Victor mengungkapkan bahwa dalam kartu tersebut juga terdapat barcode yang digunakan sebagai penginput data pengunsi ke perangkat lunak. Kartu ini juga dipastikan harus dibawa saat pengungsi keluar dari rumah singgah untuk masuk ke dalam database absensi kehadiran.
\"Ini juga kerjasama pengelola community house dalam hal ini dibutuhkan untuk mengontrol keberadaan dan keluar masuknya pengungsi,\" ungkapnya.
Selain mengawasi langsung keberadaan pengungsi yang tidak berada di rumah penampungan atas dugaan bekerja, menggunakan kendaraan atau tinggal di tempat lainnya. Pengelola rumah penampungan juga dapat melaporkan langsung kejadian dan pelanggaran yang melibatkan pengungsi.
\"Misalnya pertengkaran, kabur, atau tindakan kriminal lainnya,\" terang Victor.
Victor menambahkan bahwa peluncuran perangkat lunak yang berguna untuk pengawasan pengungsi dan pencarian suaka ini, diklaim baru pertama kali digagas oleh Rudenim Medan.
\"Dengan adanya perangkat lunak ini, diharapkan dapat meminimalisir pelanggaran yang dilakukan oleh pengungsi selama menanti keberangkatan ke negara ketiga,\" tambahnya." itemprop="description"/>
Victor mengungkapkan bahwa dalam kartu tersebut juga terdapat barcode yang digunakan sebagai penginput data pengunsi ke perangkat lunak. Kartu ini juga dipastikan harus dibawa saat pengungsi keluar dari rumah singgah untuk masuk ke dalam database absensi kehadiran.
\"Ini juga kerjasama pengelola community house dalam hal ini dibutuhkan untuk mengontrol keberadaan dan keluar masuknya pengungsi,\" ungkapnya.
Selain mengawasi langsung keberadaan pengungsi yang tidak berada di rumah penampungan atas dugaan bekerja, menggunakan kendaraan atau tinggal di tempat lainnya. Pengelola rumah penampungan juga dapat melaporkan langsung kejadian dan pelanggaran yang melibatkan pengungsi.
\"Misalnya pertengkaran, kabur, atau tindakan kriminal lainnya,\" terang Victor.
Victor menambahkan bahwa peluncuran perangkat lunak yang berguna untuk pengawasan pengungsi dan pencarian suaka ini, diklaim baru pertama kali digagas oleh Rudenim Medan.
\"Dengan adanya perangkat lunak ini, diharapkan dapat meminimalisir pelanggaran yang dilakukan oleh pengungsi selama menanti keberangkatan ke negara ketiga,\" tambahnya."/>
Victor mengungkapkan bahwa dalam kartu tersebut juga terdapat barcode yang digunakan sebagai penginput data pengunsi ke perangkat lunak. Kartu ini juga dipastikan harus dibawa saat pengungsi keluar dari rumah singgah untuk masuk ke dalam database absensi kehadiran.
\"Ini juga kerjasama pengelola community house dalam hal ini dibutuhkan untuk mengontrol keberadaan dan keluar masuknya pengungsi,\" ungkapnya.
Selain mengawasi langsung keberadaan pengungsi yang tidak berada di rumah penampungan atas dugaan bekerja, menggunakan kendaraan atau tinggal di tempat lainnya. Pengelola rumah penampungan juga dapat melaporkan langsung kejadian dan pelanggaran yang melibatkan pengungsi.
\"Misalnya pertengkaran, kabur, atau tindakan kriminal lainnya,\" terang Victor.
Victor menambahkan bahwa peluncuran perangkat lunak yang berguna untuk pengawasan pengungsi dan pencarian suaka ini, diklaim baru pertama kali digagas oleh Rudenim Medan.
\"Dengan adanya perangkat lunak ini, diharapkan dapat meminimalisir pelanggaran yang dilakukan oleh pengungsi selama menanti keberangkatan ke negara ketiga,\" tambahnya."/>
Pengawasan terhadap seluruh imigran pencari suaka yang saat ini tinggal sementara pada tempat-tempat penampungan kini dilakukan dengan menggunakan aplikasi berbasis android.
Kepala Rudenim Medan, Victor Manurung mengatakan bahwa E-APP berplatform operating sisten android ini merupakan inovasi baru yang akan diterapkan di Rudenim. Lewat aplikasi ini, mereka dapat menerima keluhan dan laporan pelanggaran yang diduga dilakukan para imigran pencari suaka.
"Jadi, cara kerja perangkap lunak ini melibatkan pemasukan data identitas personal dari pengungsi yang diinput dalam kartu pengenal besutan Rudenim. Kartu pengenal ini berbeda dengan kartu registrasi pengungsi yang dikeluarkan oleh UNHCR," katanya di Rudenim yang berada di Jalan Flamboyan Raya, Medan.
Victor mengungkapkan bahwa dalam kartu tersebut juga terdapat barcode yang digunakan sebagai penginput data pengunsi ke perangkat lunak. Kartu ini juga dipastikan harus dibawa saat pengungsi keluar dari rumah singgah untuk masuk ke dalam database absensi kehadiran.
"Ini juga kerjasama pengelola community house dalam hal ini dibutuhkan untuk mengontrol keberadaan dan keluar masuknya pengungsi," ungkapnya.
Selain mengawasi langsung keberadaan pengungsi yang tidak berada di rumah penampungan atas dugaan bekerja, menggunakan kendaraan atau tinggal di tempat lainnya. Pengelola rumah penampungan juga dapat melaporkan langsung kejadian dan pelanggaran yang melibatkan pengungsi.
"Misalnya pertengkaran, kabur, atau tindakan kriminal lainnya," terang Victor.
Victor menambahkan bahwa peluncuran perangkat lunak yang berguna untuk pengawasan pengungsi dan pencarian suaka ini, diklaim baru pertama kali digagas oleh Rudenim Medan.
"Dengan adanya perangkat lunak ini, diharapkan dapat meminimalisir pelanggaran yang dilakukan oleh pengungsi selama menanti keberangkatan ke negara ketiga," tambahnya.
Pengawasan terhadap seluruh imigran pencari suaka yang saat ini tinggal sementara pada tempat-tempat penampungan kini dilakukan dengan menggunakan aplikasi berbasis android.
Kepala Rudenim Medan, Victor Manurung mengatakan bahwa E-APP berplatform operating sisten android ini merupakan inovasi baru yang akan diterapkan di Rudenim. Lewat aplikasi ini, mereka dapat menerima keluhan dan laporan pelanggaran yang diduga dilakukan para imigran pencari suaka.
"Jadi, cara kerja perangkap lunak ini melibatkan pemasukan data identitas personal dari pengungsi yang diinput dalam kartu pengenal besutan Rudenim. Kartu pengenal ini berbeda dengan kartu registrasi pengungsi yang dikeluarkan oleh UNHCR," katanya di Rudenim yang berada di Jalan Flamboyan Raya, Medan.
Victor mengungkapkan bahwa dalam kartu tersebut juga terdapat barcode yang digunakan sebagai penginput data pengunsi ke perangkat lunak. Kartu ini juga dipastikan harus dibawa saat pengungsi keluar dari rumah singgah untuk masuk ke dalam database absensi kehadiran.
"Ini juga kerjasama pengelola community house dalam hal ini dibutuhkan untuk mengontrol keberadaan dan keluar masuknya pengungsi," ungkapnya.
Selain mengawasi langsung keberadaan pengungsi yang tidak berada di rumah penampungan atas dugaan bekerja, menggunakan kendaraan atau tinggal di tempat lainnya. Pengelola rumah penampungan juga dapat melaporkan langsung kejadian dan pelanggaran yang melibatkan pengungsi.
"Misalnya pertengkaran, kabur, atau tindakan kriminal lainnya," terang Victor.
Victor menambahkan bahwa peluncuran perangkat lunak yang berguna untuk pengawasan pengungsi dan pencarian suaka ini, diklaim baru pertama kali digagas oleh Rudenim Medan.
"Dengan adanya perangkat lunak ini, diharapkan dapat meminimalisir pelanggaran yang dilakukan oleh pengungsi selama menanti keberangkatan ke negara ketiga," tambahnya.