Mantan komisioner KPU Medan ini menjelaskan, narasi politik yang dibangun oleh partai politik baik dari koalisi pendukung 01 maupun koalisi pendukung 02 saat ini masih terus menerus seputar narasi yang menunjukkan adanya dua pihak yang saling berbeda. Padahal, perbedaan-perbedaan ini seharusnya tidak lagi terus-menerus menjadi konsumsi politik mengingat masanya sudah berlalu.
\"Saya berfikir akan lebih konstruktif jika masing-masing mulai menunjukkan konsep ril pelayanan masyarakat. Apa target 1 tahun kedepan dan lain. Karena bicara politik saat ini tidak tepat lagi bicara kepentingan golongan, melainkan bicara soal kepentingan rakyat. Tidak lagi hanya tataran bagi-bagi kue,\" ujarnya.
Bakhrul tidak menafikan, dalam setiap jalannya pemerintahan akan selalu muncul dua sikap politik baik yang mendukung pemerintah maupun yang berada pada kubu oposisi. Dalam hal ini kubu pemerintah yang akan berada dibawah kepemimpinan Jokowi-Maruf menurutnya tidak perlu khawatir. Sebab pada dasarnya, oposisi tidak akan muncul jika kebijakan yang ditempuh merangkul semua lapisan masyarakat.
\"Pada hakikatnya tidak akan muncul yang namanya oposisi jika yang diperjuangkan oleh pemerintah adalah benar-benar kepentingan seluruh lapisan masyarakat. Tapi kalau yang diperjuangkan adalah kepentingan golongan atau kelompok tertentu saja, maka itu yang akan membuat kubu oposisi menguat,\" pungkasnya." itemprop="description"/>
Mantan komisioner KPU Medan ini menjelaskan, narasi politik yang dibangun oleh partai politik baik dari koalisi pendukung 01 maupun koalisi pendukung 02 saat ini masih terus menerus seputar narasi yang menunjukkan adanya dua pihak yang saling berbeda. Padahal, perbedaan-perbedaan ini seharusnya tidak lagi terus-menerus menjadi konsumsi politik mengingat masanya sudah berlalu.
\"Saya berfikir akan lebih konstruktif jika masing-masing mulai menunjukkan konsep ril pelayanan masyarakat. Apa target 1 tahun kedepan dan lain. Karena bicara politik saat ini tidak tepat lagi bicara kepentingan golongan, melainkan bicara soal kepentingan rakyat. Tidak lagi hanya tataran bagi-bagi kue,\" ujarnya.
Bakhrul tidak menafikan, dalam setiap jalannya pemerintahan akan selalu muncul dua sikap politik baik yang mendukung pemerintah maupun yang berada pada kubu oposisi. Dalam hal ini kubu pemerintah yang akan berada dibawah kepemimpinan Jokowi-Maruf menurutnya tidak perlu khawatir. Sebab pada dasarnya, oposisi tidak akan muncul jika kebijakan yang ditempuh merangkul semua lapisan masyarakat.
\"Pada hakikatnya tidak akan muncul yang namanya oposisi jika yang diperjuangkan oleh pemerintah adalah benar-benar kepentingan seluruh lapisan masyarakat. Tapi kalau yang diperjuangkan adalah kepentingan golongan atau kelompok tertentu saja, maka itu yang akan membuat kubu oposisi menguat,\" pungkasnya."/>
Mantan komisioner KPU Medan ini menjelaskan, narasi politik yang dibangun oleh partai politik baik dari koalisi pendukung 01 maupun koalisi pendukung 02 saat ini masih terus menerus seputar narasi yang menunjukkan adanya dua pihak yang saling berbeda. Padahal, perbedaan-perbedaan ini seharusnya tidak lagi terus-menerus menjadi konsumsi politik mengingat masanya sudah berlalu.
\"Saya berfikir akan lebih konstruktif jika masing-masing mulai menunjukkan konsep ril pelayanan masyarakat. Apa target 1 tahun kedepan dan lain. Karena bicara politik saat ini tidak tepat lagi bicara kepentingan golongan, melainkan bicara soal kepentingan rakyat. Tidak lagi hanya tataran bagi-bagi kue,\" ujarnya.
Bakhrul tidak menafikan, dalam setiap jalannya pemerintahan akan selalu muncul dua sikap politik baik yang mendukung pemerintah maupun yang berada pada kubu oposisi. Dalam hal ini kubu pemerintah yang akan berada dibawah kepemimpinan Jokowi-Maruf menurutnya tidak perlu khawatir. Sebab pada dasarnya, oposisi tidak akan muncul jika kebijakan yang ditempuh merangkul semua lapisan masyarakat.
\"Pada hakikatnya tidak akan muncul yang namanya oposisi jika yang diperjuangkan oleh pemerintah adalah benar-benar kepentingan seluruh lapisan masyarakat. Tapi kalau yang diperjuangkan adalah kepentingan golongan atau kelompok tertentu saja, maka itu yang akan membuat kubu oposisi menguat,\" pungkasnya."/>
Hiruk-pikuk sikap politik pasca putusan MK yang sekaligus menandai kemenangan pasangan Jokowi-Maruf Amin di Pilpres 2019 mendapat tanggapan miris dari pengamat politik Universitas Negeri Medan (Unimed) Bakhrul Khair Amal. Menurutnya, hiruk-pikuk politik seharusnya tidak lagi hanya pada sebatas siapa yang akan merapat ke Jokowi-Amin maupun siapa yang akan menjadi partai oposisi.
"Hiruk-pikuk soal itu hanya menunjukkan bahwa Pemilu 2019 seolah hanya milik golongan tertentu saja. Seharusnya tidak ditataran itu lagi, itu sudah lewat. Sekarang ini seharusnya berbicara bagaimana mengimplementasikan visi misi untuk melayani masyarakat," katanya
Mantan komisioner KPU Medan ini menjelaskan, narasi politik yang dibangun oleh partai politik baik dari koalisi pendukung 01 maupun koalisi pendukung 02 saat ini masih terus menerus seputar narasi yang menunjukkan adanya dua pihak yang saling berbeda. Padahal, perbedaan-perbedaan ini seharusnya tidak lagi terus-menerus menjadi konsumsi politik mengingat masanya sudah berlalu.
"Saya berfikir akan lebih konstruktif jika masing-masing mulai menunjukkan konsep ril pelayanan masyarakat. Apa target 1 tahun kedepan dan lain. Karena bicara politik saat ini tidak tepat lagi bicara kepentingan golongan, melainkan bicara soal kepentingan rakyat. Tidak lagi hanya tataran bagi-bagi kue," ujarnya.
Bakhrul tidak menafikan, dalam setiap jalannya pemerintahan akan selalu muncul dua sikap politik baik yang mendukung pemerintah maupun yang berada pada kubu oposisi. Dalam hal ini kubu pemerintah yang akan berada dibawah kepemimpinan Jokowi-Maruf menurutnya tidak perlu khawatir. Sebab pada dasarnya, oposisi tidak akan muncul jika kebijakan yang ditempuh merangkul semua lapisan masyarakat.
"Pada hakikatnya tidak akan muncul yang namanya oposisi jika yang diperjuangkan oleh pemerintah adalah benar-benar kepentingan seluruh lapisan masyarakat. Tapi kalau yang diperjuangkan adalah kepentingan golongan atau kelompok tertentu saja, maka itu yang akan membuat kubu oposisi menguat," pungkasnya.
Hiruk-pikuk sikap politik pasca putusan MK yang sekaligus menandai kemenangan pasangan Jokowi-Maruf Amin di Pilpres 2019 mendapat tanggapan miris dari pengamat politik Universitas Negeri Medan (Unimed) Bakhrul Khair Amal. Menurutnya, hiruk-pikuk politik seharusnya tidak lagi hanya pada sebatas siapa yang akan merapat ke Jokowi-Amin maupun siapa yang akan menjadi partai oposisi.
"Hiruk-pikuk soal itu hanya menunjukkan bahwa Pemilu 2019 seolah hanya milik golongan tertentu saja. Seharusnya tidak ditataran itu lagi, itu sudah lewat. Sekarang ini seharusnya berbicara bagaimana mengimplementasikan visi misi untuk melayani masyarakat," katanya
Mantan komisioner KPU Medan ini menjelaskan, narasi politik yang dibangun oleh partai politik baik dari koalisi pendukung 01 maupun koalisi pendukung 02 saat ini masih terus menerus seputar narasi yang menunjukkan adanya dua pihak yang saling berbeda. Padahal, perbedaan-perbedaan ini seharusnya tidak lagi terus-menerus menjadi konsumsi politik mengingat masanya sudah berlalu.
"Saya berfikir akan lebih konstruktif jika masing-masing mulai menunjukkan konsep ril pelayanan masyarakat. Apa target 1 tahun kedepan dan lain. Karena bicara politik saat ini tidak tepat lagi bicara kepentingan golongan, melainkan bicara soal kepentingan rakyat. Tidak lagi hanya tataran bagi-bagi kue," ujarnya.
Bakhrul tidak menafikan, dalam setiap jalannya pemerintahan akan selalu muncul dua sikap politik baik yang mendukung pemerintah maupun yang berada pada kubu oposisi. Dalam hal ini kubu pemerintah yang akan berada dibawah kepemimpinan Jokowi-Maruf menurutnya tidak perlu khawatir. Sebab pada dasarnya, oposisi tidak akan muncul jika kebijakan yang ditempuh merangkul semua lapisan masyarakat.
"Pada hakikatnya tidak akan muncul yang namanya oposisi jika yang diperjuangkan oleh pemerintah adalah benar-benar kepentingan seluruh lapisan masyarakat. Tapi kalau yang diperjuangkan adalah kepentingan golongan atau kelompok tertentu saja, maka itu yang akan membuat kubu oposisi menguat," pungkasnya.