PARA akademisi dan pakar Indonesia seolah terasing dari hiruk pikuk dan gempita perdebatan dalam menyikapi lahir dan berkembangnya kajian TRANSHUMANISME.
Di sini gaung TRANSHUMANISME nyaris tak terdengar. Disini saya akan uraikan secara garis besar dasar pemikiran filosofisnya dan dampak pemikiran itu terhadap nasib spesies Homo Sapiens (manusia modern) di masa depan.
Transhumanisme lahir pada dekade yang lalu, langsung menggebrak dunia dan meraih banyak dukungan dari kaum terpelajar.
Aliran ini digadang gadang dapat mengatasi masalah masalah kemanusiaan, seperti ledakan jumlah penduduk, ketersediaan pangan yang makin menyusut, pencemaran, pemerataan layanan kesehatan, pendidikan dan sebagainya.
Dasar pemikiran nya adalah sebagai berikut:
Sepanjang riwayat kehadiran manusia di bumi sekitar 4 juta tahun lalu, manusia berada di pihak pasif, dikendalikan oleh kekuatan alam. Manusia hanya bisa pasrah menjalani proses evolusinya melalui seleksi alam, mutasi genetik secara acak, tidak terencana, dan retensi .
Sebagai produk evolusi alam yang terunggul saat ini, manusia sudah berada pada tahap mampu mengendalikan dan ikut secara aktif menentukan arah perkembangan evolusinya sendiri. Manusia tidak perlu lagi tunduk pada kekuatan seleksi alam dan mutasi genetik secara acak.
Sekarang sudah waktunya mengambil alih kendali untuk menentukan nasibnya sendiri. Jumlah penduduk bumi saat ini lebih kurang 7 miliar, sementara kapasitas sumberdaya bumi hanya cukup untuk menopang penduduk hidup layak 3 miliar saja.
Lonjakan penduduk yang pesat disebabkan karena sistem reproduksi manusia masih warisan mahluk mamalia, cenderung punya kemampuan reproduksi yang tinggi dalam rentang waktu yang lama. Kemampuan manusia untuk reproduksi pada pria 55 tahun dari usia 15 sampai 70 tahun, dan pada wanita 34 tahun dari usia 15 sampai 49 tahun.
Jika kemampuan reproduksi manusia dioptimalkan, sepasang manusia dewasa yang sehat berpotensi memiliki anak berjumlah 6 hingga 7 orang, dengan asumsi jarak kelahiran yang satu dengan yang berikutnya 5 tahun. Jika jarak kelahiran lebih singkat lagi, jumlah anak yang dilahirkan lebih banyak lagi.
Dapat dibayangkan berapa jumlah penduduk bumi dalam 3 abad mendatang?.
Setiap 2 individu dewasa akan digantikan dengan 6 atau 7 individu muda. Jika pada mamalia yang lain , kondisi ini tidak jadi masalah karena angka kematiannya juga tinggi.
Berbeda dengan manusia, kelahiran tinggi, tapi dengan perbaikan gizi, layanan kesehatan yang makin baik, ilmu pengobatan yang makin maju, angka kematian manusia rendah , sementara usia harapan hidup makin tinggi. Kondisi ini tentu tidak boleh dibiarkan.
Di sinilah manusia mulai unjuk gigi kemampuannya mengendalikan evolusi alam.
Jumlah penduduk bumi harus diturunkan menjadi 3 miliar, angka ideal daya dukung ekosistem bumi.
Cara menurunkannya bukan dengan program Keluarga Berencana, apalagi genocide (pemusnahan masal) yang jelas tidak beradab.
Transhumanisme menawarkan solusi mengurangi jumlah penduduk dengan cara memangkas durasi usia subur pada wanita dan mengurangi durasi masa potensi pria untuk membuahkan sel telur.
Setiap manusia dewasa pria dan wanita hanya punya kesempatan /kemampuan membuahkan sel telur selama 10 tahun dengan rentang usia 20-30 tahun, dan kemampuan dibuahi serta melahirkan pada wanita juga 10 tahun dengan rentang usia 20 - 30 tahun.
Teknik yang dilakukan adalah rekayasa genetik dan dimasukkan ke tubuh manusia melalui alat suntik, makanan/minuman dan obat obatan. Jika ada orang yang tidak memanfaatkan masa 10 tahun itu untuk berproduksi, maka kesempatan untuk punya anak hilang selamanya.
Dengan cara itu maka jumlah penduduk bumi secara alamiah akan berkurang. Diprediksi dalam waktu 3 sampai 4 abad ke depan, akan tercapai jumlah penduduk ideal.
Sebagai kompensasi berkurangnya kesempatan reproduksi, manusia mendapat tambahan masa hidup, melalui berbagai teknik rekayasa genetik, sehingga usia harapan hidup dapat mencapai 90 sampai 100 tahun.
Tokoh utama yang berperan penting dalam gerakan transhumanisme adalah NICK BOLSTROM, salah seorang terpandai di bumi. Dipundaknya diletakkan harapan untuk membuat bumi menjadi tempat yang nyaman untuk ditempati, khususnya untuk generasi mendatang.
Sekarang bagaimana dengan kita? Apakah akan mendukung atau menentang?.
Pilihan itu ada pada diri kita masing masing. PESAN SAYA, SEBELUM ANDA TENTUKAN SIKAP DAN POSISI, ANDA WAJIB MEMPELAJARINYA TERLEBIH DAHULU. [***]
© Copyright 2024, All Rights Reserved