Nama Sandiaga Uno perlahan tapi pasti menghilang dari bursa
calon ketua umum Partai Amanat Nasional (PAN). Kelompok elit PAN yang
awalnya berharap Sandiaga bersedia bergabung dengan mereka dan memimpin
partai berlambang matahari itu semakin menyadari Sandiaga lebih memilih
kembali†ke Partai Gerindra yang membesarkannya.
Beberapa waktu
lalu, Sandiaga Uno menegaskan dirinya masih merupakan kader Gerindra
yang didirikan dan dipimpin Prabowo Subianto. Sandiaga Uno masih
memegang kartu tanda anggota (KTA) dan tengah bersiap-siap untuk kembali
secara formal ke Gerindra.
Sandiaga sempat menyatakan mundur
dari keanggotaan Gerindra beberapa saat sebelum pengumuman pasangan
Prabowo-Sandiaga bulan Agustus tahun lalu.
Ketika itu ada di antara partai pendukung Prabowo yang meminta Prabowo berpasangan dengan tokoh non-partai sebagai syarat dukungan.
Pengakuan
Sandiaga Uno bahwa dirinya tidak pernah benar-benar keluar dari
Gerindra diperkirakan sementara kalangan sebagai sinyal bahwa dirinya
akan mendapatkan tugas yang lebih signifikan dari Prabowo di Gerindra.
Bagi
PAN, harapan yang sempat berkembang agar Sandiaga bersedia bergabung
dan memimpin partai itu didorong oleh perasaan bahwa PAN sedang
mengalami krisis kader.
Prestasi PAN dalam kancah Pilpres 2019
lalu memang tidak terlalu buruk. Perolehan suara mengalami sedikit
kenaikan. Namun karena partai-partai lain mengalami kenaikan yang lebih
besar, persentase perolehan suara PAN dan jumlah kursi yang didapatkan
di DPR RI dengan sendirinya mengalami penurunan.
Sementara ada
anggapan tokoh internal partai yang diharapkan bisa menjadi pemimpin
baru PAN belum cukup siap untuk menghadapi persaingan yang diperkirakan
akan semakin keras menuju 2024. Misalnya Drajad Wibowo dan Hanafi Rais.
Pada
situasi kebatinan seperti itulah, nama Sandiaga Uno muncul di bursa
calon ketua umum PAN. Sandiaga dinilai cukup pantas, dan faktanya
hubungan kimiawi Sandi dengan PAN dinilai cukup bagus juga.
Tetapi,
seperti sudah diuraikan di atas, harapan itu layu seiring dengan
pengakuan Sandiaga Uno bahwa dirinya lebih memilih kembali ke Gerindra.
Kini
Sandiaga Uno sudah hilang. Tetapi bukan berarti harapan bagi PAN untuk
menemukan tokoh lain di luar PAN yang bisa membesarkan partai itu pupus
sama sekali.
Selain nama Sandiaga, ada dua nama lain yang juga
ditimbang-timbang untuk tampil mengambil alih komando PAN. Pertama,
mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo, dan kedua, Gubernur
DKI Jakarta Anies Baswedan.
Informasi yang berkembang di
lapangan mengatakan, Gatot lebih diminati daripada Anies Baswedan. Ada
pandangan yang mengatakan, Gatot lebih membutuhkan partai apapun sebagai
kendaraan politik menuju 2024, dibandingkan Anies yang sudah terlanjur
besar.
Di sisi lain, Gatot dinilai sebagai ahli strategi yang
mumpuni. Metodologi kepemimpinannya selama di TNI dianggap pas untuk
menopang dan mendorong kinerja PAN di masa depan.
Dalam waktu
dekat, kelihatannya publik akan lebih sering mendengar nama Gatot
Nurmantyo berkelindan di kalangan elit PAN yang merindukan kemenangan.
[fak]
© Copyright 2024, All Rights Reserved