Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM)
beranggapan, debat cawapres dengan tema pendidikan, kesehatan,
ketenagakerjaan, dan sosial budaya yang dihelat KPU Minggu (17/3) lalu
belum menyentuh substansi dan menjawab akar permasalahan.
Menurutnya,
saat ini Indonesia masih memiliki masalah utama soal ketenagakerjaan
dimana angkatan kerja masih didominasi tenaga kerja kita lulusan SMP.
Sekarang
orang pada ngomong 4.0. Apa itu? Problem tenaga kerja kira rata-rata
tamat SMP, itu problem dasarnya. 4.0 itu penting, tapi hanya keliatan
canggih dan tidak menjawab kebutuhan pokoknya bahwa kualitas tenaga
kerja kita itu sangat rendah,†kata Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan
Damanik di kantornya, Jakarta, Senin (18/3).
Dia menceritakan,
pernah memiliki pengalaman bertemu dengan TKI di luar negeri yang
ternyata tidak bisa baca tulis. Bagi dia hal itu sangat miris mengingat
besarnya risiko yang dihadapi.
Kan rata-rata SMP. Bahkan kita
menemukan juga bahwa tenaga kerja kita di luar negeri itu tidak bisa
baca tulis. Saya berkali-kali menemukan. Loh gimana kamu bisa pergi saya
bilang. Ya nggak terlalu penting pak karena kerja saya kan di sana
tukang, kerja fisik di bangunan, yang penting saya rajin kerja, loyal
sama atasan,†ujar Taufan menirukan ucapan tenaga kerja yang ditemuinya.
Dia
pun heran dengan kenyataan tersebut. Menurut negara sudah abai dalam
memajukan harkat dan martabat hidup manusia Indonesia terutama di bidang
pendidikan.
Di manapun di dunia ini, kalau orang bekerja di
sektor rumah tangga pasti perlindungannya sangat rentan, apalagi
ditempatkan di negara-negara yang juga tidak respect dengan HAM,â€
pungkasnya. [hta]
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM)
beranggapan, debat cawapres dengan tema pendidikan, kesehatan,
ketenagakerjaan, dan sosial budaya yang dihelat KPU Minggu (17/3) lalu
belum menyentuh substansi dan menjawab akar permasalahan.
Menurutnya,
saat ini Indonesia masih memiliki masalah utama soal ketenagakerjaan
dimana angkatan kerja masih didominasi tenaga kerja kita lulusan SMP.
Sekarang
orang pada ngomong 4.0. Apa itu? Problem tenaga kerja kira rata-rata
tamat SMP, itu problem dasarnya. 4.0 itu penting, tapi hanya keliatan
canggih dan tidak menjawab kebutuhan pokoknya bahwa kualitas tenaga
kerja kita itu sangat rendah,†kata Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan
Damanik di kantornya, Jakarta, Senin (18/3).
Dia menceritakan,
pernah memiliki pengalaman bertemu dengan TKI di luar negeri yang
ternyata tidak bisa baca tulis. Bagi dia hal itu sangat miris mengingat
besarnya risiko yang dihadapi.
Kan rata-rata SMP. Bahkan kita
menemukan juga bahwa tenaga kerja kita di luar negeri itu tidak bisa
baca tulis. Saya berkali-kali menemukan. Loh gimana kamu bisa pergi saya
bilang. Ya nggak terlalu penting pak karena kerja saya kan di sana
tukang, kerja fisik di bangunan, yang penting saya rajin kerja, loyal
sama atasan,†ujar Taufan menirukan ucapan tenaga kerja yang ditemuinya.
Dia
pun heran dengan kenyataan tersebut. Menurut negara sudah abai dalam
memajukan harkat dan martabat hidup manusia Indonesia terutama di bidang
pendidikan.
Di manapun di dunia ini, kalau orang bekerja di
sektor rumah tangga pasti perlindungannya sangat rentan, apalagi
ditempatkan di negara-negara yang juga tidak respect dengan HAM,â€
pungkasnya. [hta]