Tokoh Masyarakat dan Pemuda Imbau Yayasan Al Hidayah untuk Berbesar Hati Ikuti Mekanisme Pemerintah
![](https://rmolsumut.id/uploads/images/2024/07/image_750x_6683e124ad56d.jpg)
Sejumlah tokoh masyarakat dan pemuda berharap pihak Yayasan Al Hidayah (YAH) Sei Semayang mengikuti saran untuk untuk islah dan kembali pada peraturan mengenai penyelenggaraan pendidikan di SD Islam Al Hidayah.
"Banyak pelanggaran tata tertib administrasi serta nilai-nilai persatuan warga yang sudah ditabrak. Mulai dari pengkhianatan janji yang sudah dibuat sendiri pada 2019 lalu untuk segera merelokasi sekolah, hingga SIOP yang dinyatakan sudah tak berlaku lagi. Baiknya pihak Yayasan kembali melebur bersama warga dan kembali menyambung silaturahmi," ujar Zulkarnain, wakil perwiritan warga di Dusun XV, Desa Sei Semayang, Deli Serdang, Selasa (2/7/2024).
Menurut Zulkarnain, sengketa yang selama ini terjadi antara Badan Kesejahteraan Masjid (BKM) dan YAH sudah cukup merusak silaturahmi antar warga. Pro dan kontra mengenai pihak yang memiliki izin pertama kali di atas lahan HGU Perkebunan itu merembet ke segala dimensi kehidupan.
"Kita sudah lelah mengulang-ulang cerita dan terus berkonflik dengan sesama saudara. Ayolah, Yayasan jadilah bijak," lanjut Zulkarnain.
Dia juga menambahkan, agar jajaran pihak pemerintahan segera menyelesaikan permasalahan ini karena aspirasi warga semakin bulat untuk menolak keberadaan yayasan di Komplek Masjid Al Hidayah.
"Sama sekali warga tidak menolak adanya aktivitas belajar mengajar. Sama sekali kita tidak menolak sekolah. Justru kita paling depan berdiri untuk adanya pendidikan. Hanya saja, tolong pak Camat, pak Bupati, jangan biarkan kami saling memusuhi saudara sendiri akibat persoalan dan pembiaran ini," beber Zulkarnain.
Dia melanjutkan, bukti bahwa warga dan BKM Al Hidayah mendukung pendidikan, adalah dengan didirikannya bangunan madrasah di komplek masjid pada 2003 silam.
"Kita mendirikan tiga lokal madrasah. Mengumpulkan sumbangan warga, agar niat BKM Al Hidayah menyelenggarakan pendidikan bisa terwujud. Hanya saja entah bagaimana, hari ini tiga lokal yang dibangun warga itu menjadi bagian dari aktivitas Yayasan," ketus Zulkarnain.
"Proses pencaplokan dan cacat tranparansi itulah yang hingga kini terus menjadi aspirasi warga. Yayasan tidak pernah terbuka dalam penyelenggaraan pendidikan di Komplek Masjid. Tidak melibatkan warga dan Masjid sebagai pihak yang pada awal izin peruntukan fasilitas umum itu didirikan, bergotong royong dengan semangat milik bersama." terang Zulkarnain.
Hal yang sama juga disampaikan Penasehat Remaja Masjid Al Hidayah, Sugiono.
Menurut Sugiono, sejak YAH mendominasi aktivitas di area lapangan masjid dan sekolah, para pemuda binaan masjid jadi kehilangan kesempatan berkreatifitas.
"Anak anak muda remaja masjid kehilangan laboratoriumnya. Tak bisa lagi dengan mudah mengakses halaman untuk kegiatan kepemudaan dan pembelajaran. Main badminton aja untuk olahraga dan melatih skill, tidak bisa lagi," kata Sugiono.
"Kalau kami mengambil tindakan nanti dianggap pengganggu proses pendidikan. Dikorankan, diancam akan didatangi ini itu. Serba sulit. Jadi kami berharap Yayasan sudi untuk mengembalikan segala mekanisme yang ada ke semangat awal, yakni ke BKM. Hal itu pula lah yang sudah kami tawarkan untuk islah. Sayangnya bukan saja menolak, yayasan malah tidak menghadiri pertemuan dan membuka pendaftaran siswa baru untuk tahun ini," tandas Sugiono.
© Copyright 2024, All Rights Reserved