Politik uang yang berlangsung saat ini merupakan titipan dan didesain oleh kelompok-kelompok pemilik modal yang menginginkan demokrasi tidak berjalan dengan baik. Hal itu disampaikan Bakal Calon Walikota Kota Medan Sakhyan Asmara saat berbicara pada diskusi Social Infinity Meetup di kantor redaksi Kantor Berita RMOLSumut, Jumat (7/2). "Ini didesain memang untuk merusak dan menghambat pertumbuhan dan perkembangan demokrasi di Indonesia pada umumnya," kata Sakhyan. Dikatakan Sakhyan, akibat dari politik dan tradisi wanipiro, kerusakan yang diakibatkan bahkan bukan hanya lima tahun masa jabatan. "Dalam agenda pemilihan, kerusakan bukan hanya terjadi paska pemilihan dan memenangkan pelaku politik uang. Bukan hanya lima tahun, tapi terus berkelanjutan," kata Sakhyan. Paling tidak, kata Sakhyan, dari skenario dan titipan pemodal itu, ada tiga akibat yang parah bila tradisi politik uang dan transaksionalistik dalam politik dan demokrasi. "Pertama, money politic merusak tatanan nasional dan mental massyarakat. Kita tak akan lagi memunculkan kejujuran, dan lahir tradisi baru yangki menjadi materlialistik dan bergantung pada pemodal," kata Sakhyan. yang kedua, politik uang merusak birokrat dan kepala daerah. "Pemimpin daerah tidak akan memiliki kebebasan dan bisa menyerap aspirasi dari masyarakat," kata Sakhyan. "Ini yang paling parah, yang ketiga adalah sandera kepala daerah oleh cukong pemodal. Apakah tradisi ini dilanjutkan atau kita putus?" demikian Sakhyan. [R]
Politik uang yang berlangsung saat ini merupakan titipan dan didesain oleh kelompok-kelompok pemilik modal yang menginginkan demokrasi tidak berjalan dengan baik. Hal itu disampaikan Bakal Calon Walikota Kota Medan Sakhyan Asmara saat berbicara pada diskusi Social Infinity Meetup di kantor redaksi Kantor Berita RMOLSumut, Jumat (7/2). "Ini didesain memang untuk merusak dan menghambat pertumbuhan dan perkembangan demokrasi di Indonesia pada umumnya," kata Sakhyan. Dikatakan Sakhyan, akibat dari politik dan tradisi wanipiro, kerusakan yang diakibatkan bahkan bukan hanya lima tahun masa jabatan. "Dalam agenda pemilihan, kerusakan bukan hanya terjadi paska pemilihan dan memenangkan pelaku politik uang. Bukan hanya lima tahun, tapi terus berkelanjutan," kata Sakhyan. Paling tidak, kata Sakhyan, dari skenario dan titipan pemodal itu, ada tiga akibat yang parah bila tradisi politik uang dan transaksionalistik dalam politik dan demokrasi. "Pertama, money politic merusak tatanan nasional dan mental massyarakat. Kita tak akan lagi memunculkan kejujuran, dan lahir tradisi baru yangki menjadi materlialistik dan bergantung pada pemodal," kata Sakhyan. yang kedua, politik uang merusak birokrat dan kepala daerah. "Pemimpin daerah tidak akan memiliki kebebasan dan bisa menyerap aspirasi dari masyarakat," kata Sakhyan. "Ini yang paling parah, yang ketiga adalah sandera kepala daerah oleh cukong pemodal. Apakah tradisi ini dilanjutkan atau kita putus?" demikian Sakhyan.© Copyright 2024, All Rights Reserved