Dia menceritakan, sebelum kejadian Azwandi pergi untuk membeli makanan di Jalan Besar-Medan Namorambe dan hendak menuju pulang ke rumah. Memang, kondisi jalan saat itu sangat gelap. \"Waktu itu saya dari beli Mie Aceh, begitu jalan mau pulang ke rumah gak jauh dari tempat beli Mie Aceh kurang lebih 1 kilometer itulah datang pelaku. Mereka matikan lampu sepedamotornya sengaja biar tidak ketahuan,\" tambahnya.
Azwandi mengaku, salah seorang pelaku sempat menikamkan pisau kepadanya. Namun ia melawan. \"Selanjutnya datang lagi kawan mereka ditodongnya saya pakai senjata api, tidak tahu apakah benar atau tidak. Disitulah saya turun daripada nyawa melayang,\" terangnya.
Begitu sepeda motornya berhasil dibawa kabur, para pelaku kemudian memutar arah menuju Jalan Karya Jaya, Medan Johor.
\"Jadi selain motor, telepon genggam saya mereka I-Phone juga dibawa kabur oleh para pelaku. Jumlahnya kalau saya tidak salah ada 10 orang, anak-anak tanggung dari wajahnya. Mereka konvoi 5 sepeda motor,\" ujar Wandi.
Seperti dilansir Sumut Pos, Anggota Komisi I DPRD Medan Herri Zulkarnain sangat menyayangkan para pelaku begal masih beraksi di wilayah hukum Polrestabes Medan. Menurutnya polisi harus lebih serius dalam menangani kasu-kasus tersebut.
\"Saya minta polisi untuk fokus dan serius dalam memberantas para begal di Kota Medan. Ini tak bisa dibiarkan lagi, harus ekstra tegas. Bila perlu, para begal itu harus tembak di tempat! Ini perlu, agar ada efek jera bagi para pelaku yang beraksi dan menjadi ‘warning’ bagi para pelaku begal lainnya,\" tegasnya.
Selain itu, kata Herri, pihak kepolisian juga harus fokus dalam memberantas peredaran narkoba di Kota Medan. \"Jangan bilang kalau tingginya tingkat peredaran narkoba di Kota Medan tak mempengaruhi tingginya tingkat kriminal, itu sudah pasti sejalan. Perhatikan saja, banyak dari pelaku begal itu ya pengguna narkoba, mereka nekat melakukan begal justru karena ingin membeli narkoba,\" pugkas Herri.
Sebelumnya dalam beberapa pekan terakhir, pihak Polrestabes Medan beberapa kali mengekspos keberhasilan mereka menangkap beberapa warga yang kerap terlibat kasus pencurian maupun begal. Kapolrestabes Medan Kombes Dadang menyampaikan pihaknya senantiasa berusaha untuk memberikan rasa aman bagi masyarakat di Kota Medan. Salah satu kebijakan yang diambil yakni dengan patroli dalam skala besar dan patroli rutin oleh jajaran Polsek.
\"Disini kami hadir, di tengah masyarakat untuk memberikan rasa aman. Adapun langkah-langkah yang kami lakukan adalah dengan patroli dialogis, mengunjungi tempat rawan narkoba dan melakukan razia yang bersifat stasioner. Ini rutin dilakukan diseluruh polsek jajaran Polrestabes Medan,\" kata Kapolrestabes Medan Kombes Pol Dr Dadang Hartanto, saat memimpin apel di Lapangan Merdeka, Jalan Bukit Barisan Medan, Minggu dini hari pada 21 Juli 2019 lalu." itemprop="description"/>
Dia menceritakan, sebelum kejadian Azwandi pergi untuk membeli makanan di Jalan Besar-Medan Namorambe dan hendak menuju pulang ke rumah. Memang, kondisi jalan saat itu sangat gelap. \"Waktu itu saya dari beli Mie Aceh, begitu jalan mau pulang ke rumah gak jauh dari tempat beli Mie Aceh kurang lebih 1 kilometer itulah datang pelaku. Mereka matikan lampu sepedamotornya sengaja biar tidak ketahuan,\" tambahnya.
Azwandi mengaku, salah seorang pelaku sempat menikamkan pisau kepadanya. Namun ia melawan. \"Selanjutnya datang lagi kawan mereka ditodongnya saya pakai senjata api, tidak tahu apakah benar atau tidak. Disitulah saya turun daripada nyawa melayang,\" terangnya.
Begitu sepeda motornya berhasil dibawa kabur, para pelaku kemudian memutar arah menuju Jalan Karya Jaya, Medan Johor.
\"Jadi selain motor, telepon genggam saya mereka I-Phone juga dibawa kabur oleh para pelaku. Jumlahnya kalau saya tidak salah ada 10 orang, anak-anak tanggung dari wajahnya. Mereka konvoi 5 sepeda motor,\" ujar Wandi.
Seperti dilansir Sumut Pos, Anggota Komisi I DPRD Medan Herri Zulkarnain sangat menyayangkan para pelaku begal masih beraksi di wilayah hukum Polrestabes Medan. Menurutnya polisi harus lebih serius dalam menangani kasu-kasus tersebut.
\"Saya minta polisi untuk fokus dan serius dalam memberantas para begal di Kota Medan. Ini tak bisa dibiarkan lagi, harus ekstra tegas. Bila perlu, para begal itu harus tembak di tempat! Ini perlu, agar ada efek jera bagi para pelaku yang beraksi dan menjadi ‘warning’ bagi para pelaku begal lainnya,\" tegasnya.
Selain itu, kata Herri, pihak kepolisian juga harus fokus dalam memberantas peredaran narkoba di Kota Medan. \"Jangan bilang kalau tingginya tingkat peredaran narkoba di Kota Medan tak mempengaruhi tingginya tingkat kriminal, itu sudah pasti sejalan. Perhatikan saja, banyak dari pelaku begal itu ya pengguna narkoba, mereka nekat melakukan begal justru karena ingin membeli narkoba,\" pugkas Herri.
Sebelumnya dalam beberapa pekan terakhir, pihak Polrestabes Medan beberapa kali mengekspos keberhasilan mereka menangkap beberapa warga yang kerap terlibat kasus pencurian maupun begal. Kapolrestabes Medan Kombes Dadang menyampaikan pihaknya senantiasa berusaha untuk memberikan rasa aman bagi masyarakat di Kota Medan. Salah satu kebijakan yang diambil yakni dengan patroli dalam skala besar dan patroli rutin oleh jajaran Polsek.
\"Disini kami hadir, di tengah masyarakat untuk memberikan rasa aman. Adapun langkah-langkah yang kami lakukan adalah dengan patroli dialogis, mengunjungi tempat rawan narkoba dan melakukan razia yang bersifat stasioner. Ini rutin dilakukan diseluruh polsek jajaran Polrestabes Medan,\" kata Kapolrestabes Medan Kombes Pol Dr Dadang Hartanto, saat memimpin apel di Lapangan Merdeka, Jalan Bukit Barisan Medan, Minggu dini hari pada 21 Juli 2019 lalu."/>
Dia menceritakan, sebelum kejadian Azwandi pergi untuk membeli makanan di Jalan Besar-Medan Namorambe dan hendak menuju pulang ke rumah. Memang, kondisi jalan saat itu sangat gelap. \"Waktu itu saya dari beli Mie Aceh, begitu jalan mau pulang ke rumah gak jauh dari tempat beli Mie Aceh kurang lebih 1 kilometer itulah datang pelaku. Mereka matikan lampu sepedamotornya sengaja biar tidak ketahuan,\" tambahnya.
Azwandi mengaku, salah seorang pelaku sempat menikamkan pisau kepadanya. Namun ia melawan. \"Selanjutnya datang lagi kawan mereka ditodongnya saya pakai senjata api, tidak tahu apakah benar atau tidak. Disitulah saya turun daripada nyawa melayang,\" terangnya.
Begitu sepeda motornya berhasil dibawa kabur, para pelaku kemudian memutar arah menuju Jalan Karya Jaya, Medan Johor.
\"Jadi selain motor, telepon genggam saya mereka I-Phone juga dibawa kabur oleh para pelaku. Jumlahnya kalau saya tidak salah ada 10 orang, anak-anak tanggung dari wajahnya. Mereka konvoi 5 sepeda motor,\" ujar Wandi.
Seperti dilansir Sumut Pos, Anggota Komisi I DPRD Medan Herri Zulkarnain sangat menyayangkan para pelaku begal masih beraksi di wilayah hukum Polrestabes Medan. Menurutnya polisi harus lebih serius dalam menangani kasu-kasus tersebut.
\"Saya minta polisi untuk fokus dan serius dalam memberantas para begal di Kota Medan. Ini tak bisa dibiarkan lagi, harus ekstra tegas. Bila perlu, para begal itu harus tembak di tempat! Ini perlu, agar ada efek jera bagi para pelaku yang beraksi dan menjadi ‘warning’ bagi para pelaku begal lainnya,\" tegasnya.
Selain itu, kata Herri, pihak kepolisian juga harus fokus dalam memberantas peredaran narkoba di Kota Medan. \"Jangan bilang kalau tingginya tingkat peredaran narkoba di Kota Medan tak mempengaruhi tingginya tingkat kriminal, itu sudah pasti sejalan. Perhatikan saja, banyak dari pelaku begal itu ya pengguna narkoba, mereka nekat melakukan begal justru karena ingin membeli narkoba,\" pugkas Herri.
Sebelumnya dalam beberapa pekan terakhir, pihak Polrestabes Medan beberapa kali mengekspos keberhasilan mereka menangkap beberapa warga yang kerap terlibat kasus pencurian maupun begal. Kapolrestabes Medan Kombes Dadang menyampaikan pihaknya senantiasa berusaha untuk memberikan rasa aman bagi masyarakat di Kota Medan. Salah satu kebijakan yang diambil yakni dengan patroli dalam skala besar dan patroli rutin oleh jajaran Polsek.
\"Disini kami hadir, di tengah masyarakat untuk memberikan rasa aman. Adapun langkah-langkah yang kami lakukan adalah dengan patroli dialogis, mengunjungi tempat rawan narkoba dan melakukan razia yang bersifat stasioner. Ini rutin dilakukan diseluruh polsek jajaran Polrestabes Medan,\" kata Kapolrestabes Medan Kombes Pol Dr Dadang Hartanto, saat memimpin apel di Lapangan Merdeka, Jalan Bukit Barisan Medan, Minggu dini hari pada 21 Juli 2019 lalu."/>
Ekspos mengenai keberhasilan yang dilakukan oleh pihak kepolisian atas kasus pengungkapan kasus kejahatan seperti begal kesannya masih bertolak belakang dengan fakta di lapangan. Aksi para begal masih terus berlanjut meskipun pihak kepolisian mengaku terus melakukan upaya-upaya pengungkapan kasus atas pengaduan masyarakat. Kasus begal terakhir yakni dialami oleh Azwandi Lubis yang berprofesi sebagai wartawan di Harian Sumut Pos. Ia harus kehilangan sepeda motor jenis Yamana NMax yang baru beberapa hari dibelinya akibat menjadi korban kawanan begal di Jalan Besar Medan-Namorambe, pada Minggu (28/7/2019) dini hari.
Aswandi mengaku ia dibegal oleh komplotan yang berjumlah lebih dari 5 orang dan menggunakan senjata tajam dan senjata yang diduga senjata api.
"Mereka ada lima sepedamotor konvoi dari arah Jalan Karya Jaya, Johor. Mungkin saya sudah diikuti mereka sebelum dibegal. Kejadian begitu cepat, tiba-tiba sepedamotor saya dipepet dan kunci kontak diambil," ungkap Azwandi.
Dia menceritakan, sebelum kejadian Azwandi pergi untuk membeli makanan di Jalan Besar-Medan Namorambe dan hendak menuju pulang ke rumah. Memang, kondisi jalan saat itu sangat gelap. "Waktu itu saya dari beli Mie Aceh, begitu jalan mau pulang ke rumah gak jauh dari tempat beli Mie Aceh kurang lebih 1 kilometer itulah datang pelaku. Mereka matikan lampu sepedamotornya sengaja biar tidak ketahuan," tambahnya.
Azwandi mengaku, salah seorang pelaku sempat menikamkan pisau kepadanya. Namun ia melawan. "Selanjutnya datang lagi kawan mereka ditodongnya saya pakai senjata api, tidak tahu apakah benar atau tidak. Disitulah saya turun daripada nyawa melayang," terangnya.
Begitu sepeda motornya berhasil dibawa kabur, para pelaku kemudian memutar arah menuju Jalan Karya Jaya, Medan Johor.
"Jadi selain motor, telepon genggam saya mereka I-Phone juga dibawa kabur oleh para pelaku. Jumlahnya kalau saya tidak salah ada 10 orang, anak-anak tanggung dari wajahnya. Mereka konvoi 5 sepeda motor," ujar Wandi.
Seperti dilansir Sumut Pos, Anggota Komisi I DPRD Medan Herri Zulkarnain sangat menyayangkan para pelaku begal masih beraksi di wilayah hukum Polrestabes Medan. Menurutnya polisi harus lebih serius dalam menangani kasu-kasus tersebut.
"Saya minta polisi untuk fokus dan serius dalam memberantas para begal di Kota Medan. Ini tak bisa dibiarkan lagi, harus ekstra tegas. Bila perlu, para begal itu harus tembak di tempat! Ini perlu, agar ada efek jera bagi para pelaku yang beraksi dan menjadi ‘warning’ bagi para pelaku begal lainnya," tegasnya.
Selain itu, kata Herri, pihak kepolisian juga harus fokus dalam memberantas peredaran narkoba di Kota Medan. "Jangan bilang kalau tingginya tingkat peredaran narkoba di Kota Medan tak mempengaruhi tingginya tingkat kriminal, itu sudah pasti sejalan. Perhatikan saja, banyak dari pelaku begal itu ya pengguna narkoba, mereka nekat melakukan begal justru karena ingin membeli narkoba," pugkas Herri.
Sebelumnya dalam beberapa pekan terakhir, pihak Polrestabes Medan beberapa kali mengekspos keberhasilan mereka menangkap beberapa warga yang kerap terlibat kasus pencurian maupun begal. Kapolrestabes Medan Kombes Dadang menyampaikan pihaknya senantiasa berusaha untuk memberikan rasa aman bagi masyarakat di Kota Medan. Salah satu kebijakan yang diambil yakni dengan patroli dalam skala besar dan patroli rutin oleh jajaran Polsek.
"Disini kami hadir, di tengah masyarakat untuk memberikan rasa aman. Adapun langkah-langkah yang kami lakukan adalah dengan patroli dialogis, mengunjungi tempat rawan narkoba dan melakukan razia yang bersifat stasioner. Ini rutin dilakukan diseluruh polsek jajaran Polrestabes Medan," kata Kapolrestabes Medan Kombes Pol Dr Dadang Hartanto, saat memimpin apel di Lapangan Merdeka, Jalan Bukit Barisan Medan, Minggu dini hari pada 21 Juli 2019 lalu.
Ekspos mengenai keberhasilan yang dilakukan oleh pihak kepolisian atas kasus pengungkapan kasus kejahatan seperti begal kesannya masih bertolak belakang dengan fakta di lapangan. Aksi para begal masih terus berlanjut meskipun pihak kepolisian mengaku terus melakukan upaya-upaya pengungkapan kasus atas pengaduan masyarakat. Kasus begal terakhir yakni dialami oleh Azwandi Lubis yang berprofesi sebagai wartawan di Harian Sumut Pos. Ia harus kehilangan sepeda motor jenis Yamana NMax yang baru beberapa hari dibelinya akibat menjadi korban kawanan begal di Jalan Besar Medan-Namorambe, pada Minggu (28/7/2019) dini hari.
Aswandi mengaku ia dibegal oleh komplotan yang berjumlah lebih dari 5 orang dan menggunakan senjata tajam dan senjata yang diduga senjata api.
"Mereka ada lima sepedamotor konvoi dari arah Jalan Karya Jaya, Johor. Mungkin saya sudah diikuti mereka sebelum dibegal. Kejadian begitu cepat, tiba-tiba sepedamotor saya dipepet dan kunci kontak diambil," ungkap Azwandi.
Dia menceritakan, sebelum kejadian Azwandi pergi untuk membeli makanan di Jalan Besar-Medan Namorambe dan hendak menuju pulang ke rumah. Memang, kondisi jalan saat itu sangat gelap. "Waktu itu saya dari beli Mie Aceh, begitu jalan mau pulang ke rumah gak jauh dari tempat beli Mie Aceh kurang lebih 1 kilometer itulah datang pelaku. Mereka matikan lampu sepedamotornya sengaja biar tidak ketahuan," tambahnya.
Azwandi mengaku, salah seorang pelaku sempat menikamkan pisau kepadanya. Namun ia melawan. "Selanjutnya datang lagi kawan mereka ditodongnya saya pakai senjata api, tidak tahu apakah benar atau tidak. Disitulah saya turun daripada nyawa melayang," terangnya.
Begitu sepeda motornya berhasil dibawa kabur, para pelaku kemudian memutar arah menuju Jalan Karya Jaya, Medan Johor.
"Jadi selain motor, telepon genggam saya mereka I-Phone juga dibawa kabur oleh para pelaku. Jumlahnya kalau saya tidak salah ada 10 orang, anak-anak tanggung dari wajahnya. Mereka konvoi 5 sepeda motor," ujar Wandi.
Seperti dilansir Sumut Pos, Anggota Komisi I DPRD Medan Herri Zulkarnain sangat menyayangkan para pelaku begal masih beraksi di wilayah hukum Polrestabes Medan. Menurutnya polisi harus lebih serius dalam menangani kasu-kasus tersebut.
"Saya minta polisi untuk fokus dan serius dalam memberantas para begal di Kota Medan. Ini tak bisa dibiarkan lagi, harus ekstra tegas. Bila perlu, para begal itu harus tembak di tempat! Ini perlu, agar ada efek jera bagi para pelaku yang beraksi dan menjadi ‘warning’ bagi para pelaku begal lainnya," tegasnya.
Selain itu, kata Herri, pihak kepolisian juga harus fokus dalam memberantas peredaran narkoba di Kota Medan. "Jangan bilang kalau tingginya tingkat peredaran narkoba di Kota Medan tak mempengaruhi tingginya tingkat kriminal, itu sudah pasti sejalan. Perhatikan saja, banyak dari pelaku begal itu ya pengguna narkoba, mereka nekat melakukan begal justru karena ingin membeli narkoba," pugkas Herri.
Sebelumnya dalam beberapa pekan terakhir, pihak Polrestabes Medan beberapa kali mengekspos keberhasilan mereka menangkap beberapa warga yang kerap terlibat kasus pencurian maupun begal. Kapolrestabes Medan Kombes Dadang menyampaikan pihaknya senantiasa berusaha untuk memberikan rasa aman bagi masyarakat di Kota Medan. Salah satu kebijakan yang diambil yakni dengan patroli dalam skala besar dan patroli rutin oleh jajaran Polsek.
"Disini kami hadir, di tengah masyarakat untuk memberikan rasa aman. Adapun langkah-langkah yang kami lakukan adalah dengan patroli dialogis, mengunjungi tempat rawan narkoba dan melakukan razia yang bersifat stasioner. Ini rutin dilakukan diseluruh polsek jajaran Polrestabes Medan," kata Kapolrestabes Medan Kombes Pol Dr Dadang Hartanto, saat memimpin apel di Lapangan Merdeka, Jalan Bukit Barisan Medan, Minggu dini hari pada 21 Juli 2019 lalu.