Aulia menjelaskan, tidak adanya pasokan dari pembangkit tersebut membuat distribusi listrik mengalami kekurangan hingga 330 MW. Upaya perbaikan langsung dilakukan dan secara bertahap pembangkit tersebut mulai berhasil memasok listrik mulai 10 Maret 2019 lalu namun masih dengan kapasitas sekitar 110.
\"Dan 3 hari lalu dari sisanya sudah masuk sekitar 30 MW lagi jadi masih ada kekurangannya sekitar 200 MW. Kondisi itulah yangkita rasakan sehingga ada padam emergency yang kita lakukan,\" ujarnya.
Padam Emergency ini menurut Aulia dirasakan oleh seluruh pelanggan baik pelanggan Tegangan Tinggi (TT) 150 KV, pelanggan Tegangan Menengah (TM) 20 KV hingga pelanggan umum. Seluruhnya dilakukan pemadaman bergilir dengan cara dirotasi setiap 30 menit pada saat beban puncak.
\"Jadi kita tidak pilih kasih,\" sebutnya.
Hari ini kata Aulia, pasokan daya dari pembangkit sudah normal dimana PLN sudah memiliki daya mampu pasokan sebesar 2079 MW pada saat beban puncak yang membutuhkan sekitar 1980 MW. Dengan demikian PLN masih memiliki cadangan sekitar 90 MW.
\"Kita juga masih memiliki Research Shutdown sekitar 31 MW. Smeoga malam ini tidak ada lagi pemadaman apabila tidak ada kejadian khusus,\" pungkasnya.
Sementara itu, Anggota DPD RI Parlindungan Purba mengatakan ia sangat berharap agar pihak PLN tetap memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Sebagai perwakilan dari masyarakat ia mengaku langsung menerima banyak pengaduan atas pemadaman yang kembali terjadi beberapa hari terakhir.
\"Maka dari itu sekarang sudah ada penjelasan, dan kita sudah mengetahui penyebabnya. Kami dari DPD RI sangat berharap PLN selalu memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Karena listrik ini menjadi urat nadi perekonomian,\" ujarnya. " itemprop="description"/>
Aulia menjelaskan, tidak adanya pasokan dari pembangkit tersebut membuat distribusi listrik mengalami kekurangan hingga 330 MW. Upaya perbaikan langsung dilakukan dan secara bertahap pembangkit tersebut mulai berhasil memasok listrik mulai 10 Maret 2019 lalu namun masih dengan kapasitas sekitar 110.
\"Dan 3 hari lalu dari sisanya sudah masuk sekitar 30 MW lagi jadi masih ada kekurangannya sekitar 200 MW. Kondisi itulah yangkita rasakan sehingga ada padam emergency yang kita lakukan,\" ujarnya.
Padam Emergency ini menurut Aulia dirasakan oleh seluruh pelanggan baik pelanggan Tegangan Tinggi (TT) 150 KV, pelanggan Tegangan Menengah (TM) 20 KV hingga pelanggan umum. Seluruhnya dilakukan pemadaman bergilir dengan cara dirotasi setiap 30 menit pada saat beban puncak.
\"Jadi kita tidak pilih kasih,\" sebutnya.
Hari ini kata Aulia, pasokan daya dari pembangkit sudah normal dimana PLN sudah memiliki daya mampu pasokan sebesar 2079 MW pada saat beban puncak yang membutuhkan sekitar 1980 MW. Dengan demikian PLN masih memiliki cadangan sekitar 90 MW.
\"Kita juga masih memiliki Research Shutdown sekitar 31 MW. Smeoga malam ini tidak ada lagi pemadaman apabila tidak ada kejadian khusus,\" pungkasnya.
Sementara itu, Anggota DPD RI Parlindungan Purba mengatakan ia sangat berharap agar pihak PLN tetap memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Sebagai perwakilan dari masyarakat ia mengaku langsung menerima banyak pengaduan atas pemadaman yang kembali terjadi beberapa hari terakhir.
\"Maka dari itu sekarang sudah ada penjelasan, dan kita sudah mengetahui penyebabnya. Kami dari DPD RI sangat berharap PLN selalu memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Karena listrik ini menjadi urat nadi perekonomian,\" ujarnya. "/>
Aulia menjelaskan, tidak adanya pasokan dari pembangkit tersebut membuat distribusi listrik mengalami kekurangan hingga 330 MW. Upaya perbaikan langsung dilakukan dan secara bertahap pembangkit tersebut mulai berhasil memasok listrik mulai 10 Maret 2019 lalu namun masih dengan kapasitas sekitar 110.
\"Dan 3 hari lalu dari sisanya sudah masuk sekitar 30 MW lagi jadi masih ada kekurangannya sekitar 200 MW. Kondisi itulah yangkita rasakan sehingga ada padam emergency yang kita lakukan,\" ujarnya.
Padam Emergency ini menurut Aulia dirasakan oleh seluruh pelanggan baik pelanggan Tegangan Tinggi (TT) 150 KV, pelanggan Tegangan Menengah (TM) 20 KV hingga pelanggan umum. Seluruhnya dilakukan pemadaman bergilir dengan cara dirotasi setiap 30 menit pada saat beban puncak.
\"Jadi kita tidak pilih kasih,\" sebutnya.
Hari ini kata Aulia, pasokan daya dari pembangkit sudah normal dimana PLN sudah memiliki daya mampu pasokan sebesar 2079 MW pada saat beban puncak yang membutuhkan sekitar 1980 MW. Dengan demikian PLN masih memiliki cadangan sekitar 90 MW.
\"Kita juga masih memiliki Research Shutdown sekitar 31 MW. Smeoga malam ini tidak ada lagi pemadaman apabila tidak ada kejadian khusus,\" pungkasnya.
Sementara itu, Anggota DPD RI Parlindungan Purba mengatakan ia sangat berharap agar pihak PLN tetap memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Sebagai perwakilan dari masyarakat ia mengaku langsung menerima banyak pengaduan atas pemadaman yang kembali terjadi beberapa hari terakhir.
\"Maka dari itu sekarang sudah ada penjelasan, dan kita sudah mengetahui penyebabnya. Kami dari DPD RI sangat berharap PLN selalu memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Karena listrik ini menjadi urat nadi perekonomian,\" ujarnya. "/>
Pemadaman listrik bergilir kembali terjadi di Sumatera Utara termasuk di Kota Medan dalam beberapa hari terakhir ini. Pihak PLN Unit Induk Wilayah (UIW) Sumatera Utara mengatakan hal ini terjadi karena adanya gangguan teknis yang terjadi pada pembangkit PLTP Sarulla sehingga total tidak dapat memasok daya 330 MW seperti biasa.
Hal ini disampaikannya saat mendampingi Anggota DPD RI Parlindungan Purba meninjau Gardu Hubung KIM 2, di Kawasan Mabar, Medan.
"Kami mohon maaf apabila ada layanan yang belum full. Ini karena kondisi gangguan pembangkit di Sarulla sekitar 5 Maret 2019, sehingga keluar dari sistem full, keluar 3 x 110 MW," kata Aulia Mahdi dari Unit Pelaksana Distribusi PLN UIW Sumut, Minggu (17/3/2019).
Aulia menjelaskan, tidak adanya pasokan dari pembangkit tersebut membuat distribusi listrik mengalami kekurangan hingga 330 MW. Upaya perbaikan langsung dilakukan dan secara bertahap pembangkit tersebut mulai berhasil memasok listrik mulai 10 Maret 2019 lalu namun masih dengan kapasitas sekitar 110.
"Dan 3 hari lalu dari sisanya sudah masuk sekitar 30 MW lagi jadi masih ada kekurangannya sekitar 200 MW. Kondisi itulah yangkita rasakan sehingga ada padam emergency yang kita lakukan," ujarnya.
Padam Emergency ini menurut Aulia dirasakan oleh seluruh pelanggan baik pelanggan Tegangan Tinggi (TT) 150 KV, pelanggan Tegangan Menengah (TM) 20 KV hingga pelanggan umum. Seluruhnya dilakukan pemadaman bergilir dengan cara dirotasi setiap 30 menit pada saat beban puncak.
"Jadi kita tidak pilih kasih," sebutnya.
Hari ini kata Aulia, pasokan daya dari pembangkit sudah normal dimana PLN sudah memiliki daya mampu pasokan sebesar 2079 MW pada saat beban puncak yang membutuhkan sekitar 1980 MW. Dengan demikian PLN masih memiliki cadangan sekitar 90 MW.
"Kita juga masih memiliki Research Shutdown sekitar 31 MW. Smeoga malam ini tidak ada lagi pemadaman apabila tidak ada kejadian khusus," pungkasnya.
Sementara itu, Anggota DPD RI Parlindungan Purba mengatakan ia sangat berharap agar pihak PLN tetap memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Sebagai perwakilan dari masyarakat ia mengaku langsung menerima banyak pengaduan atas pemadaman yang kembali terjadi beberapa hari terakhir.
"Maka dari itu sekarang sudah ada penjelasan, dan kita sudah mengetahui penyebabnya. Kami dari DPD RI sangat berharap PLN selalu memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Karena listrik ini menjadi urat nadi perekonomian," ujarnya.
Pemadaman listrik bergilir kembali terjadi di Sumatera Utara termasuk di Kota Medan dalam beberapa hari terakhir ini. Pihak PLN Unit Induk Wilayah (UIW) Sumatera Utara mengatakan hal ini terjadi karena adanya gangguan teknis yang terjadi pada pembangkit PLTP Sarulla sehingga total tidak dapat memasok daya 330 MW seperti biasa.
Hal ini disampaikannya saat mendampingi Anggota DPD RI Parlindungan Purba meninjau Gardu Hubung KIM 2, di Kawasan Mabar, Medan.
"Kami mohon maaf apabila ada layanan yang belum full. Ini karena kondisi gangguan pembangkit di Sarulla sekitar 5 Maret 2019, sehingga keluar dari sistem full, keluar 3 x 110 MW," kata Aulia Mahdi dari Unit Pelaksana Distribusi PLN UIW Sumut, Minggu (17/3/2019).
Aulia menjelaskan, tidak adanya pasokan dari pembangkit tersebut membuat distribusi listrik mengalami kekurangan hingga 330 MW. Upaya perbaikan langsung dilakukan dan secara bertahap pembangkit tersebut mulai berhasil memasok listrik mulai 10 Maret 2019 lalu namun masih dengan kapasitas sekitar 110.
"Dan 3 hari lalu dari sisanya sudah masuk sekitar 30 MW lagi jadi masih ada kekurangannya sekitar 200 MW. Kondisi itulah yangkita rasakan sehingga ada padam emergency yang kita lakukan," ujarnya.
Padam Emergency ini menurut Aulia dirasakan oleh seluruh pelanggan baik pelanggan Tegangan Tinggi (TT) 150 KV, pelanggan Tegangan Menengah (TM) 20 KV hingga pelanggan umum. Seluruhnya dilakukan pemadaman bergilir dengan cara dirotasi setiap 30 menit pada saat beban puncak.
"Jadi kita tidak pilih kasih," sebutnya.
Hari ini kata Aulia, pasokan daya dari pembangkit sudah normal dimana PLN sudah memiliki daya mampu pasokan sebesar 2079 MW pada saat beban puncak yang membutuhkan sekitar 1980 MW. Dengan demikian PLN masih memiliki cadangan sekitar 90 MW.
"Kita juga masih memiliki Research Shutdown sekitar 31 MW. Smeoga malam ini tidak ada lagi pemadaman apabila tidak ada kejadian khusus," pungkasnya.
Sementara itu, Anggota DPD RI Parlindungan Purba mengatakan ia sangat berharap agar pihak PLN tetap memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Sebagai perwakilan dari masyarakat ia mengaku langsung menerima banyak pengaduan atas pemadaman yang kembali terjadi beberapa hari terakhir.
"Maka dari itu sekarang sudah ada penjelasan, dan kita sudah mengetahui penyebabnya. Kami dari DPD RI sangat berharap PLN selalu memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Karena listrik ini menjadi urat nadi perekonomian," ujarnya.