengingat adanya persamaan hak untuk memilih dan dipilih. Namun pada sisi lain, hal ini menurutnya bisa menjadi bumerang jika dorongan tersebut tanpa dibarengi adanya niat dari anak tersebut untuk memimpin daerah tersebut.