Puluhan ribu ton kopi itu dikirim ke 40 negara yang didominasi oleh Amerika Serikat, Jerman, Jepang, Belgia, Kanada, Singapura, Inggris, Yordania, Taiwan, dan Australia.
Ijeck mengungkapkan, kopi merupakan komoditas tertinggi dalam jumlah frekuensi sertifikasi Phytosanitary Certificate (PC) yang diterbitkan Balai Besar Karantina Pertanian Belawan yakni sebanyak 3.422 sertifikat.
\"Besar harapan kami bahwa acara ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekaligus meyakinkan para petani kopi bahwa peluang ekspor komoditi ini masih terbuka luas dan sangat potensial dan bagi eksportir untuk dapat menjalin kemitraan bersama petani agar kualitas kopi Sumatera Utara yang disekpor menjadi lebih baik,\" kata Ijeck.
Ia menambahkan, Sumut merupakan salah saru daerah penghasil kopi Arabika dengan luas areal 89.142,09 ha dengan produksi sebesar 66.639 ton. Kopi arabika speciality Sumut telah melegenda dan diminati oleh konsumen di luar negeri.
\"Adapun indikasi kopi geografis Sumut meliputi 6 jenis yakni Kopi Arabika Sumatera Lintong, Kopi Arabika Sumatera Mandailing, Kopi Arabika Sumatera Simalungun, Kopi Arabika Sipirok, Kopi Arabika Pulau Samosir dan yang masih dalam proses indikasi yakni Kopi Arabika Tanah Karo,\" kata Ijeck. Ia menambahkan ada sembilan kabupaten meliputi Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan (Humbahas), Dairi, Karo, Toba Samosir, Simalungun, Tapanuli Selatan, dan Mandailing Natal.
Pelepasan ekspor ini adalah kegiatan kedua di Provinsi Sumatera Utara tahun 2019. Pelepasan pertama dilaksanakan terhadap komoditas kubis tujuan Malaysa yang merupakan produk unggulan holtikultura, Kamis (28/2) oleh Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi di Kabupaten Karo." itemprop="description"/>
Puluhan ribu ton kopi itu dikirim ke 40 negara yang didominasi oleh Amerika Serikat, Jerman, Jepang, Belgia, Kanada, Singapura, Inggris, Yordania, Taiwan, dan Australia.
Ijeck mengungkapkan, kopi merupakan komoditas tertinggi dalam jumlah frekuensi sertifikasi Phytosanitary Certificate (PC) yang diterbitkan Balai Besar Karantina Pertanian Belawan yakni sebanyak 3.422 sertifikat.
\"Besar harapan kami bahwa acara ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekaligus meyakinkan para petani kopi bahwa peluang ekspor komoditi ini masih terbuka luas dan sangat potensial dan bagi eksportir untuk dapat menjalin kemitraan bersama petani agar kualitas kopi Sumatera Utara yang disekpor menjadi lebih baik,\" kata Ijeck.
Ia menambahkan, Sumut merupakan salah saru daerah penghasil kopi Arabika dengan luas areal 89.142,09 ha dengan produksi sebesar 66.639 ton. Kopi arabika speciality Sumut telah melegenda dan diminati oleh konsumen di luar negeri.
\"Adapun indikasi kopi geografis Sumut meliputi 6 jenis yakni Kopi Arabika Sumatera Lintong, Kopi Arabika Sumatera Mandailing, Kopi Arabika Sumatera Simalungun, Kopi Arabika Sipirok, Kopi Arabika Pulau Samosir dan yang masih dalam proses indikasi yakni Kopi Arabika Tanah Karo,\" kata Ijeck. Ia menambahkan ada sembilan kabupaten meliputi Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan (Humbahas), Dairi, Karo, Toba Samosir, Simalungun, Tapanuli Selatan, dan Mandailing Natal.
Pelepasan ekspor ini adalah kegiatan kedua di Provinsi Sumatera Utara tahun 2019. Pelepasan pertama dilaksanakan terhadap komoditas kubis tujuan Malaysa yang merupakan produk unggulan holtikultura, Kamis (28/2) oleh Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi di Kabupaten Karo."/>
Puluhan ribu ton kopi itu dikirim ke 40 negara yang didominasi oleh Amerika Serikat, Jerman, Jepang, Belgia, Kanada, Singapura, Inggris, Yordania, Taiwan, dan Australia.
Ijeck mengungkapkan, kopi merupakan komoditas tertinggi dalam jumlah frekuensi sertifikasi Phytosanitary Certificate (PC) yang diterbitkan Balai Besar Karantina Pertanian Belawan yakni sebanyak 3.422 sertifikat.
\"Besar harapan kami bahwa acara ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekaligus meyakinkan para petani kopi bahwa peluang ekspor komoditi ini masih terbuka luas dan sangat potensial dan bagi eksportir untuk dapat menjalin kemitraan bersama petani agar kualitas kopi Sumatera Utara yang disekpor menjadi lebih baik,\" kata Ijeck.
Ia menambahkan, Sumut merupakan salah saru daerah penghasil kopi Arabika dengan luas areal 89.142,09 ha dengan produksi sebesar 66.639 ton. Kopi arabika speciality Sumut telah melegenda dan diminati oleh konsumen di luar negeri.
\"Adapun indikasi kopi geografis Sumut meliputi 6 jenis yakni Kopi Arabika Sumatera Lintong, Kopi Arabika Sumatera Mandailing, Kopi Arabika Sumatera Simalungun, Kopi Arabika Sipirok, Kopi Arabika Pulau Samosir dan yang masih dalam proses indikasi yakni Kopi Arabika Tanah Karo,\" kata Ijeck. Ia menambahkan ada sembilan kabupaten meliputi Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan (Humbahas), Dairi, Karo, Toba Samosir, Simalungun, Tapanuli Selatan, dan Mandailing Natal.
Pelepasan ekspor ini adalah kegiatan kedua di Provinsi Sumatera Utara tahun 2019. Pelepasan pertama dilaksanakan terhadap komoditas kubis tujuan Malaysa yang merupakan produk unggulan holtikultura, Kamis (28/2) oleh Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi di Kabupaten Karo."/>
Wakil Gubernur Sumatera Utara Musa Rajekshah melepas ekspor kopi sebesar 65.347,10 ton atau senilai Rp4,901 triliun milik PT Sari Makmur Tunggal Mandiri, Selasa (26/3). Pelepasan ini dilakukan dari lokasi pabrik PT Sari Makmur Tunggal Mandiri, Jalan Kompos No. 110 â€" A KM. 12 Desa Pujimulyo, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang.
Puluhan ribu ton kopi itu dikirim ke 40 negara yang didominasi oleh Amerika Serikat, Jerman, Jepang, Belgia, Kanada, Singapura, Inggris, Yordania, Taiwan, dan Australia.
Ijeck mengungkapkan, kopi merupakan komoditas tertinggi dalam jumlah frekuensi sertifikasi Phytosanitary Certificate (PC) yang diterbitkan Balai Besar Karantina Pertanian Belawan yakni sebanyak 3.422 sertifikat.
"Besar harapan kami bahwa acara ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekaligus meyakinkan para petani kopi bahwa peluang ekspor komoditi ini masih terbuka luas dan sangat potensial dan bagi eksportir untuk dapat menjalin kemitraan bersama petani agar kualitas kopi Sumatera Utara yang disekpor menjadi lebih baik," kata Ijeck.
Ia menambahkan, Sumut merupakan salah saru daerah penghasil kopi Arabika dengan luas areal 89.142,09 ha dengan produksi sebesar 66.639 ton. Kopi arabika speciality Sumut telah melegenda dan diminati oleh konsumen di luar negeri.
"Adapun indikasi kopi geografis Sumut meliputi 6 jenis yakni Kopi Arabika Sumatera Lintong, Kopi Arabika Sumatera Mandailing, Kopi Arabika Sumatera Simalungun, Kopi Arabika Sipirok, Kopi Arabika Pulau Samosir dan yang masih dalam proses indikasi yakni Kopi Arabika Tanah Karo," kata Ijeck. Ia menambahkan ada sembilan kabupaten meliputi Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan (Humbahas), Dairi, Karo, Toba Samosir, Simalungun, Tapanuli Selatan, dan Mandailing Natal.
Pelepasan ekspor ini adalah kegiatan kedua di Provinsi Sumatera Utara tahun 2019. Pelepasan pertama dilaksanakan terhadap komoditas kubis tujuan Malaysa yang merupakan produk unggulan holtikultura, Kamis (28/2) oleh Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi di Kabupaten Karo.
Wakil Gubernur Sumatera Utara Musa Rajekshah melepas ekspor kopi sebesar 65.347,10 ton atau senilai Rp4,901 triliun milik PT Sari Makmur Tunggal Mandiri, Selasa (26/3). Pelepasan ini dilakukan dari lokasi pabrik PT Sari Makmur Tunggal Mandiri, Jalan Kompos No. 110 â€" A KM. 12 Desa Pujimulyo, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang.
Puluhan ribu ton kopi itu dikirim ke 40 negara yang didominasi oleh Amerika Serikat, Jerman, Jepang, Belgia, Kanada, Singapura, Inggris, Yordania, Taiwan, dan Australia.
Ijeck mengungkapkan, kopi merupakan komoditas tertinggi dalam jumlah frekuensi sertifikasi Phytosanitary Certificate (PC) yang diterbitkan Balai Besar Karantina Pertanian Belawan yakni sebanyak 3.422 sertifikat.
"Besar harapan kami bahwa acara ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekaligus meyakinkan para petani kopi bahwa peluang ekspor komoditi ini masih terbuka luas dan sangat potensial dan bagi eksportir untuk dapat menjalin kemitraan bersama petani agar kualitas kopi Sumatera Utara yang disekpor menjadi lebih baik," kata Ijeck.
Ia menambahkan, Sumut merupakan salah saru daerah penghasil kopi Arabika dengan luas areal 89.142,09 ha dengan produksi sebesar 66.639 ton. Kopi arabika speciality Sumut telah melegenda dan diminati oleh konsumen di luar negeri.
"Adapun indikasi kopi geografis Sumut meliputi 6 jenis yakni Kopi Arabika Sumatera Lintong, Kopi Arabika Sumatera Mandailing, Kopi Arabika Sumatera Simalungun, Kopi Arabika Sipirok, Kopi Arabika Pulau Samosir dan yang masih dalam proses indikasi yakni Kopi Arabika Tanah Karo," kata Ijeck. Ia menambahkan ada sembilan kabupaten meliputi Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan (Humbahas), Dairi, Karo, Toba Samosir, Simalungun, Tapanuli Selatan, dan Mandailing Natal.
Pelepasan ekspor ini adalah kegiatan kedua di Provinsi Sumatera Utara tahun 2019. Pelepasan pertama dilaksanakan terhadap komoditas kubis tujuan Malaysa yang merupakan produk unggulan holtikultura, Kamis (28/2) oleh Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi di Kabupaten Karo.