Kegiatan itu dihadiri Dutabesar Republik Indonesia untuk
Republik Korea Selatan Umar Hadi, Dutabesar Republik Korea untuk
Republik Indonesia Kim Chang-beom, dan inisiator pendiri FPCI Dr. Dino
Patti Djalal.
\"Di tengah situasi perekonomian yang sedang tidak menentu seperti sekarang, kunci pertumbuhan ekonomi terletak pada foreign direct investment (FDI).
Tadi telah disampaikan oleh Dutabesar Korea Selatan bahwa Indonesia
menjadi prioritas dalam New South Bound Policy pemerintah Korea Selatan.
Dengan demikian kita akan terus dorong dan fasilitasi,\" ujar Airlangga.
Dia
juga mengatakan, bahwa dalam waktu dekat kedua negara akan merampungkan
pembicaraan mengenai Comprehensive Economic Partnership Agreement
(CEPA) yang akan memberikan nilai tambah bagi hubungan kedua negara.
\"Harapannya two ways trade bisa
ditingkatkan. Target volume perdagangan seperti yang pernah disampaikan
Presiden Joko Widodo dalam kunjungan ke Korea Selatan beberapa waktu
lalu adalah 20 miliar dolar AS. Saat ini berada pada kisaran18 miliar
dolar AS,\" tandas Airlangga seperti dilansir Kantor Berita Politik RMOL. [fak] " itemprop="description"/>
Kegiatan itu dihadiri Dutabesar Republik Indonesia untuk
Republik Korea Selatan Umar Hadi, Dutabesar Republik Korea untuk
Republik Indonesia Kim Chang-beom, dan inisiator pendiri FPCI Dr. Dino
Patti Djalal.
\"Di tengah situasi perekonomian yang sedang tidak menentu seperti sekarang, kunci pertumbuhan ekonomi terletak pada foreign direct investment (FDI).
Tadi telah disampaikan oleh Dutabesar Korea Selatan bahwa Indonesia
menjadi prioritas dalam New South Bound Policy pemerintah Korea Selatan.
Dengan demikian kita akan terus dorong dan fasilitasi,\" ujar Airlangga.
Dia
juga mengatakan, bahwa dalam waktu dekat kedua negara akan merampungkan
pembicaraan mengenai Comprehensive Economic Partnership Agreement
(CEPA) yang akan memberikan nilai tambah bagi hubungan kedua negara.
\"Harapannya two ways trade bisa
ditingkatkan. Target volume perdagangan seperti yang pernah disampaikan
Presiden Joko Widodo dalam kunjungan ke Korea Selatan beberapa waktu
lalu adalah 20 miliar dolar AS. Saat ini berada pada kisaran18 miliar
dolar AS,\" tandas Airlangga seperti dilansir Kantor Berita Politik RMOL. [fak] "/>
Kegiatan itu dihadiri Dutabesar Republik Indonesia untuk
Republik Korea Selatan Umar Hadi, Dutabesar Republik Korea untuk
Republik Indonesia Kim Chang-beom, dan inisiator pendiri FPCI Dr. Dino
Patti Djalal.
\"Di tengah situasi perekonomian yang sedang tidak menentu seperti sekarang, kunci pertumbuhan ekonomi terletak pada foreign direct investment (FDI).
Tadi telah disampaikan oleh Dutabesar Korea Selatan bahwa Indonesia
menjadi prioritas dalam New South Bound Policy pemerintah Korea Selatan.
Dengan demikian kita akan terus dorong dan fasilitasi,\" ujar Airlangga.
Dia
juga mengatakan, bahwa dalam waktu dekat kedua negara akan merampungkan
pembicaraan mengenai Comprehensive Economic Partnership Agreement
(CEPA) yang akan memberikan nilai tambah bagi hubungan kedua negara.
\"Harapannya two ways trade bisa
ditingkatkan. Target volume perdagangan seperti yang pernah disampaikan
Presiden Joko Widodo dalam kunjungan ke Korea Selatan beberapa waktu
lalu adalah 20 miliar dolar AS. Saat ini berada pada kisaran18 miliar
dolar AS,\" tandas Airlangga seperti dilansir Kantor Berita Politik RMOL. [fak] "/>
Pemerintah Republik Indonesia berharap hubungan bilateral dengan Republik Korea akan semakin baik di masa depan.
Status hubungan special strategic partnership kedua
negara yang ditandatangani dalam pertemuan kedua kepala negara,
Presiden Joko Widodo dan Presiden Moon Jaein, di Jakarta tahun 2017 lalu
adalah modal besar untuk meningkatkan kualitas hubungan itu.
Demikian
dikatakan Menteri Perindustrian Airlangga Hartato ketika membuka
Indonesia-Korea Conference 2019 di Suhana Hall, Energy Building, Jakarta
Pusat, Rabu (18/9).
Airlangga Hartarto yang juga Ketua Umum Partai Golkar yakin hubungan kedua negara akan semakin signifikan di masa depan.
Kegiatan
bertema "Charting A Blueprint for Robust Partnership" ini
diselenggarakan Kedubes Korea Selatan dan Foreign Policy Community of
Indonesia (FPCI) untuk memperingati 46 tahun hubungan diplomatik kedua
negara.
Kegiatan itu dihadiri Dutabesar Republik Indonesia untuk
Republik Korea Selatan Umar Hadi, Dutabesar Republik Korea untuk
Republik Indonesia Kim Chang-beom, dan inisiator pendiri FPCI Dr. Dino
Patti Djalal.
"Di tengah situasi perekonomian yang sedang tidak menentu seperti sekarang, kunci pertumbuhan ekonomi terletak pada foreign direct investment (FDI).
Tadi telah disampaikan oleh Dutabesar Korea Selatan bahwa Indonesia
menjadi prioritas dalam New South Bound Policy pemerintah Korea Selatan.
Dengan demikian kita akan terus dorong dan fasilitasi," ujar Airlangga.
Dia
juga mengatakan, bahwa dalam waktu dekat kedua negara akan merampungkan
pembicaraan mengenai Comprehensive Economic Partnership Agreement
(CEPA) yang akan memberikan nilai tambah bagi hubungan kedua negara.
"Harapannya two ways trade bisa
ditingkatkan. Target volume perdagangan seperti yang pernah disampaikan
Presiden Joko Widodo dalam kunjungan ke Korea Selatan beberapa waktu
lalu adalah 20 miliar dolar AS. Saat ini berada pada kisaran18 miliar
dolar AS," tandas Airlangga seperti dilansir Kantor Berita Politik RMOL. [fak]
Pemerintah Republik Indonesia berharap hubungan bilateral dengan Republik Korea akan semakin baik di masa depan.
Status hubungan special strategic partnership kedua
negara yang ditandatangani dalam pertemuan kedua kepala negara,
Presiden Joko Widodo dan Presiden Moon Jaein, di Jakarta tahun 2017 lalu
adalah modal besar untuk meningkatkan kualitas hubungan itu.
Demikian
dikatakan Menteri Perindustrian Airlangga Hartato ketika membuka
Indonesia-Korea Conference 2019 di Suhana Hall, Energy Building, Jakarta
Pusat, Rabu (18/9).
Airlangga Hartarto yang juga Ketua Umum Partai Golkar yakin hubungan kedua negara akan semakin signifikan di masa depan.
Kegiatan
bertema "Charting A Blueprint for Robust Partnership" ini
diselenggarakan Kedubes Korea Selatan dan Foreign Policy Community of
Indonesia (FPCI) untuk memperingati 46 tahun hubungan diplomatik kedua
negara.
Kegiatan itu dihadiri Dutabesar Republik Indonesia untuk
Republik Korea Selatan Umar Hadi, Dutabesar Republik Korea untuk
Republik Indonesia Kim Chang-beom, dan inisiator pendiri FPCI Dr. Dino
Patti Djalal.
"Di tengah situasi perekonomian yang sedang tidak menentu seperti sekarang, kunci pertumbuhan ekonomi terletak pada foreign direct investment (FDI).
Tadi telah disampaikan oleh Dutabesar Korea Selatan bahwa Indonesia
menjadi prioritas dalam New South Bound Policy pemerintah Korea Selatan.
Dengan demikian kita akan terus dorong dan fasilitasi," ujar Airlangga.
Dia
juga mengatakan, bahwa dalam waktu dekat kedua negara akan merampungkan
pembicaraan mengenai Comprehensive Economic Partnership Agreement
(CEPA) yang akan memberikan nilai tambah bagi hubungan kedua negara.
"Harapannya two ways trade bisa
ditingkatkan. Target volume perdagangan seperti yang pernah disampaikan
Presiden Joko Widodo dalam kunjungan ke Korea Selatan beberapa waktu
lalu adalah 20 miliar dolar AS. Saat ini berada pada kisaran18 miliar
dolar AS," tandas Airlangga seperti dilansir Kantor Berita Politik RMOL. [fak]