RMOLSumut. Pelaku separatisme sesungguhnya adalah pihak-pihak yang mendukung dan mempraktikkan rasialisme dan rasisme. © Copyright 2024, All Rights Reserved
Pemimpin di Jawa yang mengusir Papua, Kepala Daerah, NGO, pihak sipil yang mengusir Papua, dapat dipastikan mereka itulah sebenarnya yang separatis,\" tegas Pigai.
Pigai menambahkan, respon mahasiswa asal Papua di Asrama Mahasiswa Papua di Jalan Kalasan, Surabaya, beberapa hari lalu adalah perlawanan atas tindakan diskriminasi rasial yang sering mereka hadapi.[top]" itemprop="description"/>
Pemimpin di Jawa yang mengusir Papua, Kepala Daerah, NGO, pihak sipil yang mengusir Papua, dapat dipastikan mereka itulah sebenarnya yang separatis,\" tegas Pigai.
Pigai menambahkan, respon mahasiswa asal Papua di Asrama Mahasiswa Papua di Jalan Kalasan, Surabaya, beberapa hari lalu adalah perlawanan atas tindakan diskriminasi rasial yang sering mereka hadapi.[top]"/>
Pemimpin di Jawa yang mengusir Papua, Kepala Daerah, NGO, pihak sipil yang mengusir Papua, dapat dipastikan mereka itulah sebenarnya yang separatis,\" tegas Pigai.
Pigai menambahkan, respon mahasiswa asal Papua di Asrama Mahasiswa Papua di Jalan Kalasan, Surabaya, beberapa hari lalu adalah perlawanan atas tindakan diskriminasi rasial yang sering mereka hadapi.[top]"/>
Natalius Pigai Bongkar Wajah Separatis Yang Sesungguhnya
Dalam konteks yang terjadi di Papua hari-hari ini, pendukung dan pelaku separatisme yang sesungguhnya adalah pihak-pihak mempraktikkan rasialisme dan rasisme terhadap warga Papua.
Demikian dikatakan aktivis pembela HAM, Natalius Pigai.
Pernyataan Pigai itu disampaikannya dalam malam solidaritas kemanusiaan yang digelarKesatuan Aksi Mahasiswa Peduli Papua di Gedung Margasiswa, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu malam (24/8), dan disampaikannya lagi dalam perbincangan dengan redaksi beberapa saat lalu.
Menurut Pigai yang di tahun 2017 lalu mendapatkan Democracy Award dari Kantor Berita Politik RMOL, rasisme erat kaitannya dengan orang-orang yang kerap mempersoalkan dan mempermasalahkan perbedaan fisik, ras, suku, dan atau agama.
Pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab ini menciptakan segreasi sosial di tengah masyarakat yang pada gilirannya mengganggu keharmonisan kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Karena itulah saya katakan, separatisme adalah pemisahan, dan rasisme adalah separatisme,†ujar Pigai.
Pemimpin di Jawa yang mengusir Papua, Kepala Daerah, NGO, pihak sipil yang mengusir Papua, dapat dipastikan mereka itulah sebenarnya yang separatis," tegas Pigai.
Pigai menambahkan, respon mahasiswa asal Papua di Asrama Mahasiswa Papua di Jalan Kalasan, Surabaya, beberapa hari lalu adalah perlawanan atas tindakan diskriminasi rasial yang sering mereka hadapi.[top]
Dalam konteks yang terjadi di Papua hari-hari ini, pendukung dan pelaku separatisme yang sesungguhnya adalah pihak-pihak mempraktikkan rasialisme dan rasisme terhadap warga Papua.
Demikian dikatakan aktivis pembela HAM, Natalius Pigai.
Pernyataan Pigai itu disampaikannya dalam malam solidaritas kemanusiaan yang digelarKesatuan Aksi Mahasiswa Peduli Papua di Gedung Margasiswa, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu malam (24/8), dan disampaikannya lagi dalam perbincangan dengan redaksi beberapa saat lalu.
Menurut Pigai yang di tahun 2017 lalu mendapatkan Democracy Award dari Kantor Berita Politik RMOL, rasisme erat kaitannya dengan orang-orang yang kerap mempersoalkan dan mempermasalahkan perbedaan fisik, ras, suku, dan atau agama.
Pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab ini menciptakan segreasi sosial di tengah masyarakat yang pada gilirannya mengganggu keharmonisan kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Karena itulah saya katakan, separatisme adalah pemisahan, dan rasisme adalah separatisme,†ujar Pigai.
Pemimpin di Jawa yang mengusir Papua, Kepala Daerah, NGO, pihak sipil yang mengusir Papua, dapat dipastikan mereka itulah sebenarnya yang separatis," tegas Pigai.
Pigai menambahkan, respon mahasiswa asal Papua di Asrama Mahasiswa Papua di Jalan Kalasan, Surabaya, beberapa hari lalu adalah perlawanan atas tindakan diskriminasi rasial yang sering mereka hadapi.[top]
Ajak Pendukung Konsolidasi, Airlangga: Jangan Kecolongan
Inilah Perbandingan Mobil Dinas Beberapa Pemimpin Di Asia
Berita Terkait
Van Joened
Episode 13 – Joened: Mengalir Di Tahun Macan Air
Berita Populer
Gelar Pastry Display, Poltekpar Medan Pamerkan Hasil Kreatifitas Mahasiswa
Musa Rajekshah Mendaftar ke Partai Gerindra Untuk Maju di Pilgubsu 2024
Bengkel Ginting: PDI Perjuangan Perlu Evaluasi Diri Hadapi Pilkada Karo 2024
Langkah Bobby, Ijeck Hingga Edy Rahmayadi Tak Mudah di Pilkada 2024