Meski rasio elektrifikasi sudah melampaui target, namun dari sisi akses dan kualitas masih tertinggal dibanding negara tetangga. Hal ini disampaikan Presiden Joko Widodo dalam Rapat Terbatas (Ratas) bersama jajaran Menteri Kabinet Indonesia Maju via teleconference dari Istana Bogor, Jumat (3/4). Dalam Ratas kali ini, Jokowi membahas mengenai peningkatan rasio penyaluran listrik di pedesaan, atau elektrifikasi pedesaan. "Kita akan bahas pagi hari ini mengenai peningkatan rasio elektrifikasi pedesaan. Rasio elektrifikasi hingga 2020 ini telah mencapai 99,48 persen," sebut Jokowi. Persentase itu, diklaim Jokowi meningkat signifikan dari periode 2014 lalu yang baru mencapai 84 persen. Bahkan mantan walikota Solo tersebut mengatakan, capaian pemerintahannya telah melampaui target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2015 hingga 2019 yang sebesar 96 persen. Namun demikian, Jokowi mengakui bahwa akses listrik secara populasi (Electricity Access Population) Indonesia masih jauh tertinggal dari negara-negara tetangganya di Asia, terutama Singapura. "Indonesia berada di peringkat 95, masih tertinggal dari Malaysia peringkat 87, Vietnam peringkat 84 dan Singapura, Thailand, Tiongkok, Korsel berada pada peringkat 2," sebut mantan Gubernur DKI Jakarta ini. Selain tertinggal dari segi akses, dari segi kualitas kapasitas kelistrikan (Electricity Supply Quality) dalam negeri juga masih berada di peringkat 54, jauh di bawah Singapura. "Filipina 53, Malaysia 38, Thailand 31, Tiongkok 18, Singapura di peringkat kedua," demikian Jokowi.[R]
Meski rasio elektrifikasi sudah melampaui target, namun dari sisi akses dan kualitas masih tertinggal dibanding negara tetangga. Hal ini disampaikan Presiden Joko Widodo dalam Rapat Terbatas (Ratas) bersama jajaran Menteri Kabinet Indonesia Maju via teleconference dari Istana Bogor, Jumat (3/4). Dalam Ratas kali ini, Jokowi membahas mengenai peningkatan rasio penyaluran listrik di pedesaan, atau elektrifikasi pedesaan. "Kita akan bahas pagi hari ini mengenai peningkatan rasio elektrifikasi pedesaan. Rasio elektrifikasi hingga 2020 ini telah mencapai 99,48 persen," sebut Jokowi. Persentase itu, diklaim Jokowi meningkat signifikan dari periode 2014 lalu yang baru mencapai 84 persen. Bahkan mantan walikota Solo tersebut mengatakan, capaian pemerintahannya telah melampaui target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2015 hingga 2019 yang sebesar 96 persen. Namun demikian, Jokowi mengakui bahwa akses listrik secara populasi (Electricity Access Population) Indonesia masih jauh tertinggal dari negara-negara tetangganya di Asia, terutama Singapura. "Indonesia berada di peringkat 95, masih tertinggal dari Malaysia peringkat 87, Vietnam peringkat 84 dan Singapura, Thailand, Tiongkok, Korsel berada pada peringkat 2," sebut mantan Gubernur DKI Jakarta ini. Selain tertinggal dari segi akses, dari segi kualitas kapasitas kelistrikan (Electricity Supply Quality) dalam negeri juga masih berada di peringkat 54, jauh di bawah Singapura. "Filipina 53, Malaysia 38, Thailand 31, Tiongkok 18, Singapura di peringkat kedua," demikian Jokowi.© Copyright 2024, All Rights Reserved