Dikatakan Aswan, ketika bangsa ini menanamkan nilai-nilai Ketuhanan kedalam diri setiap individunya maka setiap individu itu akan menjadi manusia yang adil dan beradab.
\"Ketika itu terwujud maka terbangunlah yang namanya Persatuan. Ketika kita sudah bersatu maka kita akan bisa duduk bermusyawarah serta bermufakat. Ketika kita sudah mampu bermusyawarah tanpa mengedepankan ego masing-masing maka akan melahirkan yang namanya keadilan sosial dan kesejahteraan.\" lanjut Aswan.
Menurut Aswan, Sila pertama pun tidak terimplementasi. Hal itu menjadi dasar mengapa sila selanjutnya tidak bisa diimplementasi.
\"Sila Ketuhanan bukan hanya bermakna religiusitas, namun menanamkan nilai-nilai Ketuhanan didalam pribadi masing-masing. Nilai-nilai Ketuhanan itulah nilai-nilai peradaban seperti perbuatan baik, kejujuran, saling menghargai, tidak menyakiti, amanah, dsb. Semua orang yang mengaku ber-Tuhan pasti diajarkan tentang ini. Semua agama, bahkan yang menganut kepercayaan animisme, dinamisme dan ateis sekalipun pasti tidak mengingkarinya. Lantas bagaimana mau menuju sila ke-5 kalau sila pertama saja tidak terlaksana?\" demikian Aswan.
Dalam diskusi yang digelar di Literacy Coffe, turut pula hadir berbagai kelompok mahasiswa yang diwakili oleh Farhan Abdillah Dalimunthe (Sekretaris Wilayah LMND Jawa Timur), Samuel Octavianus Gurusinga (Ketua PC GMNI Medan), Irham Sadani Rambe (Ketua Ikatan Mahasiswa Labuhan Batu Raya), dan Salim Abdurrahman (kader HMI komisariat FSH UINSU). [hta]
" itemprop="description"/>
Dikatakan Aswan, ketika bangsa ini menanamkan nilai-nilai Ketuhanan kedalam diri setiap individunya maka setiap individu itu akan menjadi manusia yang adil dan beradab.
\"Ketika itu terwujud maka terbangunlah yang namanya Persatuan. Ketika kita sudah bersatu maka kita akan bisa duduk bermusyawarah serta bermufakat. Ketika kita sudah mampu bermusyawarah tanpa mengedepankan ego masing-masing maka akan melahirkan yang namanya keadilan sosial dan kesejahteraan.\" lanjut Aswan.
Menurut Aswan, Sila pertama pun tidak terimplementasi. Hal itu menjadi dasar mengapa sila selanjutnya tidak bisa diimplementasi.
\"Sila Ketuhanan bukan hanya bermakna religiusitas, namun menanamkan nilai-nilai Ketuhanan didalam pribadi masing-masing. Nilai-nilai Ketuhanan itulah nilai-nilai peradaban seperti perbuatan baik, kejujuran, saling menghargai, tidak menyakiti, amanah, dsb. Semua orang yang mengaku ber-Tuhan pasti diajarkan tentang ini. Semua agama, bahkan yang menganut kepercayaan animisme, dinamisme dan ateis sekalipun pasti tidak mengingkarinya. Lantas bagaimana mau menuju sila ke-5 kalau sila pertama saja tidak terlaksana?\" demikian Aswan.
Dalam diskusi yang digelar di Literacy Coffe, turut pula hadir berbagai kelompok mahasiswa yang diwakili oleh Farhan Abdillah Dalimunthe (Sekretaris Wilayah LMND Jawa Timur), Samuel Octavianus Gurusinga (Ketua PC GMNI Medan), Irham Sadani Rambe (Ketua Ikatan Mahasiswa Labuhan Batu Raya), dan Salim Abdurrahman (kader HMI komisariat FSH UINSU). [hta]
"/>
Dikatakan Aswan, ketika bangsa ini menanamkan nilai-nilai Ketuhanan kedalam diri setiap individunya maka setiap individu itu akan menjadi manusia yang adil dan beradab.
\"Ketika itu terwujud maka terbangunlah yang namanya Persatuan. Ketika kita sudah bersatu maka kita akan bisa duduk bermusyawarah serta bermufakat. Ketika kita sudah mampu bermusyawarah tanpa mengedepankan ego masing-masing maka akan melahirkan yang namanya keadilan sosial dan kesejahteraan.\" lanjut Aswan.
Menurut Aswan, Sila pertama pun tidak terimplementasi. Hal itu menjadi dasar mengapa sila selanjutnya tidak bisa diimplementasi.
\"Sila Ketuhanan bukan hanya bermakna religiusitas, namun menanamkan nilai-nilai Ketuhanan didalam pribadi masing-masing. Nilai-nilai Ketuhanan itulah nilai-nilai peradaban seperti perbuatan baik, kejujuran, saling menghargai, tidak menyakiti, amanah, dsb. Semua orang yang mengaku ber-Tuhan pasti diajarkan tentang ini. Semua agama, bahkan yang menganut kepercayaan animisme, dinamisme dan ateis sekalipun pasti tidak mengingkarinya. Lantas bagaimana mau menuju sila ke-5 kalau sila pertama saja tidak terlaksana?\" demikian Aswan.
Dalam diskusi yang digelar di Literacy Coffe, turut pula hadir berbagai kelompok mahasiswa yang diwakili oleh Farhan Abdillah Dalimunthe (Sekretaris Wilayah LMND Jawa Timur), Samuel Octavianus Gurusinga (Ketua PC GMNI Medan), Irham Sadani Rambe (Ketua Ikatan Mahasiswa Labuhan Batu Raya), dan Salim Abdurrahman (kader HMI komisariat FSH UINSU). [hta]
"/>
Pancasila sebagai sebuah ideologi bernegara hari ini telah kalah. pasalnya, Pancasila dinilai tidak lagi terimplementasi dengan benar di Indonesia.
"Pancasila hari ini terkotak-kotakkan dan tidak mencapai tujuannya. Tujuan dari Pancasila adalah mewujudkan Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Akan tetapi itu merupakan proses yang runtut dari sila ke-1 sampai sila ke-5 tanpa terputus," kata Pakar Komunikasi Politik, Dr. Aswan Jaya dalam diskusi yang digelar Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND) Eksekutif Wilayah Sumatera Utara bersama Literacy Coffe, Kamis (15/8) malam.
Dikatakan Aswan, ketika bangsa ini menanamkan nilai-nilai Ketuhanan kedalam diri setiap individunya maka setiap individu itu akan menjadi manusia yang adil dan beradab.
"Ketika itu terwujud maka terbangunlah yang namanya Persatuan. Ketika kita sudah bersatu maka kita akan bisa duduk bermusyawarah serta bermufakat. Ketika kita sudah mampu bermusyawarah tanpa mengedepankan ego masing-masing maka akan melahirkan yang namanya keadilan sosial dan kesejahteraan." lanjut Aswan.
Menurut Aswan, Sila pertama pun tidak terimplementasi. Hal itu menjadi dasar mengapa sila selanjutnya tidak bisa diimplementasi.
"Sila Ketuhanan bukan hanya bermakna religiusitas, namun menanamkan nilai-nilai Ketuhanan didalam pribadi masing-masing. Nilai-nilai Ketuhanan itulah nilai-nilai peradaban seperti perbuatan baik, kejujuran, saling menghargai, tidak menyakiti, amanah, dsb. Semua orang yang mengaku ber-Tuhan pasti diajarkan tentang ini. Semua agama, bahkan yang menganut kepercayaan animisme, dinamisme dan ateis sekalipun pasti tidak mengingkarinya. Lantas bagaimana mau menuju sila ke-5 kalau sila pertama saja tidak terlaksana?" demikian Aswan.
Dalam diskusi yang digelar di Literacy Coffe, turut pula hadir berbagai kelompok mahasiswa yang diwakili oleh Farhan Abdillah Dalimunthe (Sekretaris Wilayah LMND Jawa Timur), Samuel Octavianus Gurusinga (Ketua PC GMNI Medan), Irham Sadani Rambe (Ketua Ikatan Mahasiswa Labuhan Batu Raya), dan Salim Abdurrahman (kader HMI komisariat FSH UINSU). [hta]
Pancasila sebagai sebuah ideologi bernegara hari ini telah kalah. pasalnya, Pancasila dinilai tidak lagi terimplementasi dengan benar di Indonesia.
"Pancasila hari ini terkotak-kotakkan dan tidak mencapai tujuannya. Tujuan dari Pancasila adalah mewujudkan Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Akan tetapi itu merupakan proses yang runtut dari sila ke-1 sampai sila ke-5 tanpa terputus," kata Pakar Komunikasi Politik, Dr. Aswan Jaya dalam diskusi yang digelar Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND) Eksekutif Wilayah Sumatera Utara bersama Literacy Coffe, Kamis (15/8) malam.
Dikatakan Aswan, ketika bangsa ini menanamkan nilai-nilai Ketuhanan kedalam diri setiap individunya maka setiap individu itu akan menjadi manusia yang adil dan beradab.
"Ketika itu terwujud maka terbangunlah yang namanya Persatuan. Ketika kita sudah bersatu maka kita akan bisa duduk bermusyawarah serta bermufakat. Ketika kita sudah mampu bermusyawarah tanpa mengedepankan ego masing-masing maka akan melahirkan yang namanya keadilan sosial dan kesejahteraan." lanjut Aswan.
Menurut Aswan, Sila pertama pun tidak terimplementasi. Hal itu menjadi dasar mengapa sila selanjutnya tidak bisa diimplementasi.
"Sila Ketuhanan bukan hanya bermakna religiusitas, namun menanamkan nilai-nilai Ketuhanan didalam pribadi masing-masing. Nilai-nilai Ketuhanan itulah nilai-nilai peradaban seperti perbuatan baik, kejujuran, saling menghargai, tidak menyakiti, amanah, dsb. Semua orang yang mengaku ber-Tuhan pasti diajarkan tentang ini. Semua agama, bahkan yang menganut kepercayaan animisme, dinamisme dan ateis sekalipun pasti tidak mengingkarinya. Lantas bagaimana mau menuju sila ke-5 kalau sila pertama saja tidak terlaksana?" demikian Aswan.
Dalam diskusi yang digelar di Literacy Coffe, turut pula hadir berbagai kelompok mahasiswa yang diwakili oleh Farhan Abdillah Dalimunthe (Sekretaris Wilayah LMND Jawa Timur), Samuel Octavianus Gurusinga (Ketua PC GMNI Medan), Irham Sadani Rambe (Ketua Ikatan Mahasiswa Labuhan Batu Raya), dan Salim Abdurrahman (kader HMI komisariat FSH UINSU). [hta]