Gus Irawan Pasaribu yang hampir dipastikan kembali terpilih menjadi anggota DPR-RI itu mengungkapkan BPP senantiasa konsisten menjaga hubungan dengan para relawan, saksi, komunitas pendukung karena banyak sekali bantuan mereka dalam mengawal suara Pemilu 2019.
Ada 1.213 mandat saksi yang telah diterbitkan dan direkomendasi oleh BPP untuk seluruh kabupaten dan kota di Sumatera utara, termasuk didalamnya 77 saksi yang dikonsentrasikan di Medan untuk 21 kecamatan,\" ujarnya.
Dia juga menyampaikan beberapa hal yang sangat krusial saat pelaksanaan Pemilu dan Pilpres 2019 termasuk diantaranya ada informasi mengindikasikan dana saksi mengendap di BPP. \"Itu isu saja. Tidak benar begitu. Tidak ada dana saksi mengendap di BPP. BPP dan DPD harus dibedakan. BPP itu adalah badan pemenangan provinsi yang tunduk pada Badan Pemenangan Nasional (BPN),\" tuturnya.
Sedangkan DPD Gerindra Sumut tunduk kepada DPP, jadi DPD Gerindra Sumut tidak mengelola dana saksi, jelas Gus Irawan. Dia mengatakan saksi yang direkrut berada di bawah DPC kabupaten dan kota. \"Jadi terlalu naif dan malah menjurus fitah kalau BPP mengendapkan dana saksi. Sebab kita tidak merektur saksi. Semua saksi yang ada saat Pilpres dan Pileg dibawah koordinasi DPC,\" tambahnya lagi.
Dia mengharapkan dengan pertemuan dan silaturrahmi dalam buka puasa bersama tersebut semua informasi dan masalah yang muncul bisa dibicarakan. \"Saya yakin kita semua orang yang berkomitmen dan berintegritas tinggi. Kami siap menjelaskan apa pun pertanyaan yang muncul dari para relawan, saksi dan semua unsur,\" sebutnya.
\"Kita harus yakin dan saling percaya. Karena sebenarnya hanya kepercayaan di antara kitalah yang membuat ikatan kita semua dalam proses pengawalan suara menjadi sangat kuat,\" tutupnya.
" itemprop="description"/>
Gus Irawan Pasaribu yang hampir dipastikan kembali terpilih menjadi anggota DPR-RI itu mengungkapkan BPP senantiasa konsisten menjaga hubungan dengan para relawan, saksi, komunitas pendukung karena banyak sekali bantuan mereka dalam mengawal suara Pemilu 2019.
Ada 1.213 mandat saksi yang telah diterbitkan dan direkomendasi oleh BPP untuk seluruh kabupaten dan kota di Sumatera utara, termasuk didalamnya 77 saksi yang dikonsentrasikan di Medan untuk 21 kecamatan,\" ujarnya.
Dia juga menyampaikan beberapa hal yang sangat krusial saat pelaksanaan Pemilu dan Pilpres 2019 termasuk diantaranya ada informasi mengindikasikan dana saksi mengendap di BPP. \"Itu isu saja. Tidak benar begitu. Tidak ada dana saksi mengendap di BPP. BPP dan DPD harus dibedakan. BPP itu adalah badan pemenangan provinsi yang tunduk pada Badan Pemenangan Nasional (BPN),\" tuturnya.
Sedangkan DPD Gerindra Sumut tunduk kepada DPP, jadi DPD Gerindra Sumut tidak mengelola dana saksi, jelas Gus Irawan. Dia mengatakan saksi yang direkrut berada di bawah DPC kabupaten dan kota. \"Jadi terlalu naif dan malah menjurus fitah kalau BPP mengendapkan dana saksi. Sebab kita tidak merektur saksi. Semua saksi yang ada saat Pilpres dan Pileg dibawah koordinasi DPC,\" tambahnya lagi.
Dia mengharapkan dengan pertemuan dan silaturrahmi dalam buka puasa bersama tersebut semua informasi dan masalah yang muncul bisa dibicarakan. \"Saya yakin kita semua orang yang berkomitmen dan berintegritas tinggi. Kami siap menjelaskan apa pun pertanyaan yang muncul dari para relawan, saksi dan semua unsur,\" sebutnya.
\"Kita harus yakin dan saling percaya. Karena sebenarnya hanya kepercayaan di antara kitalah yang membuat ikatan kita semua dalam proses pengawalan suara menjadi sangat kuat,\" tutupnya.
"/>
Gus Irawan Pasaribu yang hampir dipastikan kembali terpilih menjadi anggota DPR-RI itu mengungkapkan BPP senantiasa konsisten menjaga hubungan dengan para relawan, saksi, komunitas pendukung karena banyak sekali bantuan mereka dalam mengawal suara Pemilu 2019.
Ada 1.213 mandat saksi yang telah diterbitkan dan direkomendasi oleh BPP untuk seluruh kabupaten dan kota di Sumatera utara, termasuk didalamnya 77 saksi yang dikonsentrasikan di Medan untuk 21 kecamatan,\" ujarnya.
Dia juga menyampaikan beberapa hal yang sangat krusial saat pelaksanaan Pemilu dan Pilpres 2019 termasuk diantaranya ada informasi mengindikasikan dana saksi mengendap di BPP. \"Itu isu saja. Tidak benar begitu. Tidak ada dana saksi mengendap di BPP. BPP dan DPD harus dibedakan. BPP itu adalah badan pemenangan provinsi yang tunduk pada Badan Pemenangan Nasional (BPN),\" tuturnya.
Sedangkan DPD Gerindra Sumut tunduk kepada DPP, jadi DPD Gerindra Sumut tidak mengelola dana saksi, jelas Gus Irawan. Dia mengatakan saksi yang direkrut berada di bawah DPC kabupaten dan kota. \"Jadi terlalu naif dan malah menjurus fitah kalau BPP mengendapkan dana saksi. Sebab kita tidak merektur saksi. Semua saksi yang ada saat Pilpres dan Pileg dibawah koordinasi DPC,\" tambahnya lagi.
Dia mengharapkan dengan pertemuan dan silaturrahmi dalam buka puasa bersama tersebut semua informasi dan masalah yang muncul bisa dibicarakan. \"Saya yakin kita semua orang yang berkomitmen dan berintegritas tinggi. Kami siap menjelaskan apa pun pertanyaan yang muncul dari para relawan, saksi dan semua unsur,\" sebutnya.
\"Kita harus yakin dan saling percaya. Karena sebenarnya hanya kepercayaan di antara kitalah yang membuat ikatan kita semua dalam proses pengawalan suara menjadi sangat kuat,\" tutupnya.
Untuk meningkatkan silaturrahmi dan soliditas dalam mengawal hasil pemilu 17 April 2019, Badan Pemenangan Provinsi (BPP) Sumut pasangan calon 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menggelar buka puasa bersama dengan para saksi dan relawan.
Acara yang berlangsung, di gedung BPP itu seluruhnya terdiri dari berbagai kalangan dan kelompok organisasi, kaum milenial, emak-emak serta gabungan dari partai koalisi serta ustad Azwir sebagai penceramah sebelum berbuka puasa.
Gus Irawan Pasaribu, ketua BPP Sumut, didampingi Kamsir Aritonang wakil ketua BPP sekaligus bendahara Gerindra Sumut dalam kesempatan tersebut memberikan bingkisan dan bantuan kepada para relawan dan saksi. "Ini ucapan terimakasih kita atas bantuan dan kerjasama dari para relawan yang banyak menjadi saksi saat pleno perhitungan panitia pelaksana sejak di TPS hingga perhitungan ke kecamatan," katanya.
Gus Irawan Pasaribu yang hampir dipastikan kembali terpilih menjadi anggota DPR-RI itu mengungkapkan BPP senantiasa konsisten menjaga hubungan dengan para relawan, saksi, komunitas pendukung karena banyak sekali bantuan mereka dalam mengawal suara Pemilu 2019.
Ada 1.213 mandat saksi yang telah diterbitkan dan direkomendasi oleh BPP untuk seluruh kabupaten dan kota di Sumatera utara, termasuk didalamnya 77 saksi yang dikonsentrasikan di Medan untuk 21 kecamatan," ujarnya.
Dia juga menyampaikan beberapa hal yang sangat krusial saat pelaksanaan Pemilu dan Pilpres 2019 termasuk diantaranya ada informasi mengindikasikan dana saksi mengendap di BPP. "Itu isu saja. Tidak benar begitu. Tidak ada dana saksi mengendap di BPP. BPP dan DPD harus dibedakan. BPP itu adalah badan pemenangan provinsi yang tunduk pada Badan Pemenangan Nasional (BPN)," tuturnya.
Sedangkan DPD Gerindra Sumut tunduk kepada DPP, jadi DPD Gerindra Sumut tidak mengelola dana saksi, jelas Gus Irawan. Dia mengatakan saksi yang direkrut berada di bawah DPC kabupaten dan kota. "Jadi terlalu naif dan malah menjurus fitah kalau BPP mengendapkan dana saksi. Sebab kita tidak merektur saksi. Semua saksi yang ada saat Pilpres dan Pileg dibawah koordinasi DPC," tambahnya lagi.
Dia mengharapkan dengan pertemuan dan silaturrahmi dalam buka puasa bersama tersebut semua informasi dan masalah yang muncul bisa dibicarakan. "Saya yakin kita semua orang yang berkomitmen dan berintegritas tinggi. Kami siap menjelaskan apa pun pertanyaan yang muncul dari para relawan, saksi dan semua unsur," sebutnya.
"Kita harus yakin dan saling percaya. Karena sebenarnya hanya kepercayaan di antara kitalah yang membuat ikatan kita semua dalam proses pengawalan suara menjadi sangat kuat," tutupnya.
Untuk meningkatkan silaturrahmi dan soliditas dalam mengawal hasil pemilu 17 April 2019, Badan Pemenangan Provinsi (BPP) Sumut pasangan calon 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menggelar buka puasa bersama dengan para saksi dan relawan.
Acara yang berlangsung, di gedung BPP itu seluruhnya terdiri dari berbagai kalangan dan kelompok organisasi, kaum milenial, emak-emak serta gabungan dari partai koalisi serta ustad Azwir sebagai penceramah sebelum berbuka puasa.
Gus Irawan Pasaribu, ketua BPP Sumut, didampingi Kamsir Aritonang wakil ketua BPP sekaligus bendahara Gerindra Sumut dalam kesempatan tersebut memberikan bingkisan dan bantuan kepada para relawan dan saksi. "Ini ucapan terimakasih kita atas bantuan dan kerjasama dari para relawan yang banyak menjadi saksi saat pleno perhitungan panitia pelaksana sejak di TPS hingga perhitungan ke kecamatan," katanya.
Gus Irawan Pasaribu yang hampir dipastikan kembali terpilih menjadi anggota DPR-RI itu mengungkapkan BPP senantiasa konsisten menjaga hubungan dengan para relawan, saksi, komunitas pendukung karena banyak sekali bantuan mereka dalam mengawal suara Pemilu 2019.
Ada 1.213 mandat saksi yang telah diterbitkan dan direkomendasi oleh BPP untuk seluruh kabupaten dan kota di Sumatera utara, termasuk didalamnya 77 saksi yang dikonsentrasikan di Medan untuk 21 kecamatan," ujarnya.
Dia juga menyampaikan beberapa hal yang sangat krusial saat pelaksanaan Pemilu dan Pilpres 2019 termasuk diantaranya ada informasi mengindikasikan dana saksi mengendap di BPP. "Itu isu saja. Tidak benar begitu. Tidak ada dana saksi mengendap di BPP. BPP dan DPD harus dibedakan. BPP itu adalah badan pemenangan provinsi yang tunduk pada Badan Pemenangan Nasional (BPN)," tuturnya.
Sedangkan DPD Gerindra Sumut tunduk kepada DPP, jadi DPD Gerindra Sumut tidak mengelola dana saksi, jelas Gus Irawan. Dia mengatakan saksi yang direkrut berada di bawah DPC kabupaten dan kota. "Jadi terlalu naif dan malah menjurus fitah kalau BPP mengendapkan dana saksi. Sebab kita tidak merektur saksi. Semua saksi yang ada saat Pilpres dan Pileg dibawah koordinasi DPC," tambahnya lagi.
Dia mengharapkan dengan pertemuan dan silaturrahmi dalam buka puasa bersama tersebut semua informasi dan masalah yang muncul bisa dibicarakan. "Saya yakin kita semua orang yang berkomitmen dan berintegritas tinggi. Kami siap menjelaskan apa pun pertanyaan yang muncul dari para relawan, saksi dan semua unsur," sebutnya.
"Kita harus yakin dan saling percaya. Karena sebenarnya hanya kepercayaan di antara kitalah yang membuat ikatan kita semua dalam proses pengawalan suara menjadi sangat kuat," tutupnya.