Musisi Kota Medan ternyata memiliki kegelisahan terkait karya cipta mereka. Kegelisahan ini mereka sampaikan dalam diskusi Ruang Aspirasi Kolaborasi Medan Berkah, Kamis (5/3/2020) di Media Center Medan Berkah. Sekira 20 pegiat musik di Medan hadir dalam diskusi tersebut. "Menurut aku, perlu dibuat regulasi dalam melibatkan musisi lokal ini. Sekarang ini kita butuh standarisasi. Harusnya, juga ada pembeda yang mempunyai karya original atau tidak," kata musisi genre Folk, Hanna Pagiet. Sementara narasumber dalam diskusi, Founder Indigo Media Promo, Bang Becks menuturkan, hak cipta itu penting bagi seorang musisi. Karya cipta merupakan identitas bagi seorang musisi. "Di Indonesia, kita berkarya tidak mendaftarkan, tiba-tiba ada orang lain mengcopy dan mendaftarkan, itu dia yang berhak di mata hukum," terangnya. Masalah yang sering terjadi saat ini, sambung Becks, saat musisi baru menelurkan satu single lagu, enggan mendaftarkan karyanya karena ingin buat album. "Padahal saat kita upload di media sosial, bisa dicuri orang. Karenanya mendaftarkan hak cipta penting, walaupun hanya satu lagu," jelasnya. Terkait pengembangan karya musisi lokal, Indigo sudah sejak tahun 2017 bergandengan dengan musisi lokal. Bahkan, sudah membawa karya musik Medan sampai ke Malaysia. "Harapannya, menggairahkan musisi Kota Medan untuk lebih berkarya." terangnya. Becks mengharapkan saat jadi Walikota Medan nanti Bobby Nasution bisa menjadi semangat baru menghidupkan kembali musik Kota Medan. Diakuinya, di Medan belum ada label musik yang mengangkat musik lokal. Untuk itu, potensi yang besar dari Medan harus dimanfaatkan. "Apalagi musik streaming sekarang lebih hebat. Label Jakarta pun melirik ke sini. Ini bisa dikembangkan. Ke depan diharapkan Bobby Nasution bisa menjadi semacam ayah angkat para musisi Kota Medan," terangnya. Manager Komunikasi Gerakan Medan Berkah, Muhammad Asril menjelaskan kegiatan yang digagas Bobby Nasution tersebut digelar rutin setiap Kamis. "Tema ini sengaja kita angkat untuk menampung masukan seniman dan musisi Kota Medan. Rekomendasi diskusi ini diharapkan menjadi tata kelola musik Kota Medan," ujar Asril.[R]
Musisi Kota Medan ternyata memiliki kegelisahan terkait karya cipta mereka. Kegelisahan ini mereka sampaikan dalam diskusi Ruang Aspirasi Kolaborasi Medan Berkah, Kamis (5/3/2020) di Media Center Medan Berkah. Sekira 20 pegiat musik di Medan hadir dalam diskusi tersebut. "Menurut aku, perlu dibuat regulasi dalam melibatkan musisi lokal ini. Sekarang ini kita butuh standarisasi. Harusnya, juga ada pembeda yang mempunyai karya original atau tidak," kata musisi genre Folk, Hanna Pagiet. Sementara narasumber dalam diskusi, Founder Indigo Media Promo, Bang Becks menuturkan, hak cipta itu penting bagi seorang musisi. Karya cipta merupakan identitas bagi seorang musisi. "Di Indonesia, kita berkarya tidak mendaftarkan, tiba-tiba ada orang lain mengcopy dan mendaftarkan, itu dia yang berhak di mata hukum," terangnya. Masalah yang sering terjadi saat ini, sambung Becks, saat musisi baru menelurkan satu single lagu, enggan mendaftarkan karyanya karena ingin buat album. "Padahal saat kita upload di media sosial, bisa dicuri orang. Karenanya mendaftarkan hak cipta penting, walaupun hanya satu lagu," jelasnya. Terkait pengembangan karya musisi lokal, Indigo sudah sejak tahun 2017 bergandengan dengan musisi lokal. Bahkan, sudah membawa karya musik Medan sampai ke Malaysia. "Harapannya, menggairahkan musisi Kota Medan untuk lebih berkarya." terangnya. Becks mengharapkan saat jadi Walikota Medan nanti Bobby Nasution bisa menjadi semangat baru menghidupkan kembali musik Kota Medan. Diakuinya, di Medan belum ada label musik yang mengangkat musik lokal. Untuk itu, potensi yang besar dari Medan harus dimanfaatkan. "Apalagi musik streaming sekarang lebih hebat. Label Jakarta pun melirik ke sini. Ini bisa dikembangkan. Ke depan diharapkan Bobby Nasution bisa menjadi semacam ayah angkat para musisi Kota Medan," terangnya. Manager Komunikasi Gerakan Medan Berkah, Muhammad Asril menjelaskan kegiatan yang digagas Bobby Nasution tersebut digelar rutin setiap Kamis. "Tema ini sengaja kita angkat untuk menampung masukan seniman dan musisi Kota Medan. Rekomendasi diskusi ini diharapkan menjadi tata kelola musik Kota Medan," ujar Asril.© Copyright 2024, All Rights Reserved