Kelompok
Golkar Putih mengusung tema perubahan besar dengan aspek kebaruan yang
dibawa serta citra sebagai partai bersih dengan figur yang relatif
dipercaya karena integritasnya.
\"Sedangkan Golkar Hitam justru dipersepsi pragmatis, oportunis dan bisa saja bila salah langkah malah merusak Golkar,\" imbuhnya.
Persepsi
antara hitam dan putih menjelang kongres ini, tambah Hendri, adalah
sebuah hal yang memberikan arti tersendiri bagi para pendukungnya
masing-masing. Citra tersebut juga akan mempengaruhi sosok calon ketua
umum yang maju pada Munas nanti.
\"Representasi itu ada pada
kandidat Caketum yang akan maju pada Munas. Tinggal adu kuat apakah yang
hitam atau putih yang menang. Atau memang tidak ada yang hitam dan
keduanya saat ini sama-sama putih,\" ujar Hendri.
Hingga saat ini,
diketahui sudah ada dua kandidat yang menyatakan siap menjadi caketum
yakni Airlangga Hartarto dan Bambang Soesatyo. Hendri berpandangan sosok
Airlangga dekat dengan persepsi Golkar Putih karena sosok yang bersih
dan memiliki ide yang besar dalam membesarkan partai.
\"Mungkin juga karena Airlangga lebih dikenal ya, sehingga citra baik mudah terbentuk,\" ungkapnya.
Apalagi
dalam sejarah Partai Golkar, dari dahulu sampai sekarang selalu tidak
jauh dari lingkar kekuasaan. Dari kedua kandidat, yang memiliki posisi
itu hanya dimiliki Airlangga yang mendapat kepercayaan sebagai Menteri
Perindustrian dibawah kepemimpinan Joko Widodo.
\"Dan posisi itu saat ini ada bersama Pak Airlangga,\" tukasnya seperti dilansir Kantor Berita Politik RMOL.[fak] " itemprop="description"/>
Kelompok
Golkar Putih mengusung tema perubahan besar dengan aspek kebaruan yang
dibawa serta citra sebagai partai bersih dengan figur yang relatif
dipercaya karena integritasnya.
\"Sedangkan Golkar Hitam justru dipersepsi pragmatis, oportunis dan bisa saja bila salah langkah malah merusak Golkar,\" imbuhnya.
Persepsi
antara hitam dan putih menjelang kongres ini, tambah Hendri, adalah
sebuah hal yang memberikan arti tersendiri bagi para pendukungnya
masing-masing. Citra tersebut juga akan mempengaruhi sosok calon ketua
umum yang maju pada Munas nanti.
\"Representasi itu ada pada
kandidat Caketum yang akan maju pada Munas. Tinggal adu kuat apakah yang
hitam atau putih yang menang. Atau memang tidak ada yang hitam dan
keduanya saat ini sama-sama putih,\" ujar Hendri.
Hingga saat ini,
diketahui sudah ada dua kandidat yang menyatakan siap menjadi caketum
yakni Airlangga Hartarto dan Bambang Soesatyo. Hendri berpandangan sosok
Airlangga dekat dengan persepsi Golkar Putih karena sosok yang bersih
dan memiliki ide yang besar dalam membesarkan partai.
\"Mungkin juga karena Airlangga lebih dikenal ya, sehingga citra baik mudah terbentuk,\" ungkapnya.
Apalagi
dalam sejarah Partai Golkar, dari dahulu sampai sekarang selalu tidak
jauh dari lingkar kekuasaan. Dari kedua kandidat, yang memiliki posisi
itu hanya dimiliki Airlangga yang mendapat kepercayaan sebagai Menteri
Perindustrian dibawah kepemimpinan Joko Widodo.
\"Dan posisi itu saat ini ada bersama Pak Airlangga,\" tukasnya seperti dilansir Kantor Berita Politik RMOL.[fak] "/>
Kelompok
Golkar Putih mengusung tema perubahan besar dengan aspek kebaruan yang
dibawa serta citra sebagai partai bersih dengan figur yang relatif
dipercaya karena integritasnya.
\"Sedangkan Golkar Hitam justru dipersepsi pragmatis, oportunis dan bisa saja bila salah langkah malah merusak Golkar,\" imbuhnya.
Persepsi
antara hitam dan putih menjelang kongres ini, tambah Hendri, adalah
sebuah hal yang memberikan arti tersendiri bagi para pendukungnya
masing-masing. Citra tersebut juga akan mempengaruhi sosok calon ketua
umum yang maju pada Munas nanti.
\"Representasi itu ada pada
kandidat Caketum yang akan maju pada Munas. Tinggal adu kuat apakah yang
hitam atau putih yang menang. Atau memang tidak ada yang hitam dan
keduanya saat ini sama-sama putih,\" ujar Hendri.
Hingga saat ini,
diketahui sudah ada dua kandidat yang menyatakan siap menjadi caketum
yakni Airlangga Hartarto dan Bambang Soesatyo. Hendri berpandangan sosok
Airlangga dekat dengan persepsi Golkar Putih karena sosok yang bersih
dan memiliki ide yang besar dalam membesarkan partai.
\"Mungkin juga karena Airlangga lebih dikenal ya, sehingga citra baik mudah terbentuk,\" ungkapnya.
Apalagi
dalam sejarah Partai Golkar, dari dahulu sampai sekarang selalu tidak
jauh dari lingkar kekuasaan. Dari kedua kandidat, yang memiliki posisi
itu hanya dimiliki Airlangga yang mendapat kepercayaan sebagai Menteri
Perindustrian dibawah kepemimpinan Joko Widodo.
\"Dan posisi itu saat ini ada bersama Pak Airlangga,\" tukasnya seperti dilansir Kantor Berita Politik RMOL.[fak] "/>
Ada dua arus utama yang mengemuka menjelang gelaran
Musyawarah Nasional (Munas) Partai Golkar pada Desember mendatang.
Pengelompokkan terjadi dalam menunjang kerja-kerja pemenangan kandidat
calon ketua umum.
Analis politik Universitas Paramadina Hendri
Satrio mengatakan, kemunculan kelompok ini adalah gambaran dari dua kubu
yang pastinya memiliki jalan yang berbeda untuk partai beringin di masa
mendatang.
"Kalau dikelompokkan maka ada dua arus utama,
diumpamakan ada Golkar Putih dan Golkar Hitam. Persepsi hitam versus
putih ini sering muncul jelang Munas, karena kedua pemilik suara
biasanya membanding-bandingkan kandidat yang ada," ujar Hendri dalam
forum diskusi yang digelar Front Page Communication baru-baru ini.
Kelompok
Golkar Putih mengusung tema perubahan besar dengan aspek kebaruan yang
dibawa serta citra sebagai partai bersih dengan figur yang relatif
dipercaya karena integritasnya.
"Sedangkan Golkar Hitam justru dipersepsi pragmatis, oportunis dan bisa saja bila salah langkah malah merusak Golkar," imbuhnya.
Persepsi
antara hitam dan putih menjelang kongres ini, tambah Hendri, adalah
sebuah hal yang memberikan arti tersendiri bagi para pendukungnya
masing-masing. Citra tersebut juga akan mempengaruhi sosok calon ketua
umum yang maju pada Munas nanti.
"Representasi itu ada pada
kandidat Caketum yang akan maju pada Munas. Tinggal adu kuat apakah yang
hitam atau putih yang menang. Atau memang tidak ada yang hitam dan
keduanya saat ini sama-sama putih," ujar Hendri.
Hingga saat ini,
diketahui sudah ada dua kandidat yang menyatakan siap menjadi caketum
yakni Airlangga Hartarto dan Bambang Soesatyo. Hendri berpandangan sosok
Airlangga dekat dengan persepsi Golkar Putih karena sosok yang bersih
dan memiliki ide yang besar dalam membesarkan partai.
"Mungkin juga karena Airlangga lebih dikenal ya, sehingga citra baik mudah terbentuk," ungkapnya.
Apalagi
dalam sejarah Partai Golkar, dari dahulu sampai sekarang selalu tidak
jauh dari lingkar kekuasaan. Dari kedua kandidat, yang memiliki posisi
itu hanya dimiliki Airlangga yang mendapat kepercayaan sebagai Menteri
Perindustrian dibawah kepemimpinan Joko Widodo.
"Dan posisi itu saat ini ada bersama Pak Airlangga," tukasnya seperti dilansir Kantor Berita Politik RMOL.[fak]
Ada dua arus utama yang mengemuka menjelang gelaran
Musyawarah Nasional (Munas) Partai Golkar pada Desember mendatang.
Pengelompokkan terjadi dalam menunjang kerja-kerja pemenangan kandidat
calon ketua umum.
Analis politik Universitas Paramadina Hendri
Satrio mengatakan, kemunculan kelompok ini adalah gambaran dari dua kubu
yang pastinya memiliki jalan yang berbeda untuk partai beringin di masa
mendatang.
"Kalau dikelompokkan maka ada dua arus utama,
diumpamakan ada Golkar Putih dan Golkar Hitam. Persepsi hitam versus
putih ini sering muncul jelang Munas, karena kedua pemilik suara
biasanya membanding-bandingkan kandidat yang ada," ujar Hendri dalam
forum diskusi yang digelar Front Page Communication baru-baru ini.
Kelompok
Golkar Putih mengusung tema perubahan besar dengan aspek kebaruan yang
dibawa serta citra sebagai partai bersih dengan figur yang relatif
dipercaya karena integritasnya.
"Sedangkan Golkar Hitam justru dipersepsi pragmatis, oportunis dan bisa saja bila salah langkah malah merusak Golkar," imbuhnya.
Persepsi
antara hitam dan putih menjelang kongres ini, tambah Hendri, adalah
sebuah hal yang memberikan arti tersendiri bagi para pendukungnya
masing-masing. Citra tersebut juga akan mempengaruhi sosok calon ketua
umum yang maju pada Munas nanti.
"Representasi itu ada pada
kandidat Caketum yang akan maju pada Munas. Tinggal adu kuat apakah yang
hitam atau putih yang menang. Atau memang tidak ada yang hitam dan
keduanya saat ini sama-sama putih," ujar Hendri.
Hingga saat ini,
diketahui sudah ada dua kandidat yang menyatakan siap menjadi caketum
yakni Airlangga Hartarto dan Bambang Soesatyo. Hendri berpandangan sosok
Airlangga dekat dengan persepsi Golkar Putih karena sosok yang bersih
dan memiliki ide yang besar dalam membesarkan partai.
"Mungkin juga karena Airlangga lebih dikenal ya, sehingga citra baik mudah terbentuk," ungkapnya.
Apalagi
dalam sejarah Partai Golkar, dari dahulu sampai sekarang selalu tidak
jauh dari lingkar kekuasaan. Dari kedua kandidat, yang memiliki posisi
itu hanya dimiliki Airlangga yang mendapat kepercayaan sebagai Menteri
Perindustrian dibawah kepemimpinan Joko Widodo.
"Dan posisi itu saat ini ada bersama Pak Airlangga," tukasnya seperti dilansir Kantor Berita Politik RMOL.[fak]