Arifin yang juga berprofesi sebagai dosen di FISIP UMSU ini menjelaskan, istilah calon walikota kaleng-kaleng merupakan istilah yang kerap disematkan oleh orang kepada seseorang yang dianggap tidak memiliki kualitas apa-apa. Jika sampai hal itu muncul, maka ia mengatakan hal ini sepenuhnya akan menjadi kesalahan besar yang akan semakin membuat Kota Medan terpuruk.
\"Sosok kaleng-kaleng juga bisa dimaknai sosok yang hanya didorong-dorong untuk maju, padahal belum memiliki modal apapun sebagai calon pemimpin dan tidak punya jiwa kepemimpinan,\" ujarnya.
Kota Medan menurut Arifin merupakan kota yang memililiki nama besar diantara kota-kota besar di Indonesia. Ironisnya nama besar tersebut saat ini hanya tertinggal sebatas nama saja tanpa dibarengi perubahan yang membawa masyarakat kepada kesejahteraan yang lebih baik. Kondisi inilah yang menurutnya harus diubah dengan menghunjuk sosok yang berkualitas.
\"Kota Medan ini kota besar, barometer Indonesia di wilayah barat, jadi calon walikotanya harus berkualitas bukan kaleng-kaleng. Jika nanti yang muncul calon kaleng-kaleng, kita takut kesejahteraan masyarakat tidak meningkat dan kota Medan tak mampu maju seperti kota lainnya, seperti Bandung dan Surabaya,\" demikian Arifin Saleh Siregar." itemprop="description"/>
Arifin yang juga berprofesi sebagai dosen di FISIP UMSU ini menjelaskan, istilah calon walikota kaleng-kaleng merupakan istilah yang kerap disematkan oleh orang kepada seseorang yang dianggap tidak memiliki kualitas apa-apa. Jika sampai hal itu muncul, maka ia mengatakan hal ini sepenuhnya akan menjadi kesalahan besar yang akan semakin membuat Kota Medan terpuruk.
\"Sosok kaleng-kaleng juga bisa dimaknai sosok yang hanya didorong-dorong untuk maju, padahal belum memiliki modal apapun sebagai calon pemimpin dan tidak punya jiwa kepemimpinan,\" ujarnya.
Kota Medan menurut Arifin merupakan kota yang memililiki nama besar diantara kota-kota besar di Indonesia. Ironisnya nama besar tersebut saat ini hanya tertinggal sebatas nama saja tanpa dibarengi perubahan yang membawa masyarakat kepada kesejahteraan yang lebih baik. Kondisi inilah yang menurutnya harus diubah dengan menghunjuk sosok yang berkualitas.
\"Kota Medan ini kota besar, barometer Indonesia di wilayah barat, jadi calon walikotanya harus berkualitas bukan kaleng-kaleng. Jika nanti yang muncul calon kaleng-kaleng, kita takut kesejahteraan masyarakat tidak meningkat dan kota Medan tak mampu maju seperti kota lainnya, seperti Bandung dan Surabaya,\" demikian Arifin Saleh Siregar."/>
Arifin yang juga berprofesi sebagai dosen di FISIP UMSU ini menjelaskan, istilah calon walikota kaleng-kaleng merupakan istilah yang kerap disematkan oleh orang kepada seseorang yang dianggap tidak memiliki kualitas apa-apa. Jika sampai hal itu muncul, maka ia mengatakan hal ini sepenuhnya akan menjadi kesalahan besar yang akan semakin membuat Kota Medan terpuruk.
\"Sosok kaleng-kaleng juga bisa dimaknai sosok yang hanya didorong-dorong untuk maju, padahal belum memiliki modal apapun sebagai calon pemimpin dan tidak punya jiwa kepemimpinan,\" ujarnya.
Kota Medan menurut Arifin merupakan kota yang memililiki nama besar diantara kota-kota besar di Indonesia. Ironisnya nama besar tersebut saat ini hanya tertinggal sebatas nama saja tanpa dibarengi perubahan yang membawa masyarakat kepada kesejahteraan yang lebih baik. Kondisi inilah yang menurutnya harus diubah dengan menghunjuk sosok yang berkualitas.
\"Kota Medan ini kota besar, barometer Indonesia di wilayah barat, jadi calon walikotanya harus berkualitas bukan kaleng-kaleng. Jika nanti yang muncul calon kaleng-kaleng, kita takut kesejahteraan masyarakat tidak meningkat dan kota Medan tak mampu maju seperti kota lainnya, seperti Bandung dan Surabaya,\" demikian Arifin Saleh Siregar."/>
Pengamat sosial politik di Kota Medan, Arifin Saleh Siregar sangat berharap agar hiruk-pikuk soal kandidat calon Walikota Medan akan berujung pada munculnya sosok yang benar-benar berkualitas. Ia khawatir hiruk-pikuk yang terjadi justru membuat masyarakat menjadi lengah dan justru kembali terperangkap dalam pembentukan opini hingga berujung pada munculnya kembali tokoh yang justru tidak akan membawa perubahan di Kota Medan.
"Kita berharap jangan sampai muncul calon walikota kaleng-kaleng," katanya kepada com, Jumat (9/8/2019).
Arifin yang juga berprofesi sebagai dosen di FISIP UMSU ini menjelaskan, istilah calon walikota kaleng-kaleng merupakan istilah yang kerap disematkan oleh orang kepada seseorang yang dianggap tidak memiliki kualitas apa-apa. Jika sampai hal itu muncul, maka ia mengatakan hal ini sepenuhnya akan menjadi kesalahan besar yang akan semakin membuat Kota Medan terpuruk.
"Sosok kaleng-kaleng juga bisa dimaknai sosok yang hanya didorong-dorong untuk maju, padahal belum memiliki modal apapun sebagai calon pemimpin dan tidak punya jiwa kepemimpinan," ujarnya.
Kota Medan menurut Arifin merupakan kota yang memililiki nama besar diantara kota-kota besar di Indonesia. Ironisnya nama besar tersebut saat ini hanya tertinggal sebatas nama saja tanpa dibarengi perubahan yang membawa masyarakat kepada kesejahteraan yang lebih baik. Kondisi inilah yang menurutnya harus diubah dengan menghunjuk sosok yang berkualitas.
"Kota Medan ini kota besar, barometer Indonesia di wilayah barat, jadi calon walikotanya harus berkualitas bukan kaleng-kaleng. Jika nanti yang muncul calon kaleng-kaleng, kita takut kesejahteraan masyarakat tidak meningkat dan kota Medan tak mampu maju seperti kota lainnya, seperti Bandung dan Surabaya," demikian Arifin Saleh Siregar.
Pengamat sosial politik di Kota Medan, Arifin Saleh Siregar sangat berharap agar hiruk-pikuk soal kandidat calon Walikota Medan akan berujung pada munculnya sosok yang benar-benar berkualitas. Ia khawatir hiruk-pikuk yang terjadi justru membuat masyarakat menjadi lengah dan justru kembali terperangkap dalam pembentukan opini hingga berujung pada munculnya kembali tokoh yang justru tidak akan membawa perubahan di Kota Medan.
"Kita berharap jangan sampai muncul calon walikota kaleng-kaleng," katanya kepada com, Jumat (9/8/2019).
Arifin yang juga berprofesi sebagai dosen di FISIP UMSU ini menjelaskan, istilah calon walikota kaleng-kaleng merupakan istilah yang kerap disematkan oleh orang kepada seseorang yang dianggap tidak memiliki kualitas apa-apa. Jika sampai hal itu muncul, maka ia mengatakan hal ini sepenuhnya akan menjadi kesalahan besar yang akan semakin membuat Kota Medan terpuruk.
"Sosok kaleng-kaleng juga bisa dimaknai sosok yang hanya didorong-dorong untuk maju, padahal belum memiliki modal apapun sebagai calon pemimpin dan tidak punya jiwa kepemimpinan," ujarnya.
Kota Medan menurut Arifin merupakan kota yang memililiki nama besar diantara kota-kota besar di Indonesia. Ironisnya nama besar tersebut saat ini hanya tertinggal sebatas nama saja tanpa dibarengi perubahan yang membawa masyarakat kepada kesejahteraan yang lebih baik. Kondisi inilah yang menurutnya harus diubah dengan menghunjuk sosok yang berkualitas.
"Kota Medan ini kota besar, barometer Indonesia di wilayah barat, jadi calon walikotanya harus berkualitas bukan kaleng-kaleng. Jika nanti yang muncul calon kaleng-kaleng, kita takut kesejahteraan masyarakat tidak meningkat dan kota Medan tak mampu maju seperti kota lainnya, seperti Bandung dan Surabaya," demikian Arifin Saleh Siregar.